Sekedar mengingatkan:
Tanda (+) untuk membedakan tokoh yang berasal dari masa depan (berlaku untuk Naruto, Sasuke dan Sarada).3rd POV
"Ada diantara kalian yang ingin mencoba menjelaskan apa yang terjadi pada Hinata" Naruto melihat sekali lagi ke arah Sarada(+) dan Himawari. Karena salah satu dari keduanya adalah Uzumaki maka Naruto lebih fokus pada putrinya itu.
"Himawari?" Gadis yang bernama bunga matahari itu hanya terdiam sambil menggigit bibir bawahnya. Setelah beberapa saat akhirnya dia menatap ke wajah Naruto sambil mempertimbangkan kata yang tepat untuk menjelaskan semuanya.
"Himawari" ujar Naruto sekali lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas.
Kata-kata yang tersusun rapi di benak putrinya pun hilang dan hanya menyisakan satu kata "Kawaki"
"Apa yang dilakukan si Kawaki kurang ajar itu?" Tanya Naruto seraya mengerang marah. Kali ini pertanyaannya dia tujukan pada Sarada(+) karena dia mendapati Himawari sudah memalingkan pandangannya dari Naruto.
Sarada(+) menatap Hokage ke-7 dengan tatapan pasrah "...singkat cerita, Nanadaime-sama mengadopsi Kawaki. Dia... Sudah seperti kakak untuk Boruto dan juga Himawari" setelah mengatakan itu mulut Sarada(+) langsung tertutup rapat karena dia tau kalau ingatan masa lalu bahagia dan sederhana itu adalah topik yang sangat sensitif untuk dirinya dan Hima.
"Apa?! Kawaki juga putraku?" Tanya Naruto dengan keterkejutan terukir di wajahnya. Kedua tamu dari masa lalu juga menatap Sarada(+) penuh pertanyaan. Sementara di belakang mereka suara isak Himawari terdengar samar. "T–tapi kenapa?"
"...Kawaki orang baik, itu yang kami kenal dulu darinya. Otsutsuki Ishiki memilihnya sebagai wadah untuk dirinya hidup lagi dengan memberi Kawaki Karma. Tapi, Karma Kawaki berhasil dihilangkan. Lalu Amando memberikannya Karma baru–"
"Siapa Amando?" Tanya Sasuke memotong pembicaraan Sarada(+).
Sarada(+) mengalihkan pandangannya kepada Sasuke "Orang yang memiliki agendanya sendiri dan mantan bawahan Otsutsuki Ishiki yang membelot"
"Entah bagaimana setelah Boruto pergi berlatih dengan Papa(+) semuanya semakin memburuk. Aku tidak tau tapi Kawaki berhasil melakukan kontak dengan ayah kandungnya–"
"–Ayah kandung yang sudah menjualnya" tambah Himawari.
"Ya benar. Suatu hari sebelum menyerang desa dia bilang–Kawaki bilang kalau... K-kalau dia sudah membunuh Boruto dan Papa(+). Aku–kami tak percaya padanya tapi kepastian datang setelah lebih dari 5 bulan kami menunggu dan kata-kata Kawaki sudah tertanam di benak kami"
"Selama itu?" Tanya Sasuke
"Ya, aku tidak tau apa yang terjadi pada mereka karena Boruto dan Papa(+) tak pernah memiliki waktu untuk bercerita. Kita terlihat berbeda, dan hari itu aku tak akan pernah lupa wajah mereka terutama Boruto ketika kembali ke sini. Boruto sangat terlihat tersesat dan sedih, dia melihat kami seperti orang asing. Kami melihat mereka seperti melihat hantu" Sarada(+) tersenyum masam. "... setelah ku pikir, itu mungkin hari paling bahagiaku selama 5 bulan pertama di medan perang"
Setelah penjelasan itu mereka semua memandangi Hinata yang tidak sadarkan diri. "Hinata-san merasakan yang paling berat. Naruto(+)-san dengan tugasnya melindungi desa dan dunia shinobi di garis depan dan perasaan kehilangan kedua putranya–"
.
.
.
.
.
Naruto POVMaafkan aku Hinata. Kutautkan di telinga tirai rambutnya yang terterpa angin menutupi wajahnya.
Maafkan aku Hinata. Melihat wajah cantik yang pucat mengingatkanku pada perang dunia shinobi keempat setelah Neji-niisan (dia berhak mendapatkan gelarnya) memberikan hidupnya pada kami, saat itu aku berjanji akan berjalan bersamanya hingga ujung dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: To Future Boruto [Slow Update]
FanfictionBagaimana jadinya jika Naruto bertemu dengan Boruto yang sudah dewasa? Akankah kekeluargaan mereka kembali terjalin setelah dengan baik setelah mengetahui apa yang terjadi? Sorry, deskripsi buruk. Langsung aja di baca ceritanya semoga kalian suka...