"Aku tidak mempermasalahkan dampaknya. Karena aku berhasil untuk merebut apa yang seharusnya menjadi milikku!" [Ray R. R.]
_____
Sebelum tidur, Ray selalu rutin meminum obat penenangnya sesuai anjuran dan resep dari Mariam. Tapi kali ini Ray tidak minum obat tidurnya karena Ray berniat untuk bergadang malam ini.
Setelah meminum obat dan mematikan lampu di kamarnya, Ray berbaring di atas king size miliknya dengan creepy doll di sampingnya. Ray meraih ponsel dan earphonenya dan mulai memakainya.
Earphone yang Ray gunakan terhubung secara otomatis dengan alat perekam suara yang Ray sembunyikan di setiap sudut rumah Mariam.
Kapan Ray melakukannya? Tentu saja saat Ray berkunjung ke rumah Mariam saat dirinya memergoki Mariam berbicara dengan pria asing di depan pintu apartemennya.
Ray membuka ponselnya dan melihat notif pesan dari Mariam. Senyuman Ray terbit setelah mendengar pembicaraan lewat earphonenya dan membaca pesan dari Mariam di ponselnya.
Perhatian kecil yang Mariam berikan lewat pesan membuat Ray merasa lebih tenang tapi semua itu runtuh seketika setelah Ray mendengar pembicaraan Mariam dengan seorang pria yang Ray yakini sebagai rekan kerja Mariam.
Mariam : Bagaimana bekal buatanku? Enak tidak? Aku membuatnya terburu-buru. Maaf kalau rasanya tidak enak.
Jari Ray bergerak dengan lincah membalas pesan dari Mariam pukul 14:30 lalu yang artinya Ray tidak membalas pesan tersebut selama 6 jam.
Ray : Bekalmu sangat enak Mariam. Aku ingin lagi jadi rajin-rajinlah membuat bekal untukku.
Ray semakin mengembangkan senyumnya saat mendengar suara Mariam lewat earphone mengatakan ada notif pesan dari Ray. Suara merdu milik Mariam yang selalu mengalun indah di telinganya selama 10 tahun lamanya.
"Tunggu sebentar! Ada notif pesan."
"Dari siapa?"
"Ini dari Ray. Dia membalas pesanku tadi."
"Kau masih berhubungan dengannya? Dengar! Aku memperingatimu untuk tidak mengambil resiko!"
"Iya aku tau itu, tapi aku tidak bisa mengabaikannya. Aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri. Dia sangat manja kepadaku."
Lama keduanya terdiam sampai Ray kembali melihat layar ponselnya. Terdapat notif balasan dari Mariam dan hal itu membuat Ray kembali tersenyum.
Mariam : Syukurlah. Aku akan membuatkannya lagi untukmu.
Ray : Aku tunggu!
Mariam : Tidurlah. Ini sudah malam. Kau sudah meminum obatmu bukan?
Ray : Tentu saja. Aku selalu rutin meminumnya.
Mariam : Anak pintar. Sekarang tidurlah.
Ray tidak membalas pesan dari Mariam dan lebih memilih melihatnya lekat-lekat dengan pikiran yang terfokus mendengar earphonenya. Ray dapat mendengar suara seorang pria yang bernada tinggi hendak mengatai dirinya.
"Anak itu gila! Dia juga sangat pintar. Mr. A. juga sudah mengatakannya kepada kita untuk tidak bertindak gegabah."
Mendengar ucapan pria asing lewat earphonenya, Ray mengernyitkan dahinya bingung. Mr. A.? Siapa itu? Ray jadi semakin penasaran. Ray tersenyum karena merasa tertarik untuk menyelidiki semuanya.
"Iya aku tau. Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku karena aku sudah lama berada disisinya. Dia hanya akan menjadi gila saat dia depresi berat. Akan ada waktunya saat Rey keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Evil Soul's Twin - [On Going]
ParanormalRay adalah anak remaja yang pemalu, cenderung pasif dan sangat ramah. Tapi, Ray memiliki jiwa jahat dalam dirinya yang bernama Rey. Rey memiliki sifat bertolak belakang dengan Ray, sifatnya yang selalu ingin menjadi nomor satu dan mudah emosional se...