Lea dan Lizzy sedang berjalan di koridor, suasana sekolah sudah mulai sepi dikarenakan sudah jam pulang.
"Besok kita camping, akhirnya bisa liburan juga." Lea berkata dengan semangat, "Udah siapin semua barang buat besok kan?"
Lizzy mengangguk, "Udah."
Tak sengaja mereka berdua berpapasan dengan Sean. Laki-laki itu terlihat sangat berantakan seperti sudah berkelahi. Terlihat dari wajahnya yang babak belur dan jalannya yang sedikit pincang.
"Sean? Kamu kenapa?" Tanya Lea. Sebenarnya Lizzy juga ingin bertanya, namun ia pura-pura tidak peduli.
"Gak papa, duluan ya." Sean pun berjalan meninggalkan mereka.
Lizzy terus saja menatap punggung Sean yang semakin menjauh dengan tatapan sendu.
"Kamu masih peduli ya sama dia?" Bisik Lea.
Dengan cepat Lizzy menggeleng, "Gak! Gak sama sekali!"
"Kasian banget dia, sampe lebam lebam gitu."
"Dia kan emang tukang tawuran." Lizzy menarik tangan Lea, "Ayo pulang!"
Datang Juan dan Travis dengan nafas yang tersenggal-senggal karena sudah berlari, "Kalian liat Sean lewat gak?" Tanya Travis dengan panik.
"Tadi dia jalan ke sana." Jawab Lea sambil menunjuk ke arah Sean tadi pergi.
"Thanks ya." Travis langsung berlari untuk menyusul.
Juan yang bersiap berlari ditahan oleh Lea, "Ada apa sih? Kalian berantem?"
"Bukan Lea, tadi Sean dikeroyok sama..." Juan melirik Lizzy, ia ragu untuk melanjutkan ucapannya.
"Sama siapa?" Lea semakin penasaran. Lizzy pun penasaran, namun ia tetap terlihat tidak peduli.
Juan menghela, "Tadi dikeroyok sama kakaknya Lizzy. Dia bawa temen-temen kampusnya, kata anak-anak yang liat sih gitu. Gue sama Travis telat bantuin Sean."
"Hah?! Kakak aku? Masa ah? Ngapain dia ngeroyok orang tiba-tiba?" Lizzy terlihat kaget karena ia tidak pernah cerita apapun pada kakaknya tentang Sean.
"Gak tau, makanya gue mau nyusulin Sean dulu. Duluan ya." Pamit Juan.
"Makasih ya bang, udah balesin sakit hati Lizzy. Gue bukan gak berani ngelawan Sean, tapi ya gak enak sama Lizzy."
Zian menepuk bahu Axel, "Iya, lagian kan Lizzy adik gue. Yakali gue biarin cowok tengil itu nyakitin Lizzy."
"Kakak!" Teriak Lizzy. Ia menghampiri kakaknya yang masih ada di parkiran sekolah.
Zian tersenyum, "Ayo pulang, gue sengaja jemput ke sekolah."
"Kakak tuh ngapain sih?! Jahat banget!" Lizzy memukul-mukul kakaknya.
"Woy woy woy, sabar de! Napa sih lo?" Zian menahan tangan Lizzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perhaps Love || Wuyis [Completed]
FanfictionSiapa sangka, seorang Sean yang tadinya cuma ngejalanin dare dari musuhnya buat macarin Lizzy malah jadi bucin parah sama si korban. Hmm, gimana ya kelanjutan cerita cinta mereka? Gassss read yeorobun ;) Perhaps love, 2023 ©Devikim30_