Chapter 15

2.3K 316 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Cieee yang nanti bakal tidur di sofa," ledek Jimin sambil jalan lewatin ayah Joon Ki yang lagi sibuk sama laptopnya.

"Kayak ada suara tapi kok ngga ada orangnya, ya?" ujar ayah Joong Ki dengan mata yang menatap ke arah lain.

"Ngga heran sih. Udah bangkotan jadi maklum kalo ngga liat," sahut si adek.

"Dasar anak setan!" dengus sang ayah.

"Iya, bapak setan," balas Jimin.

"Lah, iya. Berarti ayah setan juga dong?!"

"Nah pinter."

Jimin duduk di sebelah ayah Joong Ki yang kembali sibuk dengan pekerjaannya. Ngga biasanya si ayah bawa pulang kerjaan ke rumah.

"Kerjaan Ayah belum selesai?" tanya Jimin sambil melirik tumpukan kertas di meja.

"Belum. Lagi lumayan banyak karena Ayah dapet proyek besar," jawab sang ayah.

"Berarti Ayah bakal lembur dong?"

"Mungkin. Emang kenapa?"

"Bunda ngga marah kalo Ayah lembur?"

"Ngga kok. Ayah udah bilang ke bunda."

"Ayah," panggil Jimin pelan.

"Hm?" si ayah berdehem.

"Ayah bahagia nikah sama bunda Yeo Bin?"

Ayah Joong Ki menaruh laptopnya di meja dan beralih menghadap sang anak. Dia tersenyum tipis sambil memandangi muka polos Jimin yang natap dia penuh dengan rasa penasaran.

"Kalo ayah ngga bahagia, ayah ngga mungkin bertahan sampe sejauh ini, Refan," ayah Joong Ki menatap sang anak.

"Sebelum ayah mutusin buat nikah sama bunda Yeo Bin, ayah akuin kalo ada rasa ragu dalam hati ayah."

"Ayah udah punya kamu dan bunda juga udah punya Yoongi. Ngga mudah untuk meyakinkan diri kami masing-masing untuk mengambil langkah yang lebih serius."

"And see, tapi sekarang ayah bahagia. Keputusan ayah buat nikah lagi ternyata bukan hal yang salah. Kamu juga bahagia, 'kan?" jelasnya.

Jimin menatap ayahnya sebentar dan bersandar di sofa dengan mata terpejam.

"Aku ngga bahagia."


Deg!


Seketika ayah Joong Ki langsung terkejut mendengar pernyataan sang anak. Untuk beberapa detik dia ngrasa jantungnya mau copot. Jimin ngelirik ayahnya yang mendadak tegang.

"Jim-"

"Cielah, si tua kayak lagi nahan berak aja. Panas dingin, ya?" potong Jimin dengan nada ngledek.

Kapan Akur? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang