04

22.4K 4.2K 1.5K
                                    

Sayangg aku tidakk???

****

Lala mengeratkan pelukannya pada Jevan. Gadis itu begitu menikmati malam ini dengan teman-temannya. Suasana malam yang dingin tak membuatnya menggigil karna ia sudah memeluk Jevan dengan begitu erat.

"Jevan!"

"Iya sayang?"

Lala tersenyum malu. Rasanya ia begitu meleleh mendengar Jevan-- atau bahkan teman-temannya yang lain selalu memanggilnya sayang.

Tapi ia belum pernah merasakan jantung jedag jedug kesetrum seperti yang dikatakan Dino padanya. Bagaimana ya rasanya? Apakah menyenangkan?

"Gapapa, Lala cuma ngetes aja hehehe"

Jevan menggelengkan kepalanya. Pemuda itu tersenyum gemas mendengar setiap celotehan yang dikeluarkan oleh gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya ini. Tangannya mengambil tangan mungil milik Lala untuk ia masukkan ke dalam kantong jaketnya. Memastikan bahwa gadis itu tetap hangat.

Lala sendiri kini menoleh ke kanan. Menatap seorang pemuda yang ya kenali. "Kiw Mas! Sendirian aja kek jomblo."

Mars, pemuda itu menoleh ke kirinya dan mendengus keras. Bisa-bisanya ia bertemu lagi dengan gadis aneh ini.

"Ngaca ogeb!" jawabnya keras dan berlalu mendahului. Bisa darah tinggi dirinya jika dekat-dekat dengan Lala terus.

Lala sendiri hanya menggerutu pelan. Gadis itu mendongak sedikit memiringkan kepalanya menatap kaca spion sebelah kiri dari motor milik Jevan itu.

"Spion-spion siapa yang paling cantik?"

"Lala." tentu saja yang menyahut adalah Jevan.

"Siapa yang paling manis?"

"Lala." kali ini bukan Jevan. Tapi Dio yang menyahut. Pemuda itu kini menyamakan laju motornya disebelah kiri Jevan.

"Dan siapa yang paling jelek?"

"Yang pasti bukan Lala."

Lala tersenyum bangga. Sepertinya ia memang gadis paling beruntung di dunia sesat ini. Awas saja jika ada yang menirukan namanya nanti. Akan ia cari dan tidak akan ia apa-apakan.

Tak lama setelah saling bercanda, Lala menyerit saat melihat sebuah mobil dan sepertinya sengaja mendekati motor Bara yang memang berada di depan bersama temannya yang lain.

Dan ia semakin membelalak kaget ketika mobil itu dengan sengaja menabrak motor Bara hingga pemuda itu sempat oleng tapi dengan cepat di kendalikan. Gadis itu hampir saja turun dan berlari menghampiri Bara tapi tangannya sudah digenggam kuat oleh Jevan. Pemuda itu menyuruhnya tidak ikut campur karna takut berakhir seperti kejadian saat bersama Yola kala itu.

Semuanya berhenti mendadak menjadikan jalanan itu menjadi macet. Lala masih menatap dua orang dewasa itu-- salah satunya seorang wanita yang menatap Baranya dengan pandangan meremehkan sedangkan seorang Pria paruh baya hanya menatap datar.

"Pulang! Apa kamu tidak malu? Sudah menumpang-- dan sekarang melakukan hal-hal tidak jelas seperti ini? Mau mempermalukan keluarga kita?"

LISTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang