Part 18

357 43 4
                                    

Lizzy mengerjap-ngerjapkan matanya, ia memegang keningnya yang sudah dipasang plester.

Lea dan Juan langsung menghampiri Lizzy yang masih berbaring di ranjang klinik, "Kamu gak papa kan Liz?"

"Gak papa, cuma pusing sedikit." Lizzy bangun perlahan, "Kok bisa di klinik sih?"

"Tadi lo pingsan Liz, mana jidat lo berdarah mulu." Jawab Juan.

"Sean mana?"

"Dia ketiduran, kecapean kali. Tadi dia khawatir banget sama lo, jadi panik gak jelas." Ledek Lea menahan tawanya sambil melirik Sean yang tertidur di sofa.

Tiba-tiba datang Zian bersama Axel, "De, lo gak papa kan?" Zian duduk di samping ranjang Lizzy.

"Gak papa kak."

Zian menghampiri Sean yang tertidur dengan pulas, "Pasti gara-gara dia kan?! Gue kan udah bilang de, jauhin dia! Dia cuma bisa nyakitin lo doang!" Teriak Zian.

Sean terbangun karena sangat berisik, ia masih terdiam mengumpulkan nyawanya. 'Weh, ada apaan nih?' Batinnya.

"Kakak! Apaan sih?!" Lizzy langsung bangun menghampiri kakaknya.

Zian menarik kerah baju Sean, "Heh lo, gak kapok juga ternyata! Gue bilang jauhin ade gue!"

Akhirnya kesadaran Sean mulai terkumpul, ia menarik nafasnya perlahan, "Sorry bang, gue sayang sama ade lo."

"Kak lepasin!" Lizzy menarik tangan Zian yang menarik kerah seragam Sean, "Ini tuh bukan gara-gara Sean! Jangan salah paham!"

"Pokoknya gue gak setuju lo pacaran lagi sama dia de! Cowok baik tuh banyak, Axel contohnya." Geram Zian, "Ayo pulang!" Zian menarik tangan Lizzy dengan kuat.

"Gak mau!" Tolak Lizzy.

Sean menahan tangan Zian yang terus memaksa adiknya tersebut, "Bang! lo jangan kasar dong sama ade sendiri."

Zian malah tambah emosi, ia bersiap melayangkan tinju pada Sean, namun dengan cepat, Lizzy berdiri di depan Sean. "Pukul aja aku, kak!"

Zian langsung membuang muka, "Heran banget gue sama lo de! Cowok kek dia dipertahanin."

"Aku juga heran sama kakak! Kenapa cuma nilai seseorang itu dari kata orang?!" Lizzy beralih menatap Axel, "Kamu ngadu apa aja sama kak Zian tentang Sean?! Jahat banget!"

Axel gelisah, "Gue gak bilang yang aneh-aneh Liz, gue cuma bilang semua fakta tentang Sean."

"Udah ah, pusing ngeladenin kalian berdua!" Lizzy menarik tangan Sean. Mereka berdua keluar dari ruangan diikuti oleh Lea dan Juan yang hanya menyimak sedari tadi.

Saat ini Lizzy dan Sean sedang berada di sebuah caffe, mereka sedang menunggu pesanannya datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Lizzy dan Sean sedang berada di sebuah caffe, mereka sedang menunggu pesanannya datang.

"Maafin kakak aku ya? Dia kalo ngomong suka seenaknya, padahal jelas-jelas bukan salah kamu."

Perhaps Love || Wuyis [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang