Sekedar mengingatkan:
Sarada(+) adalah Sarada yang telah berumur 17 tahun.3rd POV
"Kaa-san.. aku rindu Boruto-nii dan Otou-san"
"Kaa-san juga rindu mereka Himawari" Hinata mengusap rambut putrinya yang sedang dipeluknya.
Himawari lalu melepaskan pelukan dari ibunya dan beranjak dari tempat duduk. Hinata memandang putrinya bingung. "Kaa-san aku keluar sebentar ya!" ujar Himawari berlari meninggalkan ibunya dan rumah sederhana mereka.
Hinata menundukkan kepalanya, mengambil sebuah foto keluarga yang tersisa. Dalam foto tersebut keluarga mereka semua terlihat sangat bahagia. Ditatapnya foto anak sulungnya itu, 'Boruto semoga kau baik-baik saja. Kaa-san akan selalu berdoa untukmu' batin Hinata.
.
.
.
Sebuah portal muncul di tepi hutan. Dari portal tersebut muncullah Sarada(+) diikuti Naruto, Sasuke, dan Sarada."Kita sudah sampai"
"Tempat apa ini Sarada(+)?"
"Aku akan menceritakannya nanti setelah kita sampai ke pohon besar itu" ucap Sarada seraya menunjuk pohon rindang besar yang ada di depannya. Pohon itu menjulang tinggi hingga seolah hampir menyentuh awan.
"Shinju (pohon Dewa)!" ujar Naruto setelah melihat pohon yang ditunjuk oleh Sarada(+). Sekilat terlihat kengerian di wajah Naruto.
"Emm" Sarada(+) berpikir sejenak. "Secara teknis itu Shinju, tapi tenang saja pohon rindang itu tidak akan berubah seperti saat perang dunia shinobi... em.. setidaknya tidak dalam waktu dekat ini". (A/N: Pohon seperti Shinju pada saat Kaguya pertamakali datang ke bumi)
"Eh?!!" Naruto terkejut, Sasuke menatap pohon itu dengan intens dan Sarada cukup kebingungan dengan percakapan mereka.
"A.. Anoo, Aku ingin kalian merahasiakan identitas kalian" ujar Sarada(+) tergagap, takut bila usulnya ditolak.
"Kenapa?" tanya Sarada.
"Ada beberapa orang yang mungkin tidak suka dengan kalian.... Maaf tapi Boruto tidak ingin ada masalah di sini". ujar Sarada(+)
"Kau berhutang penjelasan lagi pada kami Sarada(+)" ujar Sasuke lalu berjalan menuku pohon tersebut.
"Aku mengerti papa"
Mereka berjalan menuju pohon tersebut sambil melihat sekitar mereka. Di bagian langit terdapat sebuah tudung besar yang menyelimuti dunia
tersebut. Meski terlihat samar dengan awan yang berada di bawahnya tapi hal tersebut menunjukkan bahwa dunia itu memiliki batas.Akhirnya mereka telah sampai di didekat pohon tersebut dan mereka melihat seorang gadis berambut indigo sedang duduk di salah satu cabang akar pohon.
"Himawari!" Sarada(+) berteriak memanggil gadis yang terlihat muram itu.
"EHh... Sarada-nee" merasa namanya dipanggil oleh orang yang dikenalnya, Himawari lalu mengikuti sumber suara. Tapi dia lebih kaget lagi saat melihat orang yang berada di sekitar Sarada(+)
"Otou-san..." ucap Himawari lirih, hampir seperti gumaman kecil dari bibir merah mudanya.
Himawari langsung berlari untuk memeluk Naruto sembari menangis seakan ia menumpahkan seluruh rasa rindunya pada pelukan yang berlangsung lumayan lama itu. Naruto hanya tersenyum tipis setelah tahu Himawari baik-baik saja, bahkan dalam keadaan lebih baik dari kakaknya.
Himawari mulai melepas pelukannya.
"Apa Boruto-nii berhasil membebaskan ayah dan yang lainnya? Lalu dimana sekarang nii-san? Apa dia baik-baik saja?" pertanyaan beruntun langsung diberikan Himawari kepada Naruto penuh nada harap agar kakak tersayangnya baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: To Future Boruto [Slow Update]
FanfictionBagaimana jadinya jika Naruto bertemu dengan Boruto yang sudah dewasa? Akankah kekeluargaan mereka kembali terjalin setelah dengan baik setelah mengetahui apa yang terjadi? Sorry, deskripsi buruk. Langsung aja di baca ceritanya semoga kalian suka...