Setelah menentukan hari yang tepat untuk melatih mana, Luna mengajak Peter ke sebuah tempat yang cukup mistis. Area itu berada di sisi lereng gunung yang ada di utara. Tujuannya agar Peter bisa sedikit merasakan aura sihir.
"Tempat ini memiliki aura mistis, ada energi sihir yang muncul secara alami di sini. Kau bisa memanfaatkan aura itu untuk memicu mana yang ada di dalam tubuhmu," kata Luna.
"Benarkah!?" Peter merasakan sedikit aura itu, terasa sedikit menggigil.
"Pejamkan matamu dan coba rasakan aliran energi yang ada di dalam tubuhmu," titahnya.
Peter mengikuti instruksi dari Luna, memejamkan mata lalu mencoba merasakan aura yang di maksud.
"Akan kucoba merasakannya." Mata Peter seraya terpejam.
Luna menunggu dengan sabar selagi Peter mencoba melakukan sesuai instruksinya. Akan tetapi, tidak terjadi apa pun saat itu.
"Tidak berhasil, aku masih belum mengerti bagaimana merasakan apalagi menggunakan mana yang kau maksud," ketusnya.
Luna pun bertanya, "Ini aneh. Kau benar-benar tidak merasakannya sama sekali?"
"Jika merasakan aura, itu terasa walau sedikit. Akan tetapi, untuk menggunakannya aku benar-benar tidak paham sama sekali," jawabnya.
"Ini tidak benar, apakah kita harus menemui Tuan Lindan?" gumam Luna sambil menyentuh dagunya, berpikir.
"Untuk apa?"
"Setidaknya kau harus mengetahui jenis mana apa yang sebenarnya kau miliki. Makanya, kau harus mengetahui asal-usulmu terlebih dahulu," jawab Luna.
"Asal-usulku? Bukankah semua kurcaci terlahir dari batang pohon kayu. Aku pun pasti begitu, 'kan?" Peter terheran dengan jawaban Luna tadi.
"Setidaknya, kau harus mengetahui kau terlahir dari batang pohon kayu yang mana," kata Luna.
Tanpa basa-basi lagi, mereka segera kembali ke tempat tinggal Peter. Mereka berdua berniat menemui Lindan, untuk menanyakan asal-usul Peter.
Dalam perjalanan, Peter sedikit mengoceh untuk mengetahui soal proses kelahirannya.
"Aku penasaran, bagaimana proses kelahiranku. Mungkin beliau bisa memberitahuku dari pohon mana aku terlahir," ocehnya ketika dalam perjalanan pulang.
"Kau sama sekali tidak diberitahu oleh beliau mengenai asal-usulmu, Peter?" tanya Luna.
"Tidak," jawabnya pendek.
"Teman sebangsamu bagaimana? Apa mereka pernah menceritakan sesuatu?"
"Bukankah sudah kujelaskan tempo hari, kalau mereka tidak pernah mau mendekatiku. Bahkan paman saja tidak pernah menceritakan apa pun padaku." ujar Peter.
Sebenarnya Peter pernah mendengarkan peristiwa kelahirannya sendiri, ketika di bawah pohon Ek saat masih berusia enam tahun. Hanya saja saat itu Lindan sekadar menceritakan untuk menghiburnya. Namun, Peter tidak mengetahuinya sama sekali.
Sesampainya di rumah Lindan, Peter segera memburu dan mencarinya untuk ditanyai.
"Paman, maukah menceritakan tentang kelahiranku?"
"Apa maksudmu?" Lindan keheranan karena tiba-tiba saja Peter menanyakan hal itu.
"Ayolah Paman. Ceritakan. Aku penasaran," desak Peter.
Lindan menatap Peter, lalu melempar pandangan pada si peri kuning Luna. Dia jadi penasaran kenapa mendadak anak asuhnya ini menjadi penasaran akan peristiwa kelahirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peter Mint ~Miracle of Evolution~ (Telah Terbit)
FantasyKetika menyadari bahwa kelahirannya berbeda dari bangsa kurcaci lainnya, Peter Mint merasa krisis identitas. Apalagi setelah mengetahui tiga kalimat dari nubuat yang ditemukan oleh sang tetua kurcaci, Lindan. Dalam petualangannya juga dia berhasil m...