Part 12

27 9 0
                                    

Luna masih tengah bersembunyi pagi itu, mengkhawatirkan Peter yang tertangkap oleh para prajurit tadi malam. Entah bagaimana keadaannya, dia benar-benar tidak tahu. Yang jelas raut wajahnya begitu khawatir takut terjadi apa-apa pada Peter.

Luna bersembunyi di dalam menara sekitar kastil yang tampak sepi, karena pada malam itu Luna terbang dan bersembunyi di tempat tersebut karena yakin itu adalah tempat yang jarang didatangi orang. Mengistirahatkan dirinya sejenak sambil berpikir cara menyelamatkan Peter.

Kejadian pada malam tadi yaitu ketika Peter terkena jebakan akhirnya dia tertangkap oleh para prajurit. Pagi ini dia tengah di sidang oleh sang Raja karena nekat melepaskan bangsa Elf yang telah susah payah berhasil ditangkap.

"Siapa kau sebenarnya? Manusia macam mana yang berani mempermalukan raja negeri ini, dengan bodohnya melepaskan Elf itu! Hah!" Emosi sang Raja begitu memuncak.

Dalam hal ini, mereka masih belum menyadari bahwa Peter adalah seorang kurcaci. Karena tertutup oleh jubah coklat membuat jati diri Peter masih belum disadari oleh mereka.

"Aku heran kenapa anak sekecil ini berani nekat menentang Yang Mulia Raja," kata seorang Paladin bernama Dimitri.

Tubuhnya yang besar, kekar, lengkap dengan zirah dan senjata pedangnya membuat Peter sedikit ketakutan. Dia bingung harus berbuat apa.

"Ma-maaf Yang Mulia. Aku hanya kasihan pada makhluk malang itu," ucap Peter tergagap.

Peter dengan cerdas memanfaatkan situasi karena mereka belum menyadari bahwa dirinya seorang kurcaci.

"Kau bilang apa? Maaf!? Cih, lucu sekali!" murka sang Raja.

"Bo-bolehkah ha-hamba menceritakan se-sejujurnya?" tanya Peter sedikit ketakutan.

"Baiklah, karena Aku adalah Raja Charidas ke tiga. Akan kuberi kau kesempatan untuk membela dirimu sendiri," kata sang Raja yang bernama Charidas itu.

Ingin terkesan baik dan bijak dengan membawa-bawa jabatan dia sebagai raja tidaklah membuat Peter merasa hormat pada raja tersebut.

"Te-terima kasih atas kebaikan Yang Mulia." Peter sedikit menghela napas dan berusaha mengatur kata-katanya agar tidak mencurigakan.

"Malam itu aku hanya ingin memberi si Elf beberapa makanan. Siapa sangka kekuatannya pulih dan dia bisa meloloskan diri, aku terkejut makanya aku lari tanpa arah. Hingga berakhir terkena jebakan itu, Yang Mulia," jelas Peter.

"Sungguh tindakan yang sangat bodoh!" bentak Dimitri.

Rupanya, Paladin yang bernama Dimitri inilah yang menangkap Yura saat di hutan Bornero. Wajar dia kesal karena kesempatannya untuk mendapat penghargaan menjadi rusak gara-gara seorang bocah berusia dua belas tahun itu.

"Karena kesalahanmu cukup fatal, kau harus dimasukkan ke sel tahanan," titah Raja Charidas. "bawa dan masukkan dia ke sel tahanan!"

"Baik, Yang Mulia."

Hari itu, Peter dijebloskan bersama dengan tahanan lainnya. Dia sedikit beruntung karena tidak dihukum mati. Begitu memasuki sel tahanan, Peter terheran karena ternyata para manusia itu lebih biadab.

"Bagaimana mungkin? Mereka juga manusia, kenapa diperlakukan sangat keji!" gumam Peter.

Meski Peter merasakan bahwa dirinya pernah mendapatkan ketidakadilan itu dari bangsanya sendiri, justru yang dia lihat sekarang jauh lebih mengerikan. Beberapa di antara mereka bahkan ada orang yang sudah terlihat begitu tua, sengsara, dan diperlakukan dengan buruk.

Setidaknya Peter dibebaskan meski secara halus terusir. Di negeri manusia kebebasannya justru direnggut, hanya karena menentang sang raja.

"Sepertinya kau baru dimasukkan ke tempat ini, siapa namamu?" tanya salah satu orang yang berperawakan sedikit tua, tapi badannya terlihat segar dan kuat.

Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang