Oke, aku minta maaf bagi yang sudah menunggu lama sekali dan cerita ini mengendap di darf. Tapi mood ku balik untuk kali ini entah mengapa. Aku sudah membuat 10 chapter ke depan tapi masih belum menentukan tamatnya. Sekali lagi minta maaf karena aku hanya ingin menulis dan berbagi🥲.
______________________________________________________
Sekedar mengingatkan:
Tanda (+) untuk membedakan tokoh yang berasal dari masa depan (berlaku untuk Naruto, Sasuke dan Sarada).3rd POV
Flashback
"Ne Boruto. Kau semakin kuat ya" ujar Kawaki saat bertiduran santai di atas rumput tempat latihan kelompok 7. Dirinya menatap awan yang melintas tanpa menoleh sedikitpun ke arah Boruto yang saat itu sedang duduk di sebelahnya.
Boruto membalasnya dengan senyum lebarnya. Pipinya bersemu merah karena pujian dari saudara angkatnya itu. Meski belum lama tinggal bersama, Boruto sudah menganggap Kawaki seperti seorang kakak yang hebat, awalnya Kawaki memang orang yang dingin, tapi setelah mengenalnya lebih dalam ternyata Kawaki adalah orang yang pengertian. "Hehe... Terimakasih"
"Oii! Kalian berdua malah bermalas-malasan! Ini waktu latihan tau!" Teriak Sarada sambil berjalan mendekati Boruto dan Kawaki. Sementara Mitsuki hanya tersenyum dan mengekor Sarada.
"Ini bukan bermalas-malasan Sarada-chan, ini namanya istirahat!" teriak balik Boruto pada Sarada.
"Hmpph!" Sarada memalingkan mukanya dari Boruto sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Ne... Kawaki?"
"Aku setuju dengan Boruto, ayolah istirahat sebentar Sarada" bujuk Kawaki pada perempuan Uchiha itu.
"T-tapi inikan latihan terakhir kita... Sebelum..." Sarada menatap Boruto dengan tatapan sendunya.
"Tenang saja, hanya 3 tahun Salad. Setelah itu aku akan pulang lagi" ujar Boruto dengan senyum bahagianya.
"Baka! Kau pikir itu cepat apa?! Tiga tahun itu lama!" Teriak Sarada. Sementara itu Boruto tersenyum kikuk dan mengangkat kedua tangannya di depan dada seperti sedang menyerah. Kalau soal amarah Sarada, tidak ada laki-laki anggota tim 7 yang berani mencoba melawannya. "...kalau nanti aku mengacaukan semuanya bagaimana? kalau aku tidak cukup kuat melindungi Konoha bagaimana?"
"Kalau begitu aku yang akan melindunginya" ujar Kawaki enteng "lagipula Sarada, aku juga ingin menjadi hokage lho" lanjut Kawaki.
"Hah! Aku senang sih dapat bantuanmu. Tapi, aku yang akan menjadi hokage!" Teriak Sarada.
"Oho... Baiklah kalau begitu, mari bertarung sportif Sarada"
"Hm" gumaman Sarada dan tingkah keras kepala Sarada membuat Boruto tertawa. Mendengar dirinya ditertawai oleh Boruto pipi Sarada memerah, biasanya dia akan marah tapi sepertinya tidak hari ini. Mungkin untuk hari ini saja dirinya menyunggingkan senyum tipisnya ketika Boruto menertawainya atau lebih tepat ketika Sarada mendengar tawanya. Mungkin..
"Kalau begitu, aku Uzumaki Boruto akan berjuang menjadi pelindung hokage!" Boruto menatap teman-temannya dan mengulurkan genggaman tangannya sejajar dengan dada.
Sarada melakukan hal yang sama "Uchiha Sarada, aku akan berjuang menjadi Hokage!"
Kawaki mendekat dan mengulurkan genggaman tangannya "Aku akan melindungi Konoha"
Mitsuki menatap ketiga temannya itu dan melakukan gerakan yang serupa "Aku, apa saja boleh"
"Hehh! Apa-apaan itu Mitsuki?!! Kau harus punya cita-cita juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: To Future Boruto [Slow Update]
FanfictionBagaimana jadinya jika Naruto bertemu dengan Boruto yang sudah dewasa? Akankah kekeluargaan mereka kembali terjalin setelah dengan baik setelah mengetahui apa yang terjadi? Sorry, deskripsi buruk. Langsung aja di baca ceritanya semoga kalian suka...