Makhluk misterius ini tengah mengarahkan busur panahnya tepat pada Luna. Dia pungut anak panah yang terikat di punggungnya. Membidik dengan perlahan dan terfokus.
Dengan penuh keyakinan, pada jarak sekitar 30 meter tempatnya berdiri dia melepaskan anak panah itu. Terlihat raut senyum di wajahnya percaya bahwa target terbidik dengan tepat.
Sayangnya, Peter menyadari lebih cepat dibandingkan lesatan anak panah makhluk misterius itu.
"Awas!" Peter membantu Luna untuk menghindari lesatan sebuah anak panah.
"Apa!? Mu-mustahil! Padahal aku yakin akan mengenainya," desis makhluk itu dengan kesal.
Meski Peter berhasil menyelamatkan Luna dari ancaman, dia terluka karena anak panah itu sempat menyayat lengan kiri Peter. Mereka berdua menyapu pandangan ke seluruh arah, menyadari bahwa ada ancaman dari musuh.
"Jangan lengah, musuh mungkin masih tengah membidik kita dengan busurnya," kata Luna sambil memunggungi Peter.
"Hati-hati, Luna. Mungkin kau jadi sasarannya." Peter pun memunggungi Luna sambil waspada ke seluruh arah.
"Beri aba-aba jika anak panah melesat dan tentukan arah panah berasal," bisik Luna.
Makhluk ini bergerak dengan sangat cepat, bidikannya tepat, tentu saja makhluk ini adalah bangsa Elf. Lebih tepatnya adalah Wood Elves, bangsa mereka tinggal di dalam hutan Bornero tempat Peter dan Luna singgah. Area hutan jamur ini adalah perbatasan antara bangsa Wood Elves dan Shadow Elf.
Itulah alasan mengapa Wood Elves satu ini melepaskan anak panah pada makhluk asing, karena merasakan aura mana yang terpancar dari Luna dan dianggap sebagai musuh.
Luna dan Peter masih waspada, sedangkan musuh yang melesatkan anak panah pada mereka kini berpindah posisi. Tujuannya agar jejak tidak diketahui sekaligus mencari posisi aman untuk menembak kembali. Sekali lagi, dia mengarahkan busur panah itu pada Luna dengan jarak 35 meter.
Dengan kemampuannya, dia sudah sangat yakin akan ketepatan dan sanggup menumbangkan Luna. Begitu anak panah dilepaskan kembali, Peter dengan jelas merasakan lesatan anak panah itu dan memberi aba-aba pada Luna.
"Sekarang!" Peter memberikan aba-aba pada Luna, sesuai perintahnya.
Dengan lantang Luna merapal mantra, "Sieldho Vyator!"
Wuuussssh, dengan mantra itu Luna dan Peter dikerubungi oleh elemen angin membuat dedaunan beterbangan memutar seperti terkena tornado. Anak panah yang dilepaskan tadi langsung ikut terbawa berputar-putar dan kembali gagal untuk menancap target.
Peter dengan yakin dan jelas bahwa anak panah itu melesat dari arah kiri tepat posisi Luna berdiri. Setelah yakin, dengan gesit Luna memburu makhluk yang menyerang mereka. Tebakan Peter benar, Wood Elves itu bersembunyi di atas pohon rindang dengan bersembunyi di balik dedaunan hijau itu.
"Frizeroo Atakaa!" Luna kembali merapal mantra untuk menyerang Wood Elves yang dilihatnya.
Mantra itu berhasil mengenai target dan membuat si Wood Elves tidak bisa bergerak. Peter menyusulnya dengan berlari kecil, sedangkan Luna mendarat untuk menyambut Peter.
"Mantramu bekerja, hebat!" puji Peter.
"Makhluk misterius itu rupanya bangsa Wood Elves, Peter." Luna menjelaskan ketika telah mendarat.
Belum sempat mereka merayakan keberhasilan mereka, muncul Shadow Elf dari sisi lain. Tampilannya begitu menyeramkan, Luna merasakan mana yang cukup kuat pada makhluk yang baru saja muncul di hadapannya.
"Lari, Peter. Lari!" desis Luna.
"Kau cukup pintar untuk melumpuhkan Wood Elves itu, peri kecil." Ucapan Shadow Elf itu benar-benar membuat Luna gentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)
FantasyKetika menyadari bahwa kelahirannya berbeda dari bangsa kurcaci lainnya, Peter Mint merasa krisis identitas. Apalagi setelah mengetahui tiga kalimat dari nubuat yang ditemukan oleh sang tetua kurcaci, Lindan. Dalam petualangannya juga dia berhasil m...