Tease

169 31 10
                                    

"Seungri?"

Jiyong hampir saja mau berteriak maling jika saja dia tidak melihat laki-laki bermata panda itu tidur di rumahnya. Sialnya, Jiyong menyadari jika Seungri sepertinya habis mabuk karena soju yang dia minum.  Tangan Jiyong baru saja akan menyentuh Seungri, tapi dia urung niat. Memilih untuk memperhatikan sebentar laki-laki itu tidur.

Yang Jiyong lihat saat ini adalah raut wajah Seungri yang terlihat damai saat itu. Tidak seperti tadi siang terakhir kali mereka bertemu. Wajahnya seperti penuh beban dan kekecewaan. Herannya Jiyong malah betah memandangi Seungri.

"Hahh, kupikir kau hanya bercanda untuk niatmu."

Setelah berucap seperti itu, Jiyong bangun dari jongkoknya. Niatnya kali ini untuk membersihkan badan. Tubuhnya terasa lengket setelah pekerjaannya sehari ini. Namun, saat akan ke kamar pribadinya kepalanya menoleh ke meja makan. Melihat sepiring nasi goreng tersuguh di meja.

"Pasti anak itu yang memasaknya," gumam Jiyong.

Jiyong pun meneruskan langkahnya ke kamar yang kemudian dia lanjut pergi ke kamar mandi. Waktunya dia pergunakan dengan baik untuk menikmati sejuknya air dari kucuran shower. Potongan ingatan dan percakapan tadi siang tiba-tiba mampir di otaknya. Tanpa sadar Jiyong menyunggingkan senyumnya mengingat karena sekarang Seungri benar-benar ada di rumahnya.

Selesai membersihkan diri, Jiyong putuskan untuk ke meja makan. Duduk tepat di depan hidangan yang tersuguh dan itu sudah dingin. Jiyong menelengkan kepalanya ke kanan, kedua alisnya terangkat dan ya, tangannya langsung mengangkat sendok makan untuk menyicipi nasi goreng kimchi buatan Seungri.

Oke, meski dingin tapi rasanya enak. Jiyong akui itu. Matanya juga sering kali melirik ke arah di mana pemuda bertubuh sedikit gempal itu tidur tanpa terganggu. Namun, gerakan mengunyahnya sedikit melambat saat terus memperhatikan Seungri. Pikiran usil timbul di benak Jiyong. Senyumnya malah tersungging lagi sekarang.

Mulutnya kembali mengunyah, tapi kali ini dengan sedikit suara mengecap. Bukan suara mengecap yang kecil, tapi lebih keras. Sebenarnya bukan khas Jiyong seperti itu. Hanya kali ini dia ingin sekali menggoda laki-laki bertubuh berisi ini sekarang. Hasilnya alis Seungri mengkerut, tidurnya seakan terusik. Dia menggeliat dan hanya bergumam tak jelas. Jiyong menahan kikikan sebentar melihat Seungri yang terganggu.

"Eungg, berisik sekali," gumamnya sambil menggaruk pipinya.

Seungri menyampingkan tubuhnya menghadap dinding, lalu tertidur lagi. Jiyong juga melanjutkan kembali makannya dengan keusilannya yang kembali dia buat-buat. Mulutnya mengecap semakin kencang, bunyi piring dan sendok yang saling beradu semakin kencang juga. Telinga Seungri semakin terusik akan kebisingan dan dia mulai kesal.

"Yakkk!! Siapa sih berisik sekali? Menggangguku sa-"

Kalimat Seungri terputus saat bola matanya telah dengan baik menangkap wujud orang yang dia kenal sedang duduk di meja makan sambil menatapnya dan tersenyum jahil.

"Ji-Jiyong Hyung?" panggilnya.

"Hum, wae?"

"Sedang apa kau di sini?" Seungri sepertinya lupa.

Jiyong bertanya balik, "Harusnya aku yang bertanya padamu, sedang apa kau di sini?"

Seungri mendudukkan dirinya dan bersandar di dinding. Mengusap wajahnya dengan telapak tangannya.

"Aku? Menunggumu pulang," jawabnya santai.

"Menungguku pulang apa perlu membawa tas sebesar itu? Apa kau habis merampok, hum?" ejek Jiyong, melanjutkan lagi memasukkan nasi goreng kimchi ke mulutnya.

Hug and Love Me MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang