10

20.5K 3.9K 866
                                    

Untuk part ini gak ada target ya. Mau ada kesibukan soalnya😂

****

Axel menatap datar para teman anaknya yang malam-malam datang berkunjung seperti anak hilang atau mungkin pengungsi? Ia merasa jengah. Terlebih lagi mereka seperti berada di dalam rumahnya sendiri. Gak ada akhlak memang.

Seperti saat ini. Tiga orang yang minim ekspresi tengah bermanja pada anak gadisnya. Axel benar-benar ingin menyeret mereka pulang. Terlebih lagi ia sadar bahwa ketiganya memiliki perasaan lebih pada putrinya.

"Nih, Yoga makannya pakai tempe. Azka pakai tahu, kalau Elang pakai ayam kecap. Ayo Aaa??"

"Kok gue cuma tempe? Ayamnya kan ada banyak tuh!" protes Yoga cepat. Ya gimana ya? Kalau ada lauk yang enak kenapa milih lauk untuk anak kost gituloh.

"Yoga gak boleh gitu. Harus bersyukur tau. Ini Lala udah berusaha adil loh."

"Pilih kasih itu ogeb." gumamnya cemberut. Selain galak pemuda itu sekarang lebih suka bermanja dengan Lala.

"Gue mau sayurnya, La." itu Azka. Pemuda itu tak masalah dikasi tahu asalkan ada sayurnya. Apalagi yang berkuah. Bad-bad begini, ia selalu jaga pola makan tau biar sehat. Apalagi di suapin Lala. Makin sehat kali ya?

"Yah sayurnya tinggal dikit. Ini sisa buat Dino aja. Dia gak Lala bolehin makan daging. Dinosaurus harus vegetarian. Iyakan?" belum diantara mereka menjawab, gadis itu sudah berteriak memanggil sang Mami yang ada didapur tak jauh dari meja makan,

"MAMI! MASAK LAGI YANG BANYAK DONG! PACAR-PACAR LALA PADA KELAPARAN INI!"

"Jangan teriak." ujar Elang. Telinganya terasa panas karna Lala duduk disebelahnya. Berbeda dengan Azka dan Yoga duduk di depan mereka.

Sebenarnya ia begitu kesal saat waktunya dengan Lala diganggu begitu saja. Terlebih lagi dua teman gilanya-- Dino dan Andra datang layaknya warga yang datang beramai-ramai karna mereka melakukan suatu hal yang salah. Padahal kan dirinya hanya memeluk Lala dengan erat tidak lebih.

"SABAR SAYANG! HARUSNYA KAMU BANTUIN MAMI MASAK INI!" teriak Clarisa membahana.

"LALA LAGI NGURUSIN BAYI-BAYI TAMPAN! MAMI KAN UDAH DIBANTUIN JEVAN SAMA DIO. UDAH LALA KASI KESEMPATAN DIBANTUIN ORANG GANTENG LOH!"

Clarisa mendengus mendengar jawaban putrinya itu. Tak ayal ia memang suka dibantu oleh dua teman Lala yang tampan-tampan ini. Tapi kan bahaya bagi jantungnya. Ia seperti kembali pada masa muda yang suka cuci mata. Kalau ketahuan Axel, bisa habis dia.

"Sayurnya cukup segini, Mi?" tanya Dio. Kalau soal masak, pemuda itu bisa. Walau tidak jago, setidaknya bukan hanya Mie Instan yang ia makan jika tengah malam tiba-tiba kelaparan.

"Cukup kok. Idaman banget sih kamu. Tapi sayangnya Mami udah nikah, gimana dong?"

Dio terkekeh canggung. Ia baru sadar bahwa Mami Clarisa juga sama gilanya dengan Lala. Apakah Bunda Lily yang merupakan Ibu Kandung Lala juga seperti ini?

Jevan berdehem. Dari tadi ia hanya sigap mengambil alat yang diperintahkan oleh Clarisa. "Sebenarnya Jevan gak bisa masak, Mi. Tapi kata Lala, Mami bakalan masak banyak kalau ada yang manis-manis. Jadi, berguna banget kan Jevan disini?"

LISTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang