Pertempuran Hari Ketiga

7.3K 348 26
                                    

Sekedar mengingatkan:
Sarada(+) adalah Sarada yang telah berumur 17 tahun.

Boruto POV

"O.. Otou-san! Sensei?!" Ini seperti mimpi bagiku. Mereka ada di sini aku sangat senang sekali.

'Apa yang terjadi? Otou-san dan Sensei ada di sini? Bagaimana bisa mereka yang dari masa lalu berada di sini?Ahh!! Aku tidak peduli, sekarang aku benar-benar ingin meminta maaf kepada mereka. Terutama ayah sekarang aku mengerti apa yang selalu ayah perjuangkan'.

'Huhhh?!! Aku pasti menangis sekarang?' Aku berusaha menghapus air mataku yng terus mengalir dari mataku. 'Cengengnya aku'
.
.
.
3rd POV

'Ehh... Boruto menangis? Dia pasti masih menyalahkan dirinya sendiri karena saat kembali ke desa semuanya sudah hancur dan Kawaki menculik beberapa orang sebagai sandera termasuk Nanadaime-sama dan Papa. Huhhh!! Ayolah aku harus mencairkan suasana. Dia tidak boleh seperti ini!! AYO SARADA!! SHANAROO!' batin Sarada(+).

"Boruto.." Sarada(+) dan Sarada mengucapkan secara bersamaan.

"Huhh?!!" Boruto tersentak dengan suara orang yang memanggilnya. Dia lalu membersihkan air mata dari wajahnya, Boruto memang sempat melupakan keberadaan Sarada tadi.

Sementara itu, Naruto dan Sasuke masih memandang Boruto dengan berbagai macam pemikiran mereka. Terkejut, bangga, kagum, heran, bingung, serta banyak pertanyaan yang ingin mereka sampaikan pada Boruto.

Sarada(+) dan Sarada saling pandang untuk memutuskan siapa yang akan berbicara dulu kepada Boruto. Mereka lalu menganggukkan kepala bersama tanda saling memahami walaupun hanya dengan bahasa pandangan.

".. Boruto kau.. " Lagi-lagi mereka mengucapkannya secara bersamaan lagi, mereka saling pandang kembali. Namun belum sempat Sarada(+) mengalah untuk mempersiapkan Sarada bicara terlebih dulu, Boruto sudah menghilang. "Hehh?!!"

'Dia mengabaikanku lagi' batin kedua Sarada.

Boruto ​sekarang berada di depan Naruto dan Sasuke. "Maaf.. Otou-san, Sensei... " Belum sempat Boruto melanjutkan kata-katanya Naruto sudah memeluknya.

"Boruto kau terlihat hebat! Ayah bangga padamu. Sukurlah kau tumbuh dengan baik, aku selalu mengkhawatirkanmu Boruto" ujar Naruto selagi memeluk Boruto.

Boruto hanya bisa pasrah oleh ucapan dan pelukan ayahnya. 'Aku rindu pelukanmu Otou-san' batin Boruto.

"Wahh.. Sedang reuni keluarga ternyata. Mengharukan sekali" ujar Kawaki dengan berpura-pura terharu.

Boruto lalu melepaskan pelukan dari Naruto dan mereka semua memasang posisi bertarung.

"Heii Boruto, kau tau..." Kawaki berjalan mendekati mereka. Boruto mengeratkan pegangan pada pedangnya, Kawaki lalu berhenti mendekat "...kalau pengganggu itu harus segera disingkirkan" sindir Kawaki.

"... Apa harus berakhir seperti ini Kawaki?" ujar Boruto

"Cih... Apa aku harus selalu mengulangi jawaban dari pertanyaan aneh yang selalu kau berikan padaku!! Huhh?!! Hahahaha... Jawabanku akan selalu sama Boruto sekalipun matahari telah padam".

"Kawaki kenapa kau melakukan ini semua??" tanya Naruto selagi mengepalkan tangannya hingga memutih, tanda bahwa dia marah dan kesal.

"Hmm? Orang yang seharusnya tidak ada disini tidak perlu ikut campur!!" teriak Kawaki pada Naruto.

Saat Naruto ingin maju untuk melawan Kawaki, Boruto menghalangi dengan tangannya.

"Benar kata Kawaki ayah" ujar Boruto. Naruto menatap putranya dengan tatapan bingung sekaligus marah. "Sarada(+), bawa mereka pergi. Kawaki akan semakin gila jika dia mendapatkan cakra dari kalian"

"T.. Tapi Boruto kau bagaimana?" Sarada(+) mulai khawatir kepada Boruto terutama karena beberapa luka dan kelelahan yang dialami Boruto.

"Aku akan baik-baik saja, percayalah padaku Sarada(+) dan juga terimakasih sudah mengkhawatirkanku"

"Kami juga ingin bertarung dengannya Boruto, benarkan Sasuke?!" ujar Naruto.

Sasuke memepuk pundak Naruto "Hm. Aku rasa tidak perlu Naruto jika kita ikut membantu keadaannya malah semakin gawat"

"Tapi aku ayahnya Boruto, jika terjadi apa-apa kepadanya apa yang harus aku lakukan Sasuke?!!!!" teriak Naruto pada Sasuke.

"Tidak apa-apa ayah. Aku akan baik-baik saja" ujar Boruto. "Sarada(+) aku mengandalkanmu" Boruto memberikan senyumnya pada Sarada(+). Hanya helaan nafas yang diberikan Sarada(+) pada Boruto.

"Ayo Boruto lawan aku! Kita mulai pertarungan hari ketiga kita!!" Kawaki memosisikan dirinya untuk menyerang.

"AAAAaa" teriak Boruto sambil berlari untuk menerjang Kawaki. Matahari mulai terbit dan menyaksikan kembali kelanjutan dari pertemuan sengit antara Boruto dan Kawaki.

"BORUTO!!... " teriak Naruto seolah tidak rela putranya harus kembali bertarung seorang diri untuk melindungi semua orang.

'BUMMM'

Sarada mengaktifkan Mangekyō Sharingan untuk membuat Susanoo miliknya untuk melindungi mereka dari terpaan efek ledakan itu.

"Aku sangat khawatir padanya dan ingin bertarung bersamanya tapi tidak bisa. Pertarunganku sekarang adalah melindungi apa yang Boruto percayai, oleh karena itu... Percayalah padanya!!" Sarada(+) berusaha meyakinkan mereka dan juga dirinya sendiri bahwa Boruto akan baik-baik saja. Bahwa dunia shinobi pasti akan baik-baik saja, dan pada akhirnya ia bisa melihat senyum cerah dari Boruto yang sudah mulai memudar sejak dimulainya invasi dari Kawaki.

".... Aku percaya padanya, ayo kita menghindar dari sini" ujar Naruto dengan nada sendunya kemudian berbalik arah dan berjalan menjauh.
.
.
.
Boruto menyimpan pedangnya dan mengubah pertarungan menjadi jarak dekat. Keuntungan pertama Boruto dapat dengan segera menyerang Kawaki dengan melumpuhkan titik cakranya. Jika cara tersebut gagal, dengan Jougan dia akan langsung berpindah tempat ke dimensi lain. Keuntungan kedua dampak penyerangan tidak terlalu besar, memberi waktu Sarada(+) dan yang lainnya untuk mundur. Kerugian, resiko terlalu tinggi.

"Baiklah, ayo Kawaki kita selesaikan ini semua" Boruto mengaktifkan kembali Jougan dan segel miliknya. Dia lalu berkonsentrasi untuk melakukan Jigokuzuki. 

Boruto memusatkan cakra petirnya pada keempat jari tangan kanannya, untuk memecah pertahanan. Dengan bantuan Jougan, tentunya akan lebih mudah untuk menyerang titik vital cakra milik Kawaki. Teknik terkuat milik Sandaime Raikage ini tentu saja sangat berbahaya apalagi dipadukan dengan Jougan milik Boruto.

Boruto berlari lagi menuju Kawaki.

8 meter

4 meter

3 meter

1 meter

7 cm

4 cm

Boruto mengubah jurusnya dengan memfokuskan cakra petirnya hanya pada jari telunjuknya.

"Hehh.. "Kawaki menghindar lalu memegang tangan Boruto dan menekannya ke bawah.

Boruto tidak menyerah begitu saja tangan kirinya juga bergerak untuk menyambut gerakan menghindar dari Kawaki. Boruto mengenai titik di bagian tangan Kawaki.

Tanpa memberi kesempatan untuk menyerang, lagi - lagi Boruto menggunakan Jougan untuk berpindah tempat.
.
.
.
'Dia sudah pergi... Boruto berjuanglah' batin Sarada(+).

"Ayo kita juga pergi, ke tempat para shinobi dan keluarga kita. Kalian akan berada di sana sampai kami menemukan cara untuk mengembalikan kalian" ujar Sarada(+) lalu menggunakan Kamui untuk berpindah tempat.

(Bersambung)

Naruto: To Future Boruto [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang