Juubi

460 37 3
                                    

A.N: Buruk sekali diriku kalau kasih judul sub bab😭😵‍💫

Sekedar mengingatkan:
Tanda (+) untuk membedakan tokoh yang berasal dari masa depan (berlaku untuk Naruto, Sasuke dan Sarada).
.
.
.
.
.
3rd POV

"Hai, Code" Aida berjalan mendekati Code yang sedang terengah-engah. Lawan yang tersisa dihadapannya pun langsung mundur dan menghilang di balik bayang-bayang bangunan.

Code terkejut dan menatap ke suara itu "Aida" ujarnya lirih dengan senyum di bibirnya.

Kedua tangan Aida saling bertautan di belakang punggungnya. Aida melihat ke kanan dan ke kiri pemandangan pemuja dirinya yang berguguran. "Code, pada akhirnya hanya kau yang mengerti diriku" kata Aida dengan nada sendu. Aida berjalan mendekati Code yang sudah secara otomatis berdiri tegak, membusungkan dadanya penuh rasa bangga. Tak lupa juga senyum terukir di bibirnya.

"Hanya kau, yang cukup kuat untuk berjalan disisi ku" lanjut Aida dengan tangannya yang menyentuh lengan Code.  Dengan seksama laki-laki berambut merah bata itu mengikuti setiap pergerakan Aida.

Aida sedikit berjinjit menempatkan mulutnya tepat di telinga Code. "Ayo kita pergi dari sini, hanya kita berdua-kau dan aku- tak akan ada yang mengganggu kencan kita" bisik Aida sebelum dirinya mengecup pipi Code. Rona merah nampak di kedua pipi kaki-laki itu sebelum akhirnya pandangannya memadam.

Code berjalan mengikuti Aida yang menggandengnya sambil bersenandung gembira.
.
.
.
.
.
3rd POV

Ruri membuka matanya dan tersenyum. Dojutsu senrigan miliknya menyala terang. Di tengoknya jam dinding di ujung kamar itu yang menunjukkan pukul 2.45 pagi. Itu artinya persiapan sudah siap tinggal eksekusi untuk menjalankan rencananya.

"My Lord, tolong maafkan hamba. Saya gagal" ujar Ruri yang telah bangun dari tidurnya dan berlutut menghadap salah satu sudut gelap ruangan. Suhu ruangan seketika terasa semakin dingin dan bulu kuduk wanita itu berdiri. Sekuat tenaga Ruri menahan tangannya agar tidak bergetar ketakutan.

"Kau memang gagal Ruri, tapi untuk kali ini aku akan membiarkanmu lolos. Lanjutkan rencana kita dan segeralah ke tempat ayahmu"

"Kami-sama saya berterimakasih atas ampunan Anda" balas Ruri dan setelah beberapa saat dirinya berdiri. Dibukanya kotak yang dia simpan di bawah tempat tidurnya. Di dalamnya berisi belati yang mengkilat saat bagian tajamnya terkena cahaya bulan malam itu. Ruri menyimpannya dengan hati-hati di balik kimono miliknya dan berjalan keluar kamar.

Langkahnya terhenti ketika dirinya berdiri di depan gerbang besar dengan segel mengelilingi pintu itu. "Lepaskan!" Teriak Ruri dengan segel di tangannya. Secara bersamaan segel itu terbakar habis dan gerbang misterius itu dengan sendirinya terbuka.

"Juubi-chan, saatnya keluar. Ada banyak Otsutsuki yang datang ke sini. Pilihlah makananmu sendiri" ujar Ruri dengan senyum seringainya.

"Rwrr" Suara raungan yang bergema dari dalam ruangan itu seolah membahas kata-kata Ruri.
.
.
.
.
.
3rd POV

"Aida kau baik-baik saja?" Tanya Code memandangi Aida yang duduk di sampingnya dengan tatapan aneh. Kaki lentik perempuan berambut biru itu tidak segan-segan berada di pangkuan Code.

'Plopp'

Gelembung permen karet itu meletus dan menempel menyelimuti bibir Aida. Gadis itu hanya membuka satu matanya dan menutupnya kembali.

"Aida?"

"Hm..." Kali ini panggilan dari Code mendapatkan respon pasif dari gadis itu. Mata Aida akhirnya terbuka lebar dan pandangannya beralih kepada lawan bicaranya dengan fokus yang tidak ada padanya saat itu.

Naruto: To Future Boruto [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang