"Salah satu hobyku adalah menjahili Mariam." [Ray R. R.]
______
Seminggu sudah berlalu semenjak kejadian Ray pergi mengunjungi Ibunya dan sudah seminggu itu pula lah Ray tidak melihat batang hidung Bryan.
Entah dimana pria tua itu, Ray tidak mempedulikannya karena Ray sudah terbiasa dengan ketidakhadirannya di rumah.
Malam ini adalah malam minggu, malam dimana Ray sendirian di manshion keluarga Robertson. Mariam tidak menemaninya katanya ada urusan penting. Entah urusan penting macam apa itu yang pastinya sedikit membuat Ray merasa tertarik.
Mariam menyarankan untuk mengundang teman-teman Ray datang guna untuk menemani Ray agar tidak kesepian tapi Ray menolaknya. Jujur saja, Ray tidak ingin rumahnya ribut karena Kay dan Randa.
Ray berbaring di atas king size miliknya. Setelah makan malam dan mengerjakan semua tugasnya sampai selesai, Ray memilih untuk rebahan. Kalau biasanya anak remaja memilih untuk pacaran atau sekedar nongkrong di luar saat malam minggu, berbeda dengan Ray. Ray lebih memilih rebahan atau menonton serial kartun kesukaannya sampai pagi. Itulah kebiasaan buruk Ray.
Tapi baru saja Ray teringat sesuatu, dengan cepat Ray membuka galeri ponselnya dan melihat foto catatan kecil di kaca rias milik Mariam.
Hampir saja Ray melupakannya padahal Ray sudah mempersiapkan semuanya dari awal.
Di sana tertulis "Minggu 23 pukul 00:15 pelelangan Berlian Dream Diamond." yang artinya malam ini.
Ray tersenyum smirk, memikirkan apa yang Mariam pikirkan. Kelihatannya tidak buruk. Menganggu Mariam di malam spesialnya sepertinya sangat menyenangkan.
"Salah satu hobyku adalah menjahili Mariam." gumam Ray.
Dengan cepat Ray bangkit membuka lemari pakaiannya mencari pakaian formal yang cocok untuk tubuhnya. Setelah memilih kemeja putih dan tuxedo hitam, Ray berjalan keluar kamar.
Menuruni anak tangga dengan cepat, Ray mematikan seluruh lampu di manshion sehingga menjadi gelap gulita. Anggap saja Ray mengelabui pandangan Mariam.
Ray memerintahkan sopir pribadinya untuk membawanya pergi ke tempat tujuan. Si sopir hanya diam saja, tak membantah apa yang Ray katakan.
Setelah sampai di tempat tujuan, Ray keluar dari mobil bergaya ala CEO terkemuka di Amerika.
Ray memasuki gedung pelelangan dimana acara pelelangan terjadi. Tentu hanya orang tertentu saja yang bisa masuk, karena itulah Ray sudah mempersiapkannya sedari awal.
Wajah Ray dan wajah Bryan tidak jauh berbeda hanya saja tubuh Bryan lebih kekar ketimbang tubuh Ray tapi itu bukanlah sebuah penghalang.
Dengan mengandalkan kartu identitas milik Bryan, Ray bisa masuk dan bergabung dengan acara pelelangan. Ayahnya, Bryan memiliki banyak kartu akses keluar masuk tempat ternama karena Bryan memiliki banyak kenalan.
Satu persatu tamu telah memasuki gedung tempat pelelangan. Belasan polisi tampak berjaga-jaga di luar, sebagian lagi menyebar di dalam ruangan.
Ray duduk di kursi paling belakang, matanya tak pernah lepas dari seorang wanita dengan balutan dress sexy berwarna merah menampilkan bahunya yang mulus dengan rambut yang terurai panjang menutupinya.
Ray mengembangkan senyumannya, menambah daya karisma di dalam dirinya dengan topeng mata hitam yang dikenakannya menempel sempurna di wajah tampannya.
Creepy dollnya pun tak kalah berkarisma. Rey duduk manis di atas pangkuan Ray menanti pertunjukan selanjutnya yang akan menantinya di depan.
"Aku mengawasimu, Mariam."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Evil Soul's Twin - [On Going]
ParanormalRay adalah anak remaja yang pemalu, cenderung pasif dan sangat ramah. Tapi, Ray memiliki jiwa jahat dalam dirinya yang bernama Rey. Rey memiliki sifat bertolak belakang dengan Ray, sifatnya yang selalu ingin menjadi nomor satu dan mudah emosional se...