"Bunda mau nikah lagi," Yoongi yang tadinya lagi sibuk nyemilin jeruk langsung terdiam. Abis itu masukin sepotong jeruknya lagi ke mulut terus dikunyah dengan penuh penjiwaan.
"Kayak ada yang mau aja sama Buna," sahutnya santai. Yeo Bin yang denger anaknya jawab begitu langsung geplak belakang kepala Yoongi.
Plak!
Uhuk! Uhuk!
"Bilang apa kamu barusan?!" ucapnya galak.
"Hehe becanda kok, Bun," Yoongi nyengir karena takut bunda nya ngamuk.
"Buna ragu mau nerima lamaran dia apa ngga walaupun kami saling mencintai. Tapi kalo dipikir lagi buna emang butuh sesosok pendamping hidup, begitupula dengan kamu yang butuh sesosok ayah. Jadi sekarang buna mau tanya sama kamu, boleh ngga buna nikah lagi? Buna bisa nolak dia kalo emang kamu ngga restuin kami."
"Kalo emang orang itu bisa buat Buna bahagia, kenapa ngga?" ujar Yoongi sesantai mungkin.
"Yoon! Ini buna mau nikah loh. Bukan mau beli barang," bunda Yeo Bin agak kesel liat sikap anaknya yang kelewat santai itu.
"Emang Buna mau aku gimana? Nolak?"
"Ya ngga gitu juga! Tapi setidaknya beri buna alasan dong biar buna bisa putusin semua ini dengan tepat!"
"Buna cantik~. Yoongi ngga masalah kalo Buna mau nikah lagi atau pun menjanda seumur hidup," sang bunda langsung melotot galak dibalas senyum lebar sama anaknya.
"Kalo ini semua emang yang terbaik untuk kita, ya udah. Yoongi percaya kok kalo pilihan Buna udah yang paling tepat," mata perempuan satu anak itu langsung berkaca-kaca. Ngga nyangka banget sama sosok yang ada di depannya, kini udah tumbuh dewasa.
"Yoon, kenapa kamu cepet banget gedenya sih?" Yoongi cuma rolling bola matanya males waktu liat raut wajah bunda nya.
"Ya kali Yoongi kecil mulu. Emang Buna ngga kepengin liat Yoongi gandeng cewek apa?!" nah, Yeo Bin yang tadinya hampir nangis karena terharu langsung pasang ekspresi datar. Emang ya, anaknya itu ngga bisa di ajak kerjasama.
"Kamu anak siapa sih?!" kesel buna Yeo Bin.
"Arunika Yeo Bin Pramudya."
"Sabar-sabar," bunda Yeo Bin cuma bisa ngelus dada nya. Dalam hati dia agak nyesel karena sifatnya sebagian besar nurun ke anak semata wayangnya itu.
Sementara dibelahan bumi lain, duda ganteng dengan anak semata wayangnya sedang menikmati quality time dengan nonton film komedi. Karena hari ini adalah hari libur, jadi sang ayah sengaja menghabiskan waktunya dengan berleha-leha bersama sang anak.
"Juki, ambilin minum dong?" si anak dengan ngga sopannya nyuruh sang ayah buat ambil minum.
"Mulutnya!" Joong Ki yang dipanggil Juki langsung nyentil dahi anaknya.
"Ish! Jangan nyentil jidat paripurna Jimin bisa ngga sih?!" protesnya sambil ngelus dahi yang sedikit merah itu.
Ayah Joong Ki cuma pasang muka males dan langsung ninggalin anaknya buat ambil air minum. Walaupun si anak emang rada kurang ajar, gitu-gitu ayah Joong Ki tetep sayang. Jimin gemesin soalnya.
"Ayah!! Ini bebeb nya telpon nih!!" Jimin teriak-teriak setelah liat layar hp ayahnya menyala dan menampilkan panggilan telepon dari seseorang yang Joong Ki kasih tanda love.
"JANGAN DIANGKAT!" larang ayah Joong Ki yang pastinya langsung dilanggar oleh Jimin.
"HALO!" Jimin sengaja ngomong dengan suara keras supaya ayahnya denger.
"Halo? Ini siapa, ya?" suara lembut seseorang dari seberang membuat Jimin tersenyum jahil.
"Aku baby sugar nya daddy Juki, tante! Kalo tante siapa nya?!" sahutnya semangat.
"Juki?" bingungnya.
"Maksud aku, om Joong Ki. Tante simpenannya om-om pedo itu juga, ya?"
"Mulut lo minta disobek, ya?! Bunda gue bukan simpenannya daddy sugar lo!" tiba-tiba suara seorang lelaki menyambar.
Klik!
"Ih galak banget sih!" gerutu Jimin sambil mandang layar hp ayahnya yang udah mati.
"Jimin," merasa namanya dipanggil, Jimin langsung noleh dan langsung nyengir lebar.
"Aku ngga ngomong apa-apa kok! Beneran deh! Suwer!" dia berdiri dan langsung ngangkat satu tangannya membentuk huruf V.
"Duduk sini," Joong Ki menyuruh sang anak untuk duduk di sampingnya.
"Ini minum dulu," menurut, Jimin langsung minum hingga habis setengahnya dan menaruh di meja depannya.
"Ayah ngga masalah kalo kamu bertingkah barbar kayak misal manggil ayah dengan sebutan nama atau nyuruh ayah untuk ambil minum kayak tadi. Justru ayah malah seneng karena hal itu bisa bikin kita makin deket," ayah Joong Ki bilang gitu sambil ngelus kepala anaknya sayang.
"Tapi bukan berarti kamu bisa sebebas itu. Kamu harus tau batasannya, apa yang boleh dan ngga boleh kamu lakuin. Kamu harus tau itu, ngerti?" Jimin nunduk sambil bergumam maaf.
"Tadi ayah udah larang kamu buat angkat telpon. Terus kenapa kamu langgar hm?"
"Aku penasaran aja sama orang yang katanya mau jadi bunda aku. Jadinya aku angkat deh," sahut Jimin lesu.
"Ngomong apa kamu sama calon bundamu?"
"Aku bilang kalo aku baby sugarnya Ayah hehehe," ayah Joong Ki cuma bisa buang napasnya. Anaknya ini emang kelewat barbar ternyata.
"Tapi, Ayah. Tadi aku sempet denger suara laki-laki. Apa jangan-jangan calon bunda aku selingkuh dari Ayah, ya?" sang ayah mengernyit bingung.
"Dia bilang gini, 'mulut lo minta disobek, ya?! Bunda gue bukan simpenannya daddy sugar lo!' kayak gitu, Yah. Galak banget ish!"
"Owh, mungkin dia calon abang kamu," Jimin sontak melotot ngga percaya.
"Anaknya Bunda itu preman?" tanya Jimin polos.
"Ayah bakal kenalin kalian kapan-kapan." Joong Ki tersenyum tipis sambil ngusak rambut lebat anaknya.
Cerita baru lagi guys🤧🤧Sebelumnya gimana kabar kalian? Aku harap baik-baik aja.
Gapapa lah ya utangnya nambah. Aku masih belum mood sama cerita yang lainnya. Tapi aku bakal pastiin semua ceritaku tamat kok. Semoga kalian suka ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Akur? ✔️
Fanfiction[YOONMIN BROTHERSHIP] Kapan Akur series 2 Ngga ada hubungannya sama series 1 ya....