05

23.1K 4.2K 1.4K
                                    

Nih update nih:v

****

"Hai Kak Elang."

Elang-- Pemuda itu menatap sekilas bahu kanannya yang sebelumnya di sentuh oleh adik kelasnya itu dengan tajam. Tidak ada yang berani menyentuhnya selancang ini. Karna bagaimanapun orang-orang tau wataknya yang tak suka diganggu.

"Anjing!" umpatnya pelan. Tapi suasana yang kala itu hening semenjak gadis itu menyapa Elang, membuat orang-orang mendengar umpatan yang jarang dikeluarkan oleh pemuda tampan itu.

Gadis itu tersentak. Tak menyangka akan respon kakak kelasnya yang begitu ia sukai.

"K-kak, aku--"

"Sekali lagi lo lancang-- gue pastiin lo gak akan aman disini." tekannya penuh peringatan.

Gadis itu atau bahkan semua orang yang menonton kejadian itu menatap Elang yang sudah pergi dengan tangan mengepal.

Suasana hatinya begitu buruk karna kelakuan kedua orang tuanya yang semakin menjadi, membuat pemuda dingin itu tak ingin di ganggu.

Ia hanya butuh Lala. Bukan gadis lancang yang semakin membuat suasana hatinya memburuk.

"Lala."

"Eh?" gadis mungil itu memekik kaget lantaran ia ditarik oleh pemuda yang ia tunggu-tunggu ini. Entah kemana dirinya akan dibawa, ia menurut saja.

"DIO KERJAIN PR LALA DULU YA! NANTI LALA GANTI!" teriaknya yang semakin menjauh membuat Dio mendengus. Apanya yang diganti coba? Random sekali gadis itu jika berbicara. Untung kesayangan.

BRAK!

"WOY! LALA MANA?"

Bersamaan dengan Lala yang dibawa pergi oleh Elang, Jessi datang dengan nafas terengah-engah. Gadis itu menatap sekeliling kelasnya mencari orang yang ia butuhkan.

"Gak usah teriak ogeb!" decak Dino. Pemuda itu tengah serius mengerjakan tugas yang belum ia kerjakan. Kalau bukan karna Lala, malas sekali ia membuatnya. Entah kenapa pagi ini Lala malah menjadi anak yang baik.

"Jawab tolol! Lala mana?!"

"Bersisik!"

"Berisik bego!" Andra mendengus. Mengelus kepalanya yang ditoyor oleh  Bara. Bukan hanya Dino, tapi temannya yang lain begitu fokus mengerjakan tugas yang sebelumnya tidak pernah mereka perdulikan jika bukan karna Lala yang meminta. Kecuali Dio dan Jevan tentunya.

Entah malaikat apa yang merasuki gadis itu kali ini.

Jessi menggeram kesal. "WOY BABI! ITU YOGA NGAMUK, PISAHIN TOLOL!"

****

"Ini."

"Kenapa?"

"Disini Lala."

Lala menggaruk pipi tembamnya bingung. "Iya itu bahunya kenapa Elang? Lala bingung ih."

"Gak suka."

"Gak suka apa sih?"

"Cacing."

LISTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang