Gulungan

11K 472 4
                                    

3rd POV

Sore hari mulai menjelang, namun sang nanadaime masih setia duduk di kursi kebesarannya seraya mengerjakan beberapa tumpuk dokumen di ruangannya.

"Oi Shikamaru, apa tim yang ku kirim untuk mengambil gulungan dari Kirigakure no Sato sudah datang?" tanya nanadaime kepada asistennya Shikamaru.

Shikamaru langsung menghentikan aktivitasnya dan mengalihkan pandangamnya kepada Naruto "Huh... mendokuse, belum Naruto mungkin sebentar lagi"

"Sepertinya aku harus lembur lagi ya Shikamaru, gara-gara tingkah Boruto tadi pagi moodku menjadi buruk sampai sekarang dattebayo"

"Sudah kuduga" tanggapan malas dari Shikamaru diterima mentah-mentah oleh Hokage.

"Huhh... Kau ini mendokuse" Naruto menjawab dengan malasnya semalas Shikamaru. Mungkin saat ini Naruto sudah mulai tertular dengan kebiasaan Shikamaru.

Hening kembali menyelimuti suasana kantor hokage. Naruto kembali dengan kegiatannya menandatangani dokumen sedangkan Shikamaru kembali sibuk menata serta memilah dokumen yang ada.

'Tok.. Tokk.. Tokk' "Permisi Nanadaime-sama"

Naruto langsung menghentikan aktivitasnya dan dengan suaranya yang gagah dan tegas mempersilahkan tamunya untuk masuk "Silahkan, kau boleh masuk"

"Lapor hokage-sama kami sudah mendapatkan gulungan itu"

"Baiklah, kerja bagus"

"Nanadaime-sama saya juga mendapatkan pesan dari Mizukage beliau menyatakan bahwa gulungan itu akan sangat berbahaya jadi tolong anda jaga gulungan itu dengan baik, begitulah katanya" ujar salah seorang tim kepada Hokage.

"Baiklah, sekarang kalian boleh pergi"

Setelah itu ruangan kembali hening. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Tiba-tiba Shikamaru memecah keheningan tersebut. "Naruto ini sudah malam, kalau aku tidak segera pulang ke rumah Temari akan jadi mendokuse. Ja nee"

"Oh... ja"

Sekarang hanya tinggal Naruto sendirian di kantor hokage. Keadaan desa Konoha juga sudah mulai sepi.

"Kenapa baru jam segini aku sudah mulai mengantuk ya, kalau aku tidur sekarang pekerjaan ini tidak akan selesai" ujar Naruto bermonolog sendiri. Naruto kembali menatap gulungan yang telah diterimanya dari Kirigakure itu.

'Kirigakure ya, jadi ingat saat aku mengirimnya ke sana beberapa bulan lalu. Dia kakak yang sangat baik, setelah pulang dari sana rumah dipenuhi banyak sekali oleh-oleh darinya. Tentu saja semuanya untuk Himawari' batin Naruto mengingat kejadian beberapa bulan lalu.

Naruto mengambil gulungan tersebut untuk dipindahkan ke ruangan yang lebih aman.

"Oi.. Naruto"

"AAAAaa" Naruto terkejut dengan suara Sasuke yang tiba-tiba datang. Tanpa sengaja Naruto menjatuhkan gulungan tersebut.

"Temee!! jangan meng-" ucapan Naruto terpotong dengan cahaya yang menyilaukan yang keluar dari gulungan itu.

"Papa?" Sarada yang sedari tadi berdiri di belakang Sasuke dibingungkan dengan sinar yang tiba-tiba muncul tersebut.

"Ckh.. " Sasuke lalu kembali tersadar jika dia kemari bersama Sarada. Dengan cepat Sasuke langsung berpaling memeluk Sarada dan melindunginya jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Sinar itu semakin melebar dan menerangi seluruh ruangan hokage.
.
.
.
"Ehm.. Aduh mataku sakit sekali! Cahaya sialan itu!" Ujar Naruto saat cahaya tersebut sudah mulai menghilang.

"Oi Dobe!! Gulungan apa yang kau jatuhkan tadi hah?!!" Teriak Sasuke pada Naruto.

"Hehehe... Maaf Sasuke kata Chojuro itu gulungan yang tidak seharusnya dibuka. Oleh karena itu dia menyerahkan pada Konoha untuk diteliti lebih lanjut.

"Papa, Nanadaime-sama kita di mana?" tanya Sarada.

"Hn... Konoha mungkin di masa depan"

"APPAAA??" teriak Sarada dan Naruto bersamaan.

"Kenapa kau menyimpulkan seperti itu Sasuke, jangan menakutiku ya mana mungkin konoha hancur rata seperti ini? " ujar Naruto dengan nada ketakutan sekaligus kesal.

"Lihatlah itu Naruto"  ujar Naruto sambil menunjuk sesuatu.

Naruto dengan segera berdiri dan melihat arah tangan yang ditunjukkan oleh Sasuke.

Terkejut dan sangat marah itulah yang dirasakan Naruto bahkan kakinya tidak mampu lagi menahan berat badannya lalu terduduk lemas. Hatinya seperti tercabik-cabik saat melihat seluruh patung hokage hancur namun masih bisa dikenali bentuknya sedangkan Sarada mulai menangis di pelukan Sasuke.

"Aku gagal?" hanya suara lirih dan penuh pertanyaan yang ada di pikiran Naruto saat ini.

(Bersambung)

Naruto: To Future Boruto [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang