Part 18

22 10 8
                                    

"Kau berteman dengan si Elf?" tanya Collin.

"A-apa, tidak. Dia bukan bagian dari kelompok kami!" jawab Luna dengan tegas.

Collin terlihat waspada ketika Yura semakin mendekat ke arahnya. Akan tetapi, Luna segera bertindak dengan mencegahnya untuk tidak mendekati mereka.

"Berhenti mendekat! Atau kau ingin aku membuat dirimu beku seperti tempo hari?" gertak Luna.

Yura langsung berhenti melangkah, biar bagaimanapun Luna adalah peri yang cukup ahli dalam menggunakan mantra sihir. Collin tetap menatap Yura dengan waspada.

"Baik, aku menuruti perkataanmu. Akan tetapi, dengar penjelasanku terlebih dahulu," pinta Yura.

"Menjelaskan apa? Pergilah, aku tidak butuh ocehanmu di sini," kata Luna.

"Aku tertarik dengan grimoire itu," ucap Yura.

"Lantas kenapa? Jangan harap aku memberikan ini padamu begitu saja." Luna menatap Yura dengan tajam.

"Tidak, tidak. Bukan itu maksudku. Aku pun memiliki grimoire sama seperti yang kau pegang," kata Yura sambil mengeluarkan grimoire dari dalam kantungnya.

"Itu benar-benar asli," sela Collin.

Hal itu membuat Luna terkejut bahwa makhluk Elf macam dia memiliki grimoire sendiri, ada sedikit rasa iri dengan mengetahui itu semua.

"Sekalipun kau memiliki itu, kau tetaplah bukan bagian dari kami. Bisa saja kau mencelakai kami dengan grimoire itu!" cecar Luna.

"Peri kecil itu benar, grimoire milikmu berjenis mana kegelapan. Sangat berbahaya. Tidak kusangka Wood Elves seperti dirimu terpilih oleh grimoire tersebut."

Yura terkejut Collin benar-benar memahami semua hal tentang grimoire ini.

"Justru itulah yang kutakutkan, wahai Tuan penyihir. Aku tidak ingin mantra sihir malah mencelakakan makhluk di sekitarku," kata Yura dengan raut muka penuh sesal.

"Luna, kupikir alangkah baiknya biarkan dia menjelaskan semua. Aku merasakan dia adalah Elf yang baik, karena mengerti bahwa melukai dengan mantra harus dijauhi," ucap Peter yang mudah sekali terbawa suasana.

"Kau jangan terlalu naif, Peter. Bagaimana kalau dia memantrai kita saat lengah? Kau bisa mati!" kata Luna.

"Tidak, aku tidak akan pernah menggunakan sihir atau apa pun itu untuk mencelakai makhluk lain. Dengar, kau hanya marah padaku karena aku tidak ikut membantumu 'kan," tepis Yura.

"Tidak kusangka kau akan mengakui itu, bodoh." Luna tersenyum kecil mendengar pengakuan Yura di hadapan teman-temannya.

"Jangan-jangan kau si Elf yang ditangkap oleh Dimitri waktu itu?" tanya Vyar.

"Bagaimana kau tahu? Apa kau salah satu dari bangsawan para manusia itu?" Yura balik bertanya.

"Bukan, dia hanya ksatria biasa. Dulu dia anak buah Dimitri yang ditugaskan di istana, tidak begitu penting," kata Luna, menyembunyikan identitas sang Pangeran.

"Kalian semua anak-anak yang istimewa. Jika benar tujuan kalian adalah permasalahan grimoire yang kalian pegang masing-masing. Maka, ikutlah kalian ke negeri kami. Para The Wizard akan membantu kalian," ucap Collin, menyilakan mereka untuk memasuki negeri para penyihir.

"Be-benarkah!?" Mata Luna berbinar-binar karena akhirnya berhasil meyakinkan Collin, si penyihir.

"Benar. Aku janji! Namaku Collin. Siapa nama kalian?" Collin pun memperkenalkan dirinya.

Mereka berempat pun memperkenalkan namanya masing-masing. Hanya saja sebelum Collin benar-benar mengajak mereka untuk mengakses masuk ke negeri para penyihir, mereka harus berjanji untuk tidak melanggar peraturan yang dibuat oleh para The Wizard.

Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang