Part 04

56 24 4
                                    

Sejak kejadian yang dialami oleh Toga, sepertinya telah membuka problema baru bagi kehidupan si Peter kecil. Akibatnya sedikit demi sedikit bangsa kurcaci menjauhi dan mengabaikan keberadaannya karena dianggap membawa bencana.

Peter kecil tidak paham, kenapa sedikit demi sedikit makhluk disekitar terasa menjaga jarak terhadapnya. Pernah suatu kali dia hendak menolong teman sebangsanya sendiri yaitu Ve, yang kesulitan membawa beberapa peralatan untuk diberikan pada kurcaci pekerja.

Setelah menyadari bahwa Peter berada di antara mereka, tatapan mereka sangat berbeda. Bukan ucapan terima kasih, alih-alih dia diusir secara halus.

Padahal Peter merasa tidak melakukan hal apa pun yang mencelakakan mereka atau membuat mereka dalam bahaya. Lantas, kenapa teman sebangsanya sendiri terlihat takut dengan keberadaan dirinya hadir di tengah-tengah mereka.

Ketika bermain dengan usia seumurannya, kurcaci dewasa tiba-tiba memanggil mereka untuk berhenti bermain. Tanpa alasan apa pun mereka dibubarkan, Peter kembali sendirian dengan tatapan bingung.

"Kenapa? Apa salahku?" batin Peter yang saat itu duduk di bawah pohon Ek yang tinggi dan rindang suatu hari.

Dia mengangkat sedikit wajahnya, memandang ranting-ranting pohon yang ada di hadapannya dengan muka yang sedikit muram.

Tampak dari jauh, Lindan datang untuk menyapanya. Dia menyadari kegusaran hati yang dirasakan oleh Peter dari raut muka yang terpampang jelas pada wajahnya itu.

"Peter, kau sendirian saja? Tidak ikut bermain dengan kurcaci lainnya?" sapa Lindan.

"Tidak," ujar Peter menggelengkan kepalanya.

"Kau terlihat begitu sedih, apa yang terjadi?" tanya Lindan.

"Aku sendiri tidak tahu apa kesalahanku. Tapi, aku merasa bahwa mereka menghindariku." Mata Peter berkaca-kaca saat mengatakan itu pada Lindan.

Lindan mulai berpikir, bahwa ini semua pasti terjadi setelah kejadian Toga yang meninggal secara tragis di kubangan air raksa itu. Mau bagaimanapun jelas itu ada hubungannya dengan Peter. Hanya saja dia merasa ini sudah terlalu berlebihan dengan mengaitkan anak sekecil itu pada sebuah bencana besar.

"Tenang, Nak. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian," kata Lindan seraya memegang bahu kurcaci kecil yang tengah bersedih itu.

"Benarkah?" Peter mendongakkan kepala, sorot matanya menunjukkan penuh harap.

Lindan pun ikut duduk bersama di samping Peter. Untuk menghiburnya dia menceritakan sesuatu yang menakjubkan.

"Maukah kau mendengar ceritaku?" tanya Lindan.

"Mau." Peter mengangguk pelan.

"Tapi, sebelum itu. Jangan panggil aku tuan. Panggil saja aku Paman Lindan, mengerti."

"Baik, Tuan. Euh, Pa-paman maksudku," ujar Peter.

Lindan tersenyum dan mulai menceritakan sesuatu pada Peter.

"Kau pasti belum pernah mendengarnya, cerita ini begitu sangat menakjubkan."

"Hal menakjubkan, apa itu? Ceritakan, Paman." Peter tertarik untuk segera mendengarkan ceritanya.

Lindan pun menceritakan hal ajaib yang pernah terjadi.

"Saat itu, Paman melihat suatu yang sangat menakjubkan. Sebuah kehidupan baru terlahir, dari sebuah pohon ajaib yang tiba-tiba saja tumbuh."

"Memangnya, apa yang dilahirkannya?" tanya Peter penasaran.

"Yang jelas, sesuatu yang sangat istimewa. Ya, meski dia berbeda dari yang lainnya." sahut Lindan.

Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang