Chapter 15

12 2 0
                                    

"Ayo bermain!" [Rey R. R.]

______

Dua pria berjas hitam itu terus berdiri setia menjaga pintu ruangan Berlian Dream Diamond disimpan. Mereka ditugaskan untuk menjaganya dan hanya membiarkan Mariam dan Gery yang dapat memasuki ruangan tersebut.

"Bicara soal Berlian, tidak aku sangka Berlian mendiang Nyonya Aries sangat indah." ujar salah satu dari mereka.

Pria berjas hitam dengan tahi lalat di pipinya menoleh kesamping merasa tertarik dengan apa yang dikatakan rekan kerjanya itu.

"Iya, kau benar. Berlian mendiang Nyonya Aries memang indah." balasnya.

"Aku mendengar rumor yang katanya mendiang Tuan Ruddy memberi Berlian itu kepada mendiang Nyonya Aries atas tanda tulus cintanya."

"Iya, kau benar. Aku pernah mendengar rumor itu beredar. Tapi, kenapa Tuan Bryan menjualnya ya?" tanyanya.

Pria berjas hitam itu memegangi dagunya memikirkan apa yang dikatakan temannya, "Aku mendengar kabar ini katanya Tuan Bryan terpaksa menjual Berlian itu untuk membayar hutang."

"Kasihan Tuan Bryan. Bisnisnya sudah bangkrut padahal keluarga Robertson itu sangat rendah hati dan ramah tapi malah diberi cobaan yang sangat berat."

Mereka berdua menganggukkan kepala mereka membenarkan apa yang dikatakan pria berjas hitam dengan tahi lalat di pipinya. Mereka merasa kasihan dengan apa yang menimpa keluarga Robertson. Terlebih lagi meninggalnya putra tunggal Robertson, Roy River Robertson dua tahun silam membawa dampak buruk bagi perusahaan.

Mereka terus berbincang, tak menyadari Ray yang sudah melancarkan aksinya. Saat sedang asik membahas keluarga Robertson, mereka tiba-tiba mendengar suara tawa dari koridor di sebelah kanan.

Merasakan ada sesuatu yang aneh, salah satu dari mereka pergi untuk mengeceknya dengan pistol yang sudah siap di tangannya.

Pria itu menempelkan punggungnya di dinding, menongolkan kepalanya sedikit untuk melihat apa yang terjadi. Pria itu mengernyitkan dahinya heran. Lorong koridor terlihat sangat sepi, tidak ada satu pun orang di sana jadi darimana suara tawa itu berasal? Tapi ada satu boneka duduk manis di lantai dengan senyum aneh yang terukir di wajahnya.

"Apa disana baik-baik saja?" tanya pria bertahi lalat yang masih menjaga pintu ruangan.

"Disini baik-baik saja hanya ada sebuah boneka." balasnya.

Pria yang berjaga di pintu ruangan menggelengkan kepalanya pelan, "Mungkin boneka itu milik salah satu anak pengunjung yang tertinggal."

"Kau benar. Apa kau ingin melihatnya?"

"Bawa saja kemari, mungkin dengan kita membuangnya di tong sampah anak itu akan kembali dan menangis meminta bonekanya kembali ahaha." ujar pria yang berjaga di pintu ruangan.

Mereka tertawa terbahak-bahak membayangkan seorang anak kecil yang menangis meminta bonekanya kembali tak menyadari keganjilan yang hadir di antara mereka berdua. Pria itu berjalan, menghampiri boneka yang terlihat sangat seram itu dan meraihnya.

Pria itu mengangkat boneka tinggi-tinggi, melihat dengan jelas apa bagusnya boneka ini sehingga ada anak kecil yang suka kepadanya. Padahal bisa dilihat dengan jelas bahwa boneka ini tidak baik untuk anak kecil, melihat wajah boneka yang sangat menyeramkan menyerupai manusia saja sudah bisa membuat anak kecil mana pun yang melihatnya akan menangis.

Pria itu terkekeh geli tapi kekehannya tak lama saat dirinya tak sengaja membaca tag name di baju kemeja yang dipakai boneka tersebut.

Dibacanya dalam hati, "Rey R. R."

The Evil Soul's Twin - [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang