Menurut legenda, Titan sangat ditakuti oleh makhluk lainnya. Tidak heran jika Kreyya mengatakan bahwa peperangan berhenti karena kehadiran makhluk itu. Akan tetapi, tidak semua dari mereka percaya dengan apa yang diceritakan peri tersebut.
Terutama Lindan yang menyaksikan sebuah nubuat dengan mata kepala sendiri. Nubuat itu muncul pada grimoire yang ditemukannya di gua, dia tidak mempercayai ucapan si peri Kreyya. Dia hanya percaya bahwa burung garuda, sang legenda pada simbol yang terukir di buku sihir itulah yang mampu menghentikan peperangan saat itu.
Dari sini tentu terlihat jelas, para peri percaya bahwa Titan yang melakukan semua itu. Sementara itu, para kurcaci lebih mempercayai ucapan Lindan dan buku sihir yang kini sudah permanen menjadi miliknya.
Sepuluh tahun telah berlalu, pemukiman perlahan dibangun kembali. Tanpa disadari, bukit di ujung selatan ditumbuhi tanaman yang sangat jarang ditemui oleh para makhluk yang sudah lama tinggal di sana.
"Lihat, ukuran tanaman ini besar sekali," ujar kurcaci bernama Kelly.
"Belum pernah aku melihat ukuran daun sebesar ini," timpal peri bunga bernama Rous.
Banyak yang berdatangan saat berita keanehan ini mulai tersebar ke pelosok pemukiman peri dan pemukiman kurcaci. Mereka bertanya-tanya tanaman dan daun jenis apakah itu. Semua pertanyaan mereka terjawab oleh salah satu kurcaci petualang bernama Nomada.
"Dari bentuk daunnya, itu adalah daun Mint. Tapi, baru pertama kali kulihat sebesar ini ukurannya," ucap Nomada sambil mengusap-usap kepalanya.
Sontak hal itu membuat semua orang di sana menjadi hening terdiam. Masih ingat dengan kalimat dari nubuat yang ditemukan oleh tetua mereka, Lindan. Yaitu mengacu pada baris ke dua yang berbunyi "Daun Mint mengeluarkan air raksa, kayu yang tersentuh akan menua".
Perlahan mereka mundur teratur, menjauhi tumbuhan itu terutama para kurcaci yang terlahir dari batang pohon kayu di hutan. Mereka takut akan kehancuran dan kebinasaan bangsa mereka karena dasar dari elemen mereka adalah jenis dari kayu.
Ketika semua telah menjauhkan diri dari tumbuhan itu, hanya ada Lindan dan Loas yang masih menyelidiki daun mint tersebut. Mereka mengitari beberapa kali tumbuhan itu di mana batang diameternya yaitu setengah meter.
Mereka masih memikirkan teka-teki pada nubuat itu, tidak menyangka kalimat ke dua sudah terjadi yaitu tumbuhnya daun mint di habitat mereka. Yang mereka tunggu adalah kalimat setelahnya yaitu mengenai air raksa dan kayu yang menua. Apakah ini ramalan akan kehancuran bangsa kurcaci, itu pun masih menjadi misteri bagi mereka.
"Tuan, apa yang harus kita lakukan? Menebangnya?" tanya Loas seraya mencari tahu apa keputusan Lindan.
"Jangan, kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Biarkan takdir mengalir dengan apa adanya," jawab Lindan dengan bijak.
Loas merasa tidak puas dengan keputusan sang tetua, tetapi apa daya semua keputusan ada di tangan Lindan. Dia merasa bahwa seharusnya menghindari sesuatu yang akan merugikan bangsa kurcaci.
Loas adalah tipikal kurcaci yang begitu menjaga kelangsungan hidup bangsa kurcaci, dia khawatir jika tanaman daun mint itu adalah pertanda kehancuran bagi bangsanya.
Mereka berdua kembali ke pemukiman, sepanjang perjalanan Loas masih memperdebatkan keputusan Lindan tadi.
"Tuan yakin akan diam saja sementara kehancuran ada di depan mata?"
"Loas, kau tahu. Terkadang kalimat nubuat bisa berarti kebalikan. Bagaimana seandainya jika daun mint itu adalah sesuatu yang harus kita jaga?" Lindan balik bertanya agar Loas lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
"Tapi, bukankah kita pun belum mengetahui apa arti dan maksud dari semua itu."
Lindan mendengarkan ucapan Loas, mengerti apa yang dikhawatirkannya.
"Mari kita anggap kalau kita harus merawat dan menjaga kelangsungan hidup tanaman itu," ucap Lindan.
Karena merasa tidak mampu untuk mengubah keputusan Lindan, maka Loas setuju saja dengan yang menjadi keputusan sang tetua.
Matahari hampir tenggelam, cahaya senja masih menerangi bukit di mana daun mint besar itu tumbuh. Tanpa diketahui siapa pun, ketika matahari sudah berada di ufuk barat, sebuah siluet burung besar melintasi bukit itu dari utara. Menjatuhkan sebuah benih berkilauan tepat pada daun mint, artinya dua baris dari nubuat baru saja terjadi kala itu.
Sayangnya kejadian itu tidak disaksikan oleh siapa pun. Ketika hari telah gelap, semua aktifitas terhenti kecuali peri penjaga yang berpatroli pada malam hari.
Habitat mereka ini cukup luas selain meliputi hutan, lereng gunung dan bukit gunung juga termasuk kawasan mereka. Gua-gua pun salah satunya. Ada satu pemimpin tertinggi yaitu Ratu peri Lotus, yang bersemayam pada pohon beringin besar di tengah hutan.
Ratu peri memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan yang mampu mengatur serta menjaga ketentraman bangsa peri atau kurcaci. Di bawah kepemimpinannya kedua bangsa itu bisa hidup berdampingan.
"Wahai, Ratu. Izinkan hamba bertanya," pinta salah satu peri pengikut Ratu.
"Silakan, apa yang hendak kau tanyakan," ucap Ratu Peri.
"Ini mengenai grimoire yang dimiliki oleh tetua kurcaci, Lindan. Apakah Yang Mulia Ratu mengerti arti dan maksud dari ramalan itu?" tanyanya.
Sang Ratu memahami maksud dari ucapan pengikut setianya itu.
"Yang Saya ketahui adalah mengenai kehancuran, kelahiran kembali, dan keabadian."
"Lalu, apa yang harus kami perbuat pada tanaman mint itu wahai Yang Mulia?"
"Jagalah tanaman itu, mungkin kelak ada sesuatu yang bisa kita pelajari."
Setelah mendengar jawaban dari sang Ratu, mereka mematuhi apa pun yang diperintahkannya. Tanaman itu kini dirawat seperti tanaman-tanaman lainnya yang tumbuh di wilayah mereka.
Pada tahun pertama, satu daunnya meneteskan air yang sangat jernih. Ketika dikumpulkan tetesan airnya, itu membuat sebuah keajaiban. Mampu menyuburkan tanah jika disiram menggunakan air dari tetesan daun tersebut.
Setelah mengetahui hal itu, mereka semua mulai menjaga tanaman itu baik-baik. Alasannya karena tetesan daun mint tersebut sangat berguna untuk menyuburkan kebun mereka.
"Lihat, tanaman daun mint ini sangat bermanfaat untuk kita semua. Bukankah tidak ada yang perlu ditakutkan lagi," ujar seorang kurcaci pekerja bernama Ted.
Selama delapan tahun mereka merasakan nikmat dari keajaiban pohon mint itu yang kini mulai menjulang agak tinggi dan dedaunannya yang cukup besar. Akan tetapi, suatu ketika kuncup daun paling atas dari pohon itu mulai mekar.
Kuncup daun teratas yang tumbuh membuat daun bagian bawah tiba-tiba saja mengering dan tidak meneteskan lagi air. Mereka kebingungan dengan apa yang tengah terjadi pada pohon mint itu. Salah satu peri kepercayaan sang Ratu memeriksa pohon yang sudah cukup tinggi itu dari atas.
Ada sesuatu di bagian puncak daun yang masih kuncup itu, sedikit berbeda dengan bentuk daun mint lainnya, merasa heran dia mencoba memeriksa pada bagian daun itu. peri berwarna putih yang terlahir dari melati itu terkejut saat merasakan bahwa ada tanda-tanda kehidupan pada kuncup daun yang dilihatnya.
"Apakah ini pertanda sebuah kelahiran baru?" gumamnya penasaran sambil menatap tumbuhan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)
FantasyKetika menyadari bahwa kelahirannya berbeda dari bangsa kurcaci lainnya, Peter Mint merasa krisis identitas. Apalagi setelah mengetahui tiga kalimat dari nubuat yang ditemukan oleh sang tetua kurcaci, Lindan. Dalam petualangannya juga dia berhasil m...