Kelihatannya Luna masih perlu sedikit waktu untuk membiasakan diri dengan sihir petir yang hendak ia kuasai. Sementara itu, Peter masih terjebak dalam sel tahanan bersama dengan Mikato, kenalannya yang ada di sel tahanan.
"Aku siap menceritakan siapa aku sebenarnya," kata Peter dalam ruangan rahasia itu.
"Baik, akan kudengarkan." Mikato mengangguk.
"Aku sebenarnya adalah kurcaci, berasal dari Lembah Bukit Hijau. Tepatnya ada di ujung barat jika perjalanan dari negeri ini," jelas Peter.
Mikato mendengarkan dengan teliti, setiap yang diceritakan oleh Peter. Menjelaskan mengenai Luna yang pergi bersamanya, juga menjelaskan tujuan awal ke negeri manusia, serta menyelamatkan seorang Elf yang tertangkap. Pada bagian itu Mikato memang sudah menebaknya ketika bertemu pertama kali.
"Aku sudah menjelaskan asal-usulku, sekarang jelaskan siapa Anda dan kenapa begitu ingin tahu tentang diriku?" tanya Peter.
"Baik, aku adalah seorang mantan Paladin dari negeri ini. Dulu aku pengikut setia raja sebelumnya, Raja Charidas ke dua," jawab Mikato. "mengenai dirimu, hanya penasaran saja makhluk apa dirimu."
"Baiklah. Lalu, bagaimana bisa Anda malah dijebloskan ke sel tahanan?"
"Karena raja yang sekarang memilih berperang dengan bangsa lain dan aku menolak perintahnya."
Peter tertegun ternyata masih ada ras manusia yang cinta akan kedamaian. Lantas, Mikato mulai memberitahukan rencana pemberontakan terhadap raja yang sekarang karena dinilai terlalu egois dan serakah. Dia tidak bijak sebagai raja di negeri tersebut, maka pemberontakan besar akan segera terjadi.
"Jadi, Anda melatih mereka yang ditahan untuk bisa keluar dari sini?" tanya Peter.
"Setidaknya, ketika mereka berhasil lolos dari sel. Mereka mampu menjaga diri mereka sendiri," jawab Mikato.
"Itu hebat, seandainya aku bisa mahir bermain pedang. Mungkin aku tidak akan menjadi beban bagi Luna," kata Peter.
"Kalau begitu, biar kuajari kau teknik bermain pedang." Mikato menawari Peter.
"Anda bersedia mengajariku?" tanya Peter merasa tidak percaya.
Mikato mengangguk tanda setuju, lalu mereka segera keluar dari ruangan khusus itu dan kembali berbaur bersama tahanan lainnya. Agar tidak terlalu dicurigai para penjaga yang sering berpatroli pada jam-jam tertentu mereka bertindak seperti tahanan lainnya.
Siang itu Luna masih mengasah teknik sihir petirnya. Ada perkembangan untuk saat ini, meja kayu yang ada di depannya sanggup dihancurkan dalam satu kali serang. Ini merupakan keberhasilan awal Luna dalam mempelajari sihir tingkat menengah.
"Akhirnya, aku sedikit mengerti bagaimana mantra ini bekerja," batinnya merasa senang.
Luna menutup buku pelajaran sihir itu, lalu kembali memasukkannya ke dalam kantung miliknya. Dia akan mulai bergerak malam hari agar mudah saat bersembunyi dari para manusia-manusia itu.
Kembali ke sel tahanan, di sana Peter mulai sedikit demi sedikit diajari ilmu bermain pedang oleh Mikato, sang mantan Paladin. Kemampuan dan teknik memainkan pedangnya bukanlah isapan jempol belaka. Peter begitu mengagumi seni memainkan pedang tersebut.
"Ingat, kau harus anggap pedang itu seperti bagian dari dirimu, bagian dari jiwamu, tidak terpisahkan dan membantu dirimu dalam setiap aksi-aksimu," kata Mikato sambil memperlihatkan teknik seni berpedangnya.
Peter melihat dengan jelas bagaimana sambaran-sambaran pedang dari kayu yang dimainkan oleh Mikato, benar-benar terasa hidup seolah-olah pedang itu bernyawa dan bermain sesuai irama penggunanya. Mikato mengatakan bahwa pedang bisa jadi senjata terkuat jika penggunanya benar-benar mampu memainkan teknik dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)
FantasyKetika menyadari bahwa kelahirannya berbeda dari bangsa kurcaci lainnya, Peter Mint merasa krisis identitas. Apalagi setelah mengetahui tiga kalimat dari nubuat yang ditemukan oleh sang tetua kurcaci, Lindan. Dalam petualangannya juga dia berhasil m...