Tanggal : 23 Oktober 2021
Selamat membaca cerita baru ini, semoga suka
Harap vote dan komen 💚
Namaku Jeno, hanya Jeno tidak ada marga atau nama panjang. Mama memberiku nama satu kata tapi memiliki arti yang sangat bagus. Kata Mama nama Jeno berarti raja yang kuat atau perkasa. Aku terlahir dengan fisik yang nyaris sempurna, Mama selalu mengatakan bahwa wajah ku begitu tampan dengan pahatan yang begitu bagus seperti dewa Yunani. Padahal menurutku tidak sesempurna itu, aku hanya berpikir bahwa aku anak lelaki beruntung karena memiliki seorang ibu yang begitu baik seperti Mama.
Aku bukanlah anak yang terlahir dengan keluarga sempurna yang menanti kelahiran ku. Hanya ada Mama yang menunggu kelahiran ku ke dunia ini. Tidak ada Papa, kakek dan nenek, ataupun paman dan bibi. Aku tidak tau dimana mereka, dan aku tidak ingin cari tau.
Sejak kecil aku tidak tau seperti apa wajah Papa, dulu aku sering bertanya dimana Papa. Tapi Mama tidak pernah menjawab, dan wajahnya selalu sedih ketika aku bertanya dimana Papa. Saat aku sudah kelas 4 sekolah dasar, aku tidak pernah bertanya dimana Papa karena tidak ingin membuat Mama sedih.
Akan tetapi takdir berkata lain, Mama membawa ku pergi ke sebuah rumah besar saat usiaku 14 tahun. Dia menyerahkan hak asuh ku kepada seorang lelaki tampan yang tidak ku kenal sama sekali. Dia adalah Papa ku, lelaki yang begitu tampan bak seorang dewa. Mama dan lelaki yang katanya Papa ku berbicara di sebuah ruangan, sedangkan aku menunggu mereka di ruang tamu sendirian.
Aku tidak pernah berpikir bahwa hari itu adalah hari dimana aku dan Mama terpisah. Dia pergi dari rumah itu tanpa sepengetahuan ku dan meninggalkan aku sendirian. Selama satu Minggu aku tinggal bersama Papa, dia membawa ku pergi dari Belanda. Kami terbang ke negara yang sangat ingin aku datangi yaitu Amerika.
Disinilah aku sekarang berada, setelah tiga tahun lamanya berpisah dengan Mama. Aku tidak lagi merasakan apa itu kasih sayang dan kebahagiaan, meskipun kehidupan ku yang sekarang sangat mewah dan semua terpenuhi. Tapi aku tidak pernah merasakan perhatian sedikitpun.
Papa selalu mengabaikan aku, dia begitu membenciku. Matanya tidak pernah mau menatap ku dan menganggap ku tidak pernah ada di dekatnya.
" Ayah, Haechan mau pergi ke festival bersama Papa Jo. Ayah pergilah bersama Jeno, dia pasti akan senang jika pergi bersama Ayah " ku dengan suara Haechan dari dalam ruang kerja Papa
" Ayah hanya akan pergi dengan anak Ayah, bukan dengan yang lain. Jika kamu ingin pergi dengan Papa Jo, Ayah tidak akan pergi kemanapun selain ke kantor " tolak Papa begitu lembut
Dia hanya akan pergi dengan anaknya dan itu Haechan, apa aku benar-benar tidak di harapkan Papa. Lalu kenapa dia mau membawa ku untuk tinggal bersama, kenapa dia memisahkan aku dengan Mama jika dia tidak mau aku ada disini.
" Ayah, Jeno juga anak Ayah. Kenapa Ayah selalu mengatakan dia bukan anak Ayah, Haechan mohon jangan berkata seperti itu. Jika dia dengar pasti dia akan sakit hati " ujar Haechan
Dia selalu baik pada ku, dia satu-satunya orang yang memikirkan perasaan ku.
" Stop Haechan, jangan bicara tentang anak itu. Ayah tidak ingin menuruti permintaan mu jika menyangkut anak itu " tegas Papa
Dadaku sesak saat Papa terus menolak keberadaan ku, aku sakit hati saat dia mengatakan aku bukan anak yang dia inginkan. Jika dia tidak menginginkan aku harusnya dia mengembalikan ku pada Mama. Dia pasti merindukan aku, dan Mama pasti kerepotan mengurus peternakan sendiri.
Aku tidak mau mendengar kata-kata lagi yang akan membuat ku semakin sakit hati, aku berjalan menuju kamar ku yang terletak di lantai tiga. Disana hanya ada tiga ruangan, kamar ku, ruang penyimpanan barang dan ruang tak terpakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan Pertama Dan Terakhir Dari Papa
Teen Fiction"Papa, terimakasih banyak. Karena dulu sebelum aku di lahirkan, kau pernah menginginkan kehadiran ku. Aku sangat bahagia mengetahui kenyataan itu, meskipun setelah aku hadir kau tidak menganggap ku ada. Namun aku cukup bahagia karena pernah kau ingi...