17. Kantin bareng Yuda🐾

44 10 0
                                    

Airin keluar dari kelas yang membuat tanda tanya penghuni kelas terutama Niki. Ia cukup heran kenapa gadis itu tidak lagi selalu menghampiri Ayu biasanya terus saja menempel kepada temannya.

"Cih, mentang-mentang punya teman baru sampai lupa teman lama," cibir Niki dengan menatap sinis kepergian Airin.

Ayu menatap kepergian Airin dengan bingung. Dalam pikirannya mulai ragu bahwa apakah Airin akan benar-benar melupakannya. Ia merasa egois tidak ingin gadis itu memiliki teman selain dirinya.

"Kalau Lo mau dia masih dekat Lo lebih baik saingan sama dia dalam hal nilai," ucap Niki dengan menyeringai.

Ayu mengerutkan keningnya memangnya apa hubungannya nilai dengan kesetiaan. Namun, akhirnya ia hanya mengangguk pelan dengan ide gadis itu.

"Boleh juga lagipula saat SMP gue pernah ngalahin Airin sekali. Saat itu dia ranking 7 gue 6," ucap Ayu dengan tersenyum lebar.

Di lokasi yang lain Airin menuju perjalanan ke kelas XI IPS 5. Ia berjalan dengan tenang tanpa memperdulikan perkataan orang lain.

"Eh, tuh cewek ngapain kesini."

"Itu Airin yang katanya ngelawan dua Geng yang ditakuti bukan."

"Iya, katanya tuh cewek juga dekat sama mereka karena itu berani ngelawan."

"Katanya dia juga adik sepupu dari Tian tangan kanan Geng Zachery."

"Palingan tuh cewek cuman caper sama mereka."

Airin melirik sekilas kepada penggosip itu yang membuat mereka terkejut. Ia kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan mereka.

"Anjir! Lo lihat tuh cewek tatap kita!"

"Ia kok dilihat-lihat bikin serem, ya."

"Tatapannya tajam banget seperti ingin memangsa musuh."

Airin membuka pintu kelas XI IPS 5 dengan pelan menampakkan seorang guru juga murid-murid yang terlihat depresi menatap papan tulis. Ia masuk dengan santai lalu duduk disamping orang yang tidak terlalu dikenalnya karena dia itu hanya pengajar les.

"Pak, apa kelas ini sudah boleh istirahat?" celetuk Airin membuat semua orang takjub dibuatnya.

"Kamu siapa?! Murid darimana!"

"Khairina Putri dari kelas XI IPS 3 melaporkan bahwa sekarang sudah pukul 09.48," ucap Airin dengan tersenyum simpul.

"Jam 09.48? Ah, ternyata sudah jam istirahat. Baiklah pembelajaran hari ini bapak akhiri dulu kalau begitu bapak pamit."

Airin mengangguk pelan lalu bangkit berjalan menuju meja Yuda berada. Ia duduk didepan meja Yuda dengan tersenyum tipis. Ali dkk yang melihat itu terkejut tidak biasanya gadis itu tersenyum karena yang dirumorkan ia sangat ketus kepada cowok. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa gadis itu sangat misterius dan sifatnya tidak bisa ditebak kadang-kadang pendiam, ketus juga bengis.

"Lo nggak harus datang ke kelas gue," ucap Yuda dengan tersenyum tipis.

"Cih, kalau nggak didatengin kelas Lo nggak akan selesai bukan dan gue sia-sia nunggu di kantin," ketus Airin dengan bersedekap dada.

"Benar juga," sahut Yuda dengan mengangguk-angguk kepalanya.

"Yud, ngapain sih Lo ajak nih cewek," cibir Ali dengan menatap sinis.

"Gue yang ajak dia tadi," ucap Yuda dengan merangkul pundak Ali.

Airin berjalan ditengah-tengah mereka dengan santai. Hal itu sontak menjadi pembicaraan para penghuni sekolah karena selama ini tidak ada gadis yang dekat-dekat dengan kedua Geng itu.

[TBM] The Biggest Mistake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang