Sekedar mengingatkan:
Tanda (+) untuk membedakan tokoh yang berasal dari masa depan (berlaku untuk Naruto, Sasuke dan Sarada).3rd POV
"Kaguya-chan, masih ingat aku?" Tanya Minnashiki saat dirinya terbang di hadapan Kaguya.
"Minnashiki?"
"Benar. Aku senang kau mengingatku" balas Minnashiki saat Kaguya mengamati sekitar.
"Legenda itu menjadi kenyataan?"
"Tentu saja. Kita akan memulai chapter baru clan Otsutsuki" Kaguya terbang menghindari Minnashiki untuk menuju tempat Naruto dan Sasuke.
Tentu saja mereka yang bukan Otsutsuki menjadi waspada. Naruto dan Sasuke melangkah mundur dan menyiapkan kuda-kuda bertarung ketika Kaguya yang berada di depan mereka mengangkat kedua tangannya.
Minnashiki datang dengan tangan disilangkan di dadanya dan memutar bola mata bosan pada Kaguya.
"Apa yang kau lakukan sih, Kaguya-chan"
"Pelukan" Kaguya menjawab tanpa mengalihkan pandangannya. Mendengar itu tentu saja mereka semua terkaget. "Hagoromo bilang, itu akan membuatku senang" Lanjut Kaguya ketika tidak ada yang datang di pelukannya.
Minnashiki menghela nafas panjangnya ketika mengetahui wajah Kaguya berubah menjadi sedih. "Mereka bukan tidak mau kau peluk, mereka hanya malu" ujar Minnashiki dengan byakugannya yang aktif dan menatap tajam Naruto dan Sasuke. "Cepatlah peluk dia, kalau tidak kita sudah membuang banyak waktu disini" Entah kata-kata itu ditujukan untuk Naruto dan Sasuke atau untuk Kaguya–mungkin ketiganya.
Belum sempat Naruto dan Sasuke berfikir, Kaguya sudah memeluk keduanya dengan erat. "Maafkan aku" bisik Kaguya di telinga mereka. Hangatnya pelukan Kaguya mampu menghipnotis Sasuke dan Naruto untuk membalas pelukannya kata 'nenek' hampir keluar dari mulut mereka berdua.
Kaguya tak perlu suara dari mulut mereka untuk mengetahui dirinya diterima. Senyum yang terukir di wajah pucatnya semakin mengembang ketika pandangannya tertuju pada Hinata (garis keturunan Hamura).
"Hyuga" Panggil Kaguya setelah pelukan itu lepas. Hinata yang kembali teringat kematian Neji berjalan menjauh dari Kaguya.
"Kaa-san" Himawari berada di sisi Hinata memeluk ibunya agar tidak pergi berlari dari tempat itu. Kaguya menatap kedua interaksi ibu dan anak sambil memiringkan kepalanya bingung.
Minnashiki yang mengetahui alasan sikap Hinata langsung mencoba mengalihkan fokus utama mereka. "Kaguya-chan, semuanya ayo kita pergi"
.
.
.
.
.
Boruto POVLima belas menit berlalu sejak aku ijinkan Momoshiki mengambil alih tubuhku. Sekarang aku berada di alam pikiranku yang luas.
"Pantas saja kalau kau merasa kesepian di sini Momo!" Teriakku sekuat tenaga yang menghasilkan gema.
Satu persatu ku buka memori lamaku. Kenangan itu terputar bagai layar film di sekitarku. Di ujung kanan aku melihat diriku saat pertama kali menyelidiki Nue. Di sampingnya ada kenangan saat aku berlatih Rasengan. Aku tersenyum melihat ingatan saat aku dan Sarada berebut Yakisoba bun, aku menyesal pernah berkata dia tidak seperti perempuan.
Layar itu berganti saat kami melawan Ao, saat kami ujian Chunin untuk kedua kalinya. "Konohamaru-nii san" ujarku dengan perasaan rindu dan sedih.
Saat itu aku belum memahami Momoshiki. Dirinya juga belum mengenalku. Suatu hari aku/Momoshiki membawa tubuh tak berdaya Kawaki di lengan tangan kiri sedangkan tangan kananku membuat portal dimensi. Saat itulah nii-san berhasil menghentikan ku. Entah apa yang terjadi saat itu, tapi saat kesadaran ku kembali Nii-san sudah terluka parah dengan tanganku yang bercucuran oleh darahnya. Konohamaru-nii san menghembuskan nafas terakhirnya di pelukanku sambil berkata 'Boruto...jangan benci di..dirimu s..sendiri'
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: To Future Boruto [Slow Update]
FanfictionBagaimana jadinya jika Naruto bertemu dengan Boruto yang sudah dewasa? Akankah kekeluargaan mereka kembali terjalin setelah dengan baik setelah mengetahui apa yang terjadi? Sorry, deskripsi buruk. Langsung aja di baca ceritanya semoga kalian suka...