3rd POV
"Sasuke kau yakin ini bukan genjutsu?" tanya Naruto berusaha meyakinkan dirinya sekali lagi.
"Dobe, kau tidak meragukan Rinnegan milikku kan?" jawab Sasuke yang bertanya balik pada Naruto.
Hening penuh sendu kembali mewarnai suasana mereka.
"Huhh.. Ayo kita lihat keadaan sekitar, mungkin kita bisa menemukan pelaku semua ini" ujar Naruto seraya bangkit berdiri.
"Kalian seharusnya tidak di sini" ujar suara perempuan yang tiba-tiba datang dari arah belakang mereka.
Naruto, Sasuke dan Sarada yang mendengar itu langsung menengok ke arah sumber suara dan meningkatkan kewaspadaan mereka.
"P.. Papa" ujar orang asing yang kira-kira berumur 17 tahun, dengan air mata yang sudah mengalir di kedua sisi pipinya orang itu berjalan mendekat Sasuke seolah mengenalinya.
Sasuke yang semula sangat waspada dengan kehadiran orang asing itu seketika menjadi luluh. "Sarada, kau kah itu?" tanya sasuke yang mendapatkan pelukan dari orang itu. "Papa ini benar aku, Sarada" ucap orang yang diketahui bernama Sarada itu sambil memeluk erat tubuh Sasuke.
"Apa yang terjadi di sini Sarada(+)?" tanya Sasuke.
(Untuk membedakan, Sarada yang remaja aku beri tanda (+) ya)"Em.. Itu... saat ini.. Lebih tepatnya selama 2 hari ini perang sedang berlangsung. Sejujurnya aku tidak tahu apakah ini dikatakan perang atau hanya perkelahian saja"
"Perkelahian? Apa hanya antar dua orang saja?" tanya Naruto.
"Hmm" Sarada(+) menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Tapi dengan kerusakan sekala besar seperti ini bukankah seharusnya ini dilakukan oleh sekelompok orang-dattebayo?" tanya Naruto
"Kau benar nanadaime-sama ini kerusakan yang sangat parah walaupun pertarungan ini juga terjadi lintas dimensi tapi pertarungan itu berpusat di tempat ini." ujar Sarada(+)
"Meskipun dia sudah berusaha meminimalisir kerusakan tapi tetap saja... semua hancur" lanjut Sarada dengan nada sendunya."Lalu dimana semua orang? dan diamana keluargaku?"
"Semuanya sudah di evakuasi ke tempat yang lebih aman" jawab Sarada(+)
"Siapa yang kau maksud 'dia'?" Sarada yang sedari tadi menyimak memberanikan diri bertanya pada dirinya yang sudah remaja.
Sarada(+) melihat ke arah Sarada seraya tersenyum dengan tulus "Boruto-kun" jawab Sarada(+).
'Boruto? Apa yang terjadi pada si Baka itu? Dan kenapa diriku memanggilnya dengan sufiks -KUN??!!! Shanaroo!' batin Sarada.
"Boruto?" ujar Naruto.
"Hmm, ini semua karena pertarungan antara Boruto dan Kawaki. Kawaki begitu kuat dan ambisius untuk menghancurkan dunia shinobi namun hanya Boruto yang bisa mengimbanginya. Untuk memperkecil kerusakan Boruto menjadikan pertarungan ini lintas dimensi" jelas Sarada.
"..."
'BUMM'
Mereka bertiga dikejutkan dengan suara dentuman keras seperti bom yang dijatuhkan dari langit.
"Apa itu?" ujar Sarada.
"Boruto" ujar Sarada(+) lirih namun masih dapat didengarkan oleh Naruto, Sasuke, dan Sarada.
.
.
.
'Ck.. Kawaki! Sialan dia, padahal aku sudah susah payah menggunakan jougan untuk berpindah dimensi tapi kita kembali lagi kesini, apa dia benar-benar ingin menghancurkan dunia ini!'"Bagaimana Boruto? Menyerah?" ujar Kawaki yang berdiri diatas patung Hokage ke 7 sambil memandang Boruto yang telah jatuh ke tanah dengan posisi sejajar dengan langit.
"Ckh... Aku tak kenal kata-kata itu!!" Boruto bangkit berdiri "Kage bunshin no jutsu" lalu muncullah 2 bunshin milik Boruto. "Baiklah... RASENDORI!!" kemudian munculah Rasengan yang telah dipadukan dengan Chidori.
"Ayo maju Boruto!!" teriak Kawaki yang juga sudah siap dengan Dai Rasenringu miliknya. Bola cakra yang seperti Rasengan namun berwarna hitam itu semakin membesar hingga seukuran Oodama Rasengan milik Naruto.
Salah satu bunshin milik Boruto menyerang sisi kiri Kawaki diikuti bunshin lain yang menyerang dari belakang. Dengan refleks dan tingkat kewaspadaan yang tinggi Kawaki menggunakan tangan kirinya untuk menghabisi bunsin milik Boruto.
Boruto melihat kesempatan bagus untuk menyerang Kawaki yang sedang sibuk dengan bunshin miliknya. Boruto lalu melemparkan Rasendori miliknya.
"BORUTO!!" teriak Sarada(+)
"Sarada?" Boruto berbalik melihat ke arah datangnya suara tersebut. Ia lalu tersadar jika dia menggunakan jutsu tersebut maka Sarada yang ada di situ juga akan terkena dampak dari serangannya.
.
.
.
'Aku sudah tidak sabar bertemu dengan Boruto. Aku bisa merasakan cakra miliknya ini benar-benar cakra milik Boruto. Aku sungguh senang sekali dia baik-baik saja, tapi tentu saja ada cakra aneh ini lagi. Sial! cakra ini milik Kawaki' batin Sarada."BORUTO!!" teriak Sarada(+)
"Keputusan yang bagus Sarada" ujar Sasuke yang melihat dengan Rinnegan miliknya bahwa Kawaki akan menggunakan cara licik untuk mengalahkan Boruto.
Dengan Hiraishin Boruto berpindah ke tempat Sarada(+) yang membawa kunai bersegel Hiraishin di dalam tas ninjanya.
"Kuchiyose Rashomon" Boruto memanggil 7 gerbang raksasa yang dikenal dengan gerbang kehidupan.
'BUMMM'
Ledakan besar kembali terjadi hingga menghancurkan 5 gerbang miliknya, walaupun Rashomon milik Boruto lebih kuat dari Rashomon milik Hashirama namun ternyata ledakan yang dihasilkan lebih dahsyat.
"Huh... Huh... Apa yang kau lakukan disini Sarada?" tanya Boruto.
"Meh... Aku sedang menuruti permintaanmu, menyelamatkan orang yang masih hidup" ujar Sarada diikuti senyuman kecil.
Boruto kemudian membalikkan badannya dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Ka.. Kalian.."
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: To Future Boruto [Slow Update]
FanfictionBagaimana jadinya jika Naruto bertemu dengan Boruto yang sudah dewasa? Akankah kekeluargaan mereka kembali terjalin setelah dengan baik setelah mengetahui apa yang terjadi? Sorry, deskripsi buruk. Langsung aja di baca ceritanya semoga kalian suka...