Part 25

39 12 0
                                    

Luna merasa berat hati masih belum menemukan Peter dan Vyar, entah bagaimana nasibnya sekarang. Dalam perjalanan juga Yura mengatakan bahwa mengikuti anjuran Wolja lebih penting, ini pun untuk keselamatan banyak makhluk. Karena sebelum rencana dieksekusi, tugas Luna atau Peter adalah kembali ke Bukit Lembah Hijau lalu memberikan informasi kepada Ratu Peri mengenai aliansi dan perang melawan para hewan buas.

Karena Luna berhasil lolos dan Peter belum diketahui keberadaannya, maka dia bergegas kembali sendirian. Tanpa Peter di sisinya.

Yura kembali ke hutan Bornero dan mengumpulkan pasukan Wood Elves, sedangkan Luna akan memperingatkan Ratu Peri dan Kurcaci petarung untuk siap menghadapi peperangan dari pasukan Valkos. Wolja juga kembali ke negeri penyihir untuk mempersiapkan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Sementara Vyar akan bergabung dengan Mikato dan menaklukan kekuasaan sang ayah. Dengan begitu dirinya bisa mengambil alih semua pasukan dan militer kerajaan.

Sekarang seperti inilah keadaannya, Peter dikurung dan menjadi tawanan Valkos. Mereka terpencar dengan terpaksa agar rencana mereka setidaknya tidak benar-benar gagal.

"Kau merasa gagal?" tanya Yura saat dalam perjalanan.

"Aku masih memikirkan apakah Peter berhasil menyelamatkan diri atau tidak," jawab Luna.

"Yang terpenting adalah menyelesaikan tugas kita masing-masing. Peter akan berkata begitu juga jika dia ada bersama kita," ucap Yura berupaya menghibur Luna.

Luna hanya mengangguk, berharap Vyar tetap bersama Peter dan kembali ke kastil Xabran. Setidaknya itulah yang diharapkan Peri kuning yang merasa gagal untuk melindungi sahabat terbaiknya.

Setelah tiba di hutan Bornero, Yura berpisah dengan Luna. Karena setelah ini Luna akan langsung terbang secepat yang dia bisa menuju kampung halamannya. Berbeda dengan Wolja setelah dua hari berpindah tempat untuk menghindari serangan dari Valkos, tiba saatnya dia kembali menggunakan "Circle Spell" dan mentransfer dirinya dalam sekejap ke negeri penyihir.

Sebelum pergi, Wolja sudah menyiapkan gambar itu pada batu yang dekat dengan pintu masuk. Setelah melakukan itu dia harus mengistirahatkan tubuhnya selama tiga hari karena efek mana yang menyerap banyak stamina. Sembari mengisi kembali mana dan staminanya, Wolja memberikan saran kepada para The Wizard dan petinggi lainnya untuk melaksanakan rencana yang telah disepakati sebelumnya. Mereka menyetujui karena Wolja yang menjamin akan hal itu.

Wolja sempat berkata pada Luna, mengenai penglihatan masa depan. Jalan takdir Peter berhadapan dengan Valkos dan tidak bisa dihindari. Dia juga mengatakan apa pun keadaannya, percaya kepada Peter dan jangan goyah dengan apa yang akan terjadi nanti.

Hanya saja, Luna memiliki jalan takdirnya sendiri. Kembali ke habitatnya dan merencanakan untuk mengumpulkan semua bangsa Peri dan Kurcaci dalam sebuah rapat darurat. Untuk membantu mewujudkan cita-cita dan impian Peter.

Vyar sendiri sedang dalam perjalanan menuju kastil Xabran, bersiap menghadapi takdirnya untuk mengubah sistem pemerintahan kerajaan dengan sebuah kedamaian.

Pada hari itu, mereka menghadapi takdir mereka masing-masing. Yura berusaha mati-matian untuk meyakinkan sang ketua dengan rencana Peter untuk beraliansi dengan pasukan manusia dan pasukan dari negeri penyihir. Walau agak kurang meyakinkan pada akhirnya ketua Wood Elves mencoba mempercayai apa yang dikatakan oleh Yura.

Sementara Luna akhirnya sampai setelah tiga hari perjalanan dengan terbang dari hutan Bornero ke kampung halamannya. Di sana Ratu Peri terkejut mengapa ia hanya terbang sendirian.

"Luna, kau telah kembali? Di mana Peter?" tanya Ratu Peri.

"Yang Mulia, mohon beri aku izin untuk membuat pertemuan darurat. Sekarang," jawab Luna dengan sedikit mendesak Ratu Peri.

Tanpa bertanya-tanya, percaya dengan rencana Luna maka sang Ratu mulai mempersiapkan pertemuan darurat. Mereka semua kini berkumpul dan membiarkan Luna berbicara pada mereka semua.

"Aku telah kembali, dengan membawa sebuah pesan. Pesan penting untuk kalian semua!" kata Luna.

Dalam pidatonya itu adalah menceritakan petualangan mereka, bagaimana Peter berusaha menyelamatkan dunia dari kerusakan dan menciptakan kedamaian. Awalnya semua yang ada di pertemuan menganggap itu sebuah lelucon, bagaimana bisa seorang bocah Kurcaci memimpikan sebuah kedamaian dunia. Itu sesuatu yang mustahil.

"Menurutku itu bukan sesuatu yang mustahil, bukti bahwa dia berpetualang dan masih bertahan hidup hingga sekarang itu pertanda dia bukanlah bocah sembarangan." Lindan mulai angkat bicara.

Ucapannya itu membuat suasana terhening, jika memang benar Peter berusaha sampai sejauh itu apakah peperangan akan berhenti. Luna kemudian menambahkan bahwa menciptakan kedamaian bukan hanya di tangan Peter saja, tetapi pada diri mereka masing-masing.

"Sudah saatnya kita beraliansi dengan yang lain dan mewujudkan kedamaian yang kita impikan!" Kalimat Luna kali ini benar-benar menggugah jiwa para Kurcaci dan Peri yang hadir di sana.

Ratu Peri begitu bangga dengan perkembangan Luna. Setelah pertemuan itu mereka mulai bersiap untuk mewujudkan apa impian Peter. Bukan, lebih tepatnya impian mereka semua.

Sementara mereka berjuang dengan takdir mereka masing-masing, Peter juga akan melakukan hal yang sama dengan mencoba mengajak bicara Valkos.

"Aku ingin bertanya padamu, kenapa kau begitu menyukai peperangan? Apakah itu tidak membuatmu menjadi rugi karena banyak dari bangsamu mati dalam peperangan?" tanya Peter suatu hari.

"Kau terlalu banyak mengoceh, sudah hampir satu minggu sejak kau ditangkap. Kau selalu mengoceh dengan hal yang sama, cih!" bentak Valkos.

Peter masih tetap berusaha mengajak bicara Valkos dan ocehannya mengenai kedamaian sejati.

"Kalau begitu, biarkan aku kembali bertanya. Menurutmu apa itu kedamaian sejati?" tanya Valkos.

"Bukankah sudah kukatakan sebelumnya, kedamaian adalah bagi mereka yang mempercayai cinta dan kasih sayang. Kurasa setiap makhluk hidup memiliki itu semua," jawab Peter.

"Jadi, kau pikir aku yang sebagai makhluk buas tidak mengerti apa itu cinta dan kasih sayang?" Nada suara Valkos meninggi. "Kurcaci bodoh!"

"Tidak, aku tidak mengatakan itu. Kalau ternyata kau merasa sakit karena kau hanya ingin melindungi bangsamu atau negerimu, maka pernyataanku benar selama ini. Kau ingin kedamaian, hanya saja kau tidak percaya itu," kata Peter.

"Diamlah, kau tidak pernah merasakan bagaimana caraku melindungi mereka. Kehilangan mereka juga adalah bagian dari kedamaian itu sendiri," ucap Valkos.

"Ternyata benar, dalam hati kecilmu itu memang memiliki keingingan untuk melindungi. Bisakah kau dengar rencanaku demi mewujudkan kedamaian yang kami impikan?" Kalimat Peter ini sudah mulai merasuki hati kecil si Hydra, makhluk besar, buas, dan sombong.

Mampukah Peter meyakinkan kemarahan hati makhluk besar ini, karena sedikit demi sedikit Peter mulai merasakan apa yang dirasakan Valkos si Hydra. Berharap bicara dari hati ke hati akan meluluhkan hati nuraninya.

Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang