13

20.6K 4.1K 1.4K
                                    

Enak kan digantung author daripada si doi?

Satu kata untuk cerita ini👉

Jangan lupa vote dan koment setiap paragrafnya!

****

Lala tersenyum manis. Memperlihatkan mimik menggemaskannya pada delapan pemuda yang menatap dirinya begitu datar. Tak berniat untuk bersuara membuat mereka mendengus kesal.

Elang membuang nafasnya kasar. Pemuda itu bangkit dan berjalan ke tempat duduk Lala yang bersebrangan dengannya. Ngomong-ngomong saat ini mereka tengah berada di rooftof sekolah yang merupakan tempat khusus milik mereka.

Lala memejamkan matanya saat Elang mengecup pipi gembulnya pelan. Membuat decakan kesal semakin terdengar dari orang-orang yang ada disana.

Lala cengengesan. Gadis itu menengok ke samping dan menunjuk dahinya. "Elang belum cium dahi Lala."

Pemuda itu tersenyum lembut. Memberikan kecupan lama pada dahi Lala yang tertutupi poni tipis.

"SIALAN ITU KAN BAGIAN GUE BURUNG ELANG!"

Yoga. Pemuda itu berteriak tak terima. Kemudian ia bangkit dan duduk disebelah kanan Lala yang kosong. Mengusap dahi Lala berniat menghapus jejak Elang.

Elang melotot tak terima. "Lo fikir gue bawa virus?!"

"Itu lo ngaku sendiri kan?"

Sialan!

"Lala sini deh! Gue juga mau kecup kecup manjah." ujar Dino.

"Jangan mau. Ntar pipi lo gak suci lagi kalau di cium sama si setan!" kata Jevan mengejek. Adiknya kan tak boleh kotor.

"Lo gak mau minta bagian juga, Ka?" Bara bertanya pada Azka yang merokok.

Azka sendiri tak menjawab. Ia mematikan rokok miliknya dan menginjaknya begitu saja. Menatap Lala yang tak jauh darinya.

"Lala."

Lala mengerjap. "Huh?"

"Hug me."

Lala menatap Yoga disebelahnya. "Artinya peluk kan?" bisiknya dengan suara keras. Memang gila.

"Kayaknya Lalapo gak pantes deh lo kasi juara 1." kata Andra pada Dio disebelahnya. "Harusnya mah gue yak?"

Dio mendengus. "Makin rugi gue ngasi lo juara 1!"

"Lala." panggil Azka dengan tatapan datarnya. Pemuda itu belum mendapatkan energi setelah di tipu oleh gadis itu-- yang bekerja sama dengan Papa Yoga.

"Azka berdiri dulu." pemuda itu mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Pokoknya berdiri dulu!"

Azka yang kini paham maksud Lala lantas berdiri. Mengambil posisi sedikit jauh dari sofa yang ada disana dan menunggu Lala untuk datang.

Lala terkekeh malu-- lebih tepatnya pura-pura malu. Dengan sedikit berlari, gadis itu menemui Azka dan--

Hap!

LISTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang