Part 3

426 56 2
                                    

Plak!

Lizzy menampar pipi Jay dengan tangan gemetar, "Aku bilang lepas!"

"Lo berani nampar gue ya?!" Jay menjambak rambut panjang Lizzy.

Lizzy menahan rasa sakit, kenapa harus bertemu Jay di koridor kelas yang sudah sepi, "Please lepasin!" Lizzy memelas.

"Gue bakal lepasin, asal lo mau jadi pacar gue!" Paksa Jay. Jay sudah muak karena Lizzy selalu menolaknya. Tapi bagaimana bisa Lizzy menerima laki-laki sekasar Jay?

Jay semakin mendekat dan bersiap mencium Lizzy. Lizzy sekuat tenaga mendorong tubuh Jay agar laki-laki itu menjauh, namun sayang tenaganya tidak sebanding dengan Jay.

Bukk!

Jay langsung tersungkur ke lantai, ia murka karena ada yang berani memukulnya.

"S-Sean?" Panggil Lizzy pelan.

"Dasar mesum!" Sean menarik kerah baju Jay, dia meninju perut Jay hingga meringis.

"Ampun Sean!" Jay mengangkat kedua tangannya, dia tahu kalau Sean jago jika berkelahi.

"Gak ada kerjaan banget lo! Cari cewek yang mau sama lo sana!" Sean menendang Jay.

Jay menoleh ke arah Lizzy yang terdiam sambil menangis, "Heh! Urusan kita belom selesai!"

"Apaan nih ngancam?! Pergi!" Usir Sean. Akhirnya Jay pun pergi dari hadapan mereka.

Sean memperhatikan Lizzy yang terlihat sangat ketakutan. Terlihat dari badannya yang sedikit gemetar sambil menahan isak tangisnya, "Udah aman kok, lo gak papa kan?"

"G-gak papa." Lizzy menghapus air matanya, "Makasih, aku pulang duluan."

Sean menahan lengan Lizzy, "Boleh gue anterin gak? Kayanya lo masih shock gara-gara kejadian tadi."

"Tap-"

"Udah ayo! Anggap aja gue lagi balas budi sama lo. Lo tinggal ngasih tau aja arah rumahnya."

Sean menghentikan motornya di depan rumah Lizzy, "Udah sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean menghentikan motornya di depan rumah Lizzy, "Udah sampai."

Lizzy turun dari motor, "Makasih banyak ya."

"Lain kali jangan jalan sendirian, hmm atau kalo ada yang mencurigakan langsung lari. Takutnya kaya tadi, untung ada gue. Kalo gak?"

Lizzy menunduk, "Aku gak bisa bayangin."

Sean mengeluarkan 2 bungkus coklat di dalam tasnya, "Kali aja bisa memperbaiki mood lo." Ia memberikan coklatnya pada Lizzy.

Lizzy menerimanya dengan ragu, "Makasih."

"Jangan salah paham ya, itu coklat pemberian fansnya Travis yang dititipin ke gue. Ntar biar gue ganti aja. Lo lebih membutuhkan dulu." Sean terkekeh pelan.

Lizzy tersenyum, "Mau mampir dulu ke dalem?"

"Lain kali aja ya, ntar Cleo ngamuk sama lo bahaya." Sean tertawa.

Perhaps Love || Wuyis [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang