Sekedar mengingatkan:
Tanda (+) untuk membedakan tokoh yang berasal dari masa depan (berlaku untuk Naruto, Sasuke dan Sarada).Naruto POV
Huh? Mereka semua kabur. Kutengok dan kuamati sekelilingku dengan seksama.
Di ujung sana kulihat Sasuke juga kebingungan mencari keberadaan Kimura yang tiba-tiba menghilang. Ku tengok ke arah lainnya dan kulihat Sarada(+) sudah tersadar dan berusaha untuk duduk.
Boruto? Dimana bunshin miliknya? Kutengok kembali sekelilingku. Yang nampak di pandanganku hanya Sasuke berlari ke arah Sarada(+)
"Mencariku Tou-san?" Tanya suara itu yang tiba-tiba terdengar dari belakangku.
"Ah... Kau dari mana?" Saat aku bertanya seperti itu kepadanya dan dia terlihat sedikit terganggu
"T-tidak aku tidak kemana-mana" jawabnya santai. Tapi dia putraku tentu saja aku akan tahu jika ada masalah yang mengganggunya meskipun dia berusaha menutupinya. Dia itu seperti aku buruk dalam hal berbohong.
Aku tetap menatapnya selama beberapa saat, hingga akhirnya dia mengakuinya
"A-aku memenangkan pertarungan dengan Kawaki, Tou-san" informasi darinya berhasil membuat senyum penuh kebanggaan dariku mengembang. Tapi...
Tapi kenapa dia tidak terlihat bahagia sama sekali? Seketika itu juga senyumku padam
"Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja kan?"
"Ya, kurang lebih begitu"
"Kurang lebih?"
"A-aku lega semuanya telah berakhir. Aku membunuh Kawaki ayah" Apa?! membunuh? A–
"...Kenapa?" Kutanyakan itu tapi dirinya malah berbalik arah dan berjalan mendahuluiku
"Boruto–"
"Aku hanya tidak memiliki pilihan ayah. Kau tau kan itu... Meskipun dia saudaraku" gumamnya.
Aku tak ingin membahasnya lagi, aku memang masih tidak tau apa-apa tentang masa depan ini. Saat ini aku hanya bisa berharap semoga yang menjadi keputusan putraku itu benar. Aku takut karena rasa bersalahnya dia malah akan melukai dirinya sendiri.
Aku dengan diam mengikuti Boruto yang berjalan ke arah Sarada yang duduk bersandar pada pohon.
"Sarada(+) bagaimana keadaanmu?"
"Nanadaime-sama watashi wa daijobu-desu"
"Himawari?"
"Aku baik-baik saja Tou-san" Ya meskipun mereka berdua bilang seperti itu tapi... "Kurama"
"Iya aku mengerti"
"Hehe.. arigato"
Cakra Kurama mulai menyelimuti tubuh Himawari dan Sarada(+). Mereka berdua menatapku dan kuberikan senyumku padanya.
"Boruto" Sarada(+) memanggil putraku dan menyerahkan kalung tsukoyoumi kepadanya. Aku hanya mengamati mereka berdua penuh tanda tanya
"Kalungnya mulai retak, aku tidak tahu kenapa. Mungkin hanya bertahan sampai besok pagi"
"Kesetabilan dimensi mulai runtuh" gumam Boruto. Dimensi katanya? Aku melihat wajah terkejut orang disekitarku yang mendengar gumaman Boruto. Bahkan aku sendiri sulit untuk mempercayai kata-katanya.
"Boruto kami ingin membantu, apa yang bisa kami lakukan?" Tanya Sarada.
"Menunggu"
"Apa yang kita tunggu?" Tanyaku sedikit bingung dengan arah pembicaraan ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: To Future Boruto [Slow Update]
FanfictionBagaimana jadinya jika Naruto bertemu dengan Boruto yang sudah dewasa? Akankah kekeluargaan mereka kembali terjalin setelah dengan baik setelah mengetahui apa yang terjadi? Sorry, deskripsi buruk. Langsung aja di baca ceritanya semoga kalian suka...