Chapter 17

10 2 0
                                    

"Tidak perlu meminta maaf. Karena semua itu tidak akan bisa mengembalikan keadaan menjadi lebih baik." [Ray R. R.]

______

Vara mendongakkan kepalanya saat Ray menyuruhnya untuk membuka mulutnya menerima suapan dari Ray. Vara merasa gugup tapi dengan cepat Vara mengontrolnya agar tidak membuat sesuatu yang memalukan lagi dihadapan Ray.

Vara menerima suapan yang diberikan Ray, mengunyah makanan yang tentu saja membuat lidahnya merasa ketagihan.

"Bagaimana? Enak?" tanya Ray dengan antusias.

Vara menganggukkan kepalanya dengan semangat karena merasakan makanan di bekal Ray yang terasa sangat enak.

"Ini sangat enak sekali. Apa kau yang membuatnya?" tanya Vara.

Ray tersenyum lebar karena Vara memuji makanannya, Ray menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Vara. "Bukan. Mariam yang membuatnya."

Mendengar nama Mariam membuat raut wajah Vara berubah. Vara menundukkan kepalanya lesu dan merasa tidak semangat lagi. Entah kenapa setiap kali mendengar nama Mariam keluar dari mulut Ray membuat mood Vara buruk.

"Lagi-lagi Mariam." batin Vara kesal.

Vara berpikir mungkin Ray menyukai Mariam walaupun umur mereka terpaut sangat jauh. Atau Ray menyukai wanita dengan body sexy dan berisi seperti Mariam. Ray mengatakan itu sebagai kode kepada Vara agar Vara mengubah dirinya menjadi lebih cantik dan sexy. Itulah yang ada dipikiran Vara.

Ray menyadari hal itu. Melihat wajah Vara yang mendadak berubah menjadi lesu membuat Ray bertanya-tanya. Apakah dirinya berbuat salah? Tapi apa?

Vara tersenyum kecut dan bangkit dari duduknya berjalan meninggalkan Ray tapi sebelum itu terjadi Vara merasakan tarikan dari tangannya dan membuatnya jatuh di atas pangkuan Ray.

Vara terkejut setengah mati dan berusaha menahan napasnya saat wajah keduanya begitu dekat membuat Vara dapat melihat dengan jelas pahatan wajah tampan Ray.

Pandangan keduanya bertemu. Napas keduanya saling bertabrakan membuat Vara dapat merasakan napas hangat Ray menerpa wajahnya begitu pula sebaliknya.

Vara merasakan wajahnya yang terasa panas. Vafa yakin wajahnya ini pasti sudah semerah kepiting rebus.

"Mau kemana?" tanya Ray dingin.

Tanyan Ray terulur untuk menyentuh wajah Vara membuat Vara tegang seketika merasakan tangan besar Ray mengelus dan meraba wajahnya.

Senyuman Ray terlah hilang tergantikan dengan wajah seriusnya menanti jawaban dari Vara.

Vara memejamkan kedua matanya saat merasakan ibu jari Ray menyentuh bibirnya. Vara juga dapat merasakan hembusan napas Ray yang semakin dekat. Saat Vara membuka matanya dan benar saja sesuai dengan dugaan Vara, wajah Ray semakin dekat. Salah bergerak sedikit saja maka bibir keduanya akan menyatu.

"Jawab aku Vara. Mau kemana hm?" desis Ray penuh penekanan.

Tangan kiri Ray yang bebas memeluk pinggang ramping Vara yang sangat pas dalam pelukannya seolah-olah Tuhan menciptakannya memang khusus untuk Ray.

Vara semakin gugup saja. Mendengar pertanyaan Ray yang penuh penekanan dan nada posesif membuat Vara merasa senang. Entah kenapa, hanya saja Vara merasa tatapan tajam Ray kali ini seperti mengatakan "Kamu itu milikku."

Karena merasa sangat malu, dengan cepat Vara mendorong dada bidang Ray dan bangkit dari duduknya berlari meninggalkan Ray seorang diri.

Ray memperhatikan punggung Vara yang menghilang dari balik pintu membuatnya menghembuskan napasnya dengan kasar. Apa yang salah?

The Evil Soul's Twin - [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang