Part 19

23 9 0
                                    

Hari itu mereka semua diberikan tempat tinggal oleh para petinggi The Wizard setelah melalui seleksi yang sangat ketat. Terutama kepada Vyar, karena dia hanyalah manusia biasa. Setelah melewati serangkaian tanya jawab yang begitu rumit, akhirnya Vyar bisa lolos seleksi.

Peter dan Luna masih menunggu dan harap-harap cemas tentang Vyar saat itu, mereka bersyukur ketika Vyar muncul dari bangunan besar seperti kastil, tempat para petinggi itu bertugas.

"Lama sekali sesi tanya jawabnya," kata Vyar ketika baru saja keluar dari bangunan tersebut.

"Kau lolos seleksi 'kan?" tanya Luna penasaran.

"Iya, aku lolos dan dinyatakan aman. Tenang saja," ucap Vyar tersenyum lebar.

Ketika giliran Yura, Luna lebih memilih tidak menunggu dan tidak peduli apa yang akan dilakukannya nanti. Bahkan mengajak Peter dan Vyar untuk segera menuju rumah tempat mereka tinggal.

"Lalu, bagaimana dengan Yura? Apa kau akan meninggalkannya begitu saja?" tanya Peter.

"Dia biarkan saja, aku tidak peduli kepadanya. Ayo, aku sudah penasaran seperti apa rumah tempat kita tinggal," ajak Luna.

Vyar mengangkat bahu sambil menatap Peter.

"Kurasa ada baiknya kita menurutinya saja." Cengiran khas Peter muncul lagi sembari mengajak Vyar untuk mengikuti Luna.

Vyar dan Peter pun segera menyusul Luna yang telah pergi lebih dulu. Mereka bertiga pun akhirnya tiba di kediaman mereka.

"Lumayan besar, cukup untuk kita bertiga," ucap Luna.

"Tunggu, aku rasa kita akan berempat, lihatlah ke belakang." Vyar mencolek bahu Luna.

Luna menoleh ke belakang, dia terkejut melihat Yura sudah ada di belakang mereka. Bagaimana Yura bisa secepat itu lolos seleksi yang sangat ketat.

"Bagaimana bisa kau secepat itu lolos dari seleksi?" tanya Luna dengan memicingkan matanya.

"Berhenti memasang wajah seperti itu, kau hanya terlalu membenciku karena keadaan," ucap Yura dengan datar.

Yura berjalan mendahului Luna untuk memasuki rumah besar itu. Ya, rumah besar itu adalah tempat tinggal mereka berempat sekarang.

"Kau itu menyebalkan sekali, ya!" Luna sedikit naik pitam.

"Su-sudah, hentikan. Ada baiknya jangan mengundang perhatian banyak orang, kita masih baru di sini," sergah Vyar.

Karena Vyar berkata begitu, Luna akhirnya meredam emosinya dan membiarkan Yura begitu saja. Kemudian mereka bertiga menyusul untuk memasuki kediaman mereka.

Rumah ini cukup besar, mereka berempat mendapat ruangan masing-masing. Luna memilih kamar yang terletak di ruang tengah karena dekat dengan lemari buku di sana, sedangkan Peter memilih kamar paling belakang karena terhubung langsung dengan halaman belakang rumah yang dihiasi banyak tanaman kecil. Peter menyukai kebun kecil di belakang rumah tersebut.

Sementara Vyar dan Yura memilih di lantai atas. Ada dua kamar yang tersedia di sana. Tidak ada hal spesifik bagi mereka berdua, yang terpenting adalah memiliki tempat untuk bernaung.

Hari-hari mereka pun dimulai. Peter mulai diarahkan oleh seorang guru ahli mantra untuk memperbanyak pengetahuan mengenai mantra sihir. Anggap saja Peter sekolah untuk mengasah pengetahuan mengenai ilmu sihir, dia masuk jalur istimewa karena memiliki grimoire. Ini menjadi misteri kenapa buku sihir setingkat "Grimoire" memilih seseorang yang bahkan belum terlalu mahir mengontrol mana atau menggunakan mantra sihir.

Inilah alasan Collin begitu tertarik dengan grimoire yang Luna perlihatkan, pun pada Yura yang mengaku memiliki grimoire.

Tidak seperti saat di negeri manusia, mereka tinggal begitu lama di negeri para penyihir. Ini karena kemampuan sihir Peter perlu ditempa lebih lama, Luna sendiri juga selalu belajar dengan tekun untuk menguasai sihir-sihir lainnya. Terutama sihir tingkat menengah.

"Peter, apakah kau ingin masih mencoba belajar teknik berpedang?" tanya Vyar suatu hari.

"Tentu, sudah lama aku ingin mahir bermain pedang juga. Terkadang, pelajaran sihir membuatku frustasi," kata Peter, mengakui pelajaran ilmu sihir sangat sulit baginya.

Maka, Vyar dengan senang hati mengajari Peter beberapa teknik yang telah berhasil ia pelajari dan sempurnakan juga. Peter pun akhirnya ikut melatih kekuatan fisiknya dan mempelajari teknik-teknik dasar atau menengah yang sanggup dia lakukan.

Vyar sudah cukup mahir dalam bermain pedang, tentu saja sebagai seorang pangeran yang hak atas tahta di negerinya, sudah bukan hal yang aneh jika dia harus memiliki keahlian dalam berpedang untuk membela diri.

Ada satu fakta yang tidak pernah diketahui oleh siapa pun, termasuk Vyar dan Yura bahwa Peter adalah seorang Kurcaci yang terlahir dari daun mint. Hanya Luna dan Peter sendiri yang mengetahui fakta ini.

Jika dihitung sejak pertama kali Peter meninggalkan Lembah Bukit Hijau, mereka sudah melewati enam bulan lebih. Sekarang, tinggal di negeri penyihir saja mereka menghabiskan waktu lebih lama dari itu. Artinya sudah setahun lebih mereka mengembara, Luna dan Peter juga tumbuh sejak petualangan mereka sejauh ini.

Beruntung mereka diterima di negeri penyihir, sekarang Peter memiliki kemampuan dalam menggunakan sihir merangkap juga mampu memainkan teknik pedang yang selalu diajarkan oleh Vyar. Bagi Luna, perjalanan ke negeri penyihir adalah pilihan yang terbaik. Sekarang Luna sudah cukup ahli dalam menggunakan teknik sihir tingkat menengah, sihir memanggil makhluk buatan dari empat elemen saja dia sanggup.

Kekurangan Luna hanya satu, selalu terfokus ingin memiliki sebuah "Grimoire". Biar bagaimanapun, dia menempa ilmu sihir dan berlatih keras berharap grimoire memilihnya. Hingga sampai saat ini belum ada tanda-tanda apa pun ada keajaiban grimoire menampakkan diri kepada Luna.

Suatu hari, Luna dan Peter tengah belajar bersama menggunakan sihir pelindung. Sebenarnya Luna sudah mahir menggunakan ini, hanya saja Luna ingin memperkuat kekuatan proteksinya dan Peter belajar cara menggunakannya.

"Dengar, sihir proteksi merupakan sihir untuk perlindungan dari serangan yang berdampak kecil. Caranya adalah berpikir bahwa mana yang ada di tubuhmu dirasakan untuk melindungi seluruh tubuhmu." Luna menjelaskan.

"Baiklah, akan aku coba," angguk Peter.

Luna akan mencoba melempar sihir pembeku, sedangkan Peter akan menggunakan mantra proteksi untuk mematahkan sihir pembeku yang diarahkan kepada dirinya. Berkali-kali mereka mencobanya, Peter masih belum mampu menyempurnakan sihir proteksinya itu. Akan tetapi, Luna mengatakan bahwa memang tidak mudah menggunakan sihir proteksi hanya dalam sehari, tentu memerlukan waktu lebih untuk benar-benar menguasainya.

Dalam mempelajari sihir ini, mereka berdua mengenal salah satu The Wizard yang baik dan bijak, namanya adalah Wolja. Sedari awal Wolja sangat menyukai rasa keingintahuan Luna terhadap ilmu pengetahuan terutama pengetahuan sihir. Tidak ada lagi hal yang lebih bagus selain rasa ingin tahu dengan mempelajari semua hal yang ingin diketahui oleh Luna.

Ketika Luna, Peter, dan Wolja sudah semakin akrab, akhirnya mereka mengungkapkan identitas masing-masing. Wolja dulunya lahir di negeri manusia, dalam silsilah keluarganya tidak ada ras penyihir. Akan tetapi, sebuah anugerah menghampirinya. Yaitu menyadari memiliki mana di usia 17 tahun serta mendapat grimoire di usia 28 tahun.

Peter dan Luna merasa terkejut mendengar penuturan Wolja yang rupanya sedikit berbeda dengan bangsa aslinya. Justru sekarang dia adalah salah satu The Wizard yang paling diakui dalam ilmu sihirnya. Begitu Luna berkata bahwa Peter juga merupakan Kurcaci yang istimewa, meski sedikit berbeda.

Luna menjelaskan semua hal tentang Peter, mengenai kelahirannya dan juga semua yang telah dialaminya ketika berpetualang. Tentu saja Wolja menjadi sangat perhatian pada Peter, seperti mengingat masa lalu akan dirinya sendiri.

Tanpa disadari oleh mereka, Yura sudah mulai bergerak untuk menjalankan misinya yang telah ia tunda selama tinggal bersama mereka. Dia mulai bertekad untuk segera menyelesaikan misi dan berharap mendapatkan apa yang dibutuhkannya selama ini.

Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang