"Jangan menangis, bodoh. Malu dengan tubuhmu yang besar itu." [Ray R. R.]
______
"Apa kau mencurigai psikiatermu?" Tanya Mios mengulang pertanyaan yang sama.
Ray menoleh, melihat wajah sahabat lamanya yang bahkan hampir Ray lupakan itu. Mereka berteman sedari kecil, sebelum Ray bertemu dengan Rey. Keluarga mereka juga cukup dekat.
Setiap kali Ray dibully di sekolah, Mios selalu ada untuk melindunginya. Saat Ray memutuskan untuk homeschooling, Mios juga ikut melakukannya. Bisa di bilang, kalau Ray melakukan ini maka Mios akan melakukan itu juga.
Tapi saat keluarga Mios memutuskan untuk pergi ke Rusia dan menetap di sana membuat Ray merasa kosong. Saat itulah terakhir kali mereka bertemu dan sekarang mereka bertemu kembali. Seharusnya mereka berpelukkan bagaikan seseorang yang sudah lama berpisah bukan?
Ray terkekeh geli dan kembali meneguk jusnya dengan liar. "Aku hanya ingin memastikannya saja Mios. Kau tidak perlu tau apa yang aku pikirkan. Lakukan saja apa yang aku perintahkan."
Mios tersenyum masam mendengar ujaran Ray. Dasar, anak ini seenak jidatnya saja, batin Mios.
Mios meneguk birnya, kembali menatap foto di depannya. Seorang wanita dengan balutan kemeja psikiater yang bahkan kemejanya terlihat sangat sempit. Menampakkan lekukkan tubuhnya yang tentu saja dapat membangkitkan gairah lelaki mana pun.
Tiba-tiba Ray menutup foto Mariam dengan tangannya membuat Mios menoleh ke arah Ray, mengernyitkan dahinya bingung.
"Jangan melihatnya seperti itu, kau membuatku muak sialan."
Mendengar hal itu Mios tertawa terbahak-bahak, tak mempedulikan tatapan tajam orang yang merasa terganggu dengan tawanya yang keras.
"Maksudmu, kau menyukai psikiatermu sendiri? Begitu?" Tanya Mios.
"Aku tidak menyangka, seleramu berbeda." Ejek Mios sembari mengelap cairan bening di matanya yang keluar karena tertawa terlalu keras.
Ray memukul kepala Mios membuat si empunya mengaduh kesakitan. "Kau bercanda? Jangan melawak kawan. Aku tidak menganggapnya lebih seperti itu. Dia hanya seperti Ibu kedua bagiku."
Mios menganggukkan kepalanya paham dengan apa yang Ray katakan. "Terserah kau saja. Aku harus kembali, tugasku menanti kepulanganku." Pamit Mios.
"Tugasmu yang menanti atau..."
"Tidak Ray, jangan pernah berpikir kalau aku ini pria penjahat kelamin. Catat! Aku pria lajang dan aku juga masih perjaka." Balas Mios dengan bangganya.
Ray hanya bisa menganggukkan kepalanya sembari terkekeh geli, menepuk bahu Mios pelan. Ray melihat punggung Mios yang semakin menjauh, seutas senyuman terukir kembali di bibir tipisnya.
"Dia bukan Mios yang pemarah lagi. Aku pikir sifat bodohnya itu masih ada sampai sekarang, ternyata aku salah besar." Gumam Ray.
Ray melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan yang membuatnya gerah. Tapi tiba-tiba matanya tak sengaja menangkap sesuatu. Seorang pria bertubuh kekar duduk di meja Bartender, dengan setelan jas hitam duduk memunggunginya. Tentu saja Ray mengenalinya.
Ray menghampiri pria itu, entah kenapa hati Ray tergerak untuk mendekatinya. Bagaikan sebuah magnet yang menarik Ray untuk berjalan menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
Ray memesan jus jeruk kepada Bartender membuat pria di sebelahnya menoleh kearahnya. Ray menyunggingkan senyum manisnya membuat pria itu membalas senyumannya.
"Habis berkencan dengan kucing liar di sini?" Tanyanya.
"Tidak, aku menemui teman lamaku." Jawab Ray dengan santai sembari meneguk jusnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Evil Soul's Twin - [On Going]
ParanormalRay adalah anak remaja yang pemalu, cenderung pasif dan sangat ramah. Tapi, Ray memiliki jiwa jahat dalam dirinya yang bernama Rey. Rey memiliki sifat bertolak belakang dengan Ray, sifatnya yang selalu ingin menjadi nomor satu dan mudah emosional se...