Stay

161 30 19
                                    

"Hum? Apa kau bilang?"

Jiyong meminta Seungri mengulang lagi ucapannya, barangkali Jiyong salah dengar.

"Kita liburan. Jalan-jalan!" ulang Seungri.

"Untuk apa?"

Jiyong mengerutkan keningnya, dia benar tidak salah dengar dari ajakan orang yang baru dikenalnya. Seungri memutar bola matanya karena pertanyaan Jiyong.

"Ya, liburan. Cari suasana baru. Di tempat lain. Bersenang-senang. Begitu Hyung. Masa liburan saja kau tidak paham," Seungri menjelaskan panjang lebar.

"Bukan itu yang kumaksud. Tapi, kenapa kau mengajakku? Kau kan bisa mengajak yang lain."

"Aku mau liburan denganmu, Hyung. Aku penat dan butuh suasana baru," tutur Seungri.

Jiyong sempat memperhatikan Seungri lamat, sampai dia bertanya, "Lalu bagaimana dengan pekerjaanku? Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Tidak sepertimu, Ri."

Seungri menggigit pipi dalamnya, pancaran matanya terlihat kecewa. Tapi, sepertinya otak Seungri tidak bisa tinggal diam. Dia perlu cari cara lain.

"Oke, mungkin Hyung tidak bisa liburan ke mana-mana. Hm, atau aku menginap di rumahmu saja?"

Jiyong yang semula menghisap rokoknya hampir tersedak asapnya karena lagi-lagi ucapan Seungri. Kepalanya menoleh ke arah Seungri dan kembali menatap dengan tatapan bingung.

Jiyong menjawab, "Kenapa harus di rumahku? Rumahku bukan hotel!"

"Karena aku hanya ingin denganmu," jawab Seungri sekenanya.

"Eh? Kita baru saja saling kenal. Kenapa kau ingin sekali denganku?"

"Entahlah, aku merasa nyaman denganmu, Hyung. Memangnya kenapa kalau kita baru kenal?"

Jiyong mendengus, tidak paham dengan pemikiran laki-laki pemilik lingkar hitam halus di sekitar matanya. Rumahnya dianggap penginapan dan nyaman dengannya. Sungguh aneh.

"Memangnya kau tidak takut denganku?"

Seungri diam. Matanya bergulir ke sana kemari memandangi mata Jiyong. Tidak tahu apa yang di benaknya sekarang. Tapi tak lama dia malah tertawa.

"Hahaha ... Hyung, apa yang perlu aku takuti? Kau bukan orang jahat kurasa."

"Tahu dari mana?" tanya Jiyong bingung.

"Ya, kalau kau jahat mana mungkin mau menolongku. Kau juga tak mungkin biarkan aku menginap di rumahmu dua kali," jelas Seungri.

"Pemikiranmu cetek sekali. Kalau aku memang jahat bagaimana? Apa masih mau menginap di rumahku?"

"Masih!" jawab Seungri lantang.

Jiyong geleng kepala heran dengan keinginan laki-laki di sampingnya ini. Jiyong berdiri setelah selesai menghabiskan bekalnya.

"Kau mau ke mana?" tanya Seungri. Kepalanya mendongak melihat Jiyong berdiri dan membersihkan pantatnya.

"Ya, kembali bekerja. Ini sudah lewat dari jam kerjaku."

"Bagaimana dengan permintaanku?"

"Jangan berpikir yang tidak-tidak! Oh ya, terima kasih bekalnya. Ternyata kau pintar masak juga," ujar Jiyong seraya meninggalkan Seungri sendiri.

Seungri terpekur di tempatnya melihat punggung Jiyong yang semakin lama semakin mengecil. Setelahnya, Seungri tersenyum. Pikirannya bermain-main nakal di otaknya.

 Pikirannya bermain-main nakal di otaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hug and Love Me MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang