Author POV
Di kediaman Jeffrey, seorang bodyguard bernama Morgan terus mencari sosok remaja tampan yang hilang entah kemana. Dia sudah mencari hampir ke seluruh rumah, tapi tak kunjung ketemu. Sebentar lagi waktunya sarapan, jika tuan mudanya tak kunjung ia temukan pasti akan timbul masalah.
" Morgan, tuan Jeffry memanggil mu " kata salah satu maid
" Aku akan segera menemuinya " jawab Morgan berusaha tenang.
Mau tidak mau ia harus segera menghadap pada majikannya, ia juga harus jujur jika putranya tidak ada di seluruh penjuru rumah.
" Morgan, panggil anak itu untuk sarapan " perintah Jeffry tanpa melihat pada orang yang di perintah
Morgan tak beranjak dari tempatnya berdiri, dia masih bingung harus memberitahu yang sebenarnya. Jika Jeffry tau Jeno menghilang, anak itu pasti akan mendapatkan kemarahan dari sang Ayah.
" Kenapa kau masih berdiri disana? Cepat panggil adik ku kemari Morgan " kata Haechan
" Haechan, dia bukan adik mu " peringat Rose ibunya
Haechan hanya diam, tidak mau berdebat dengan sang ibu untuk pagi ini. Atau nanti Jeno yang akan mendapatkan imbas dari perdebatannya.
" Tuan, sebenarnya. Tuan muda tidak ada di kamarnya, saya sudah mencari ke seluruh rumah. Namun dia tidak di temukan " kata Morgan jujur
Haechan dan Jeffry menatap tak percaya pada Morgan, mereka tau bagaimana Jeno yang selalu ada di dalam kamarnya. Anak itu juga tidak pernah pergi keluar rumah tanpa Morgan, karena Jeffry sendiri yang melarang anak itu berkeliaran di luar.
" Cari anak itu sampai ketemu, perintahkan pada yang lain untuk mencari anak sialan itu " perintah Jeffry marah
Haechan beranjak dari duduknya, berlari ke arah lift untuk pergi ke kamar Jeno. Dia mencari keberadaan sang adik disana, benar kata Morgan. Jeno tidak ada disana, Haechan memeriksa perlengkapan sekolah Jeno. Tas dan seragamnya tidak ada, begitu juga dengan sepatu. Ia yakin Jeno pergi ke sekolah tanpa sepengetahuan siapapun.
" Aku harus pergi ke sekolahnya sekarang juga " gumam Haechan
Haechan pergi tanpa berpamitan pada siapapun, bahkan ia pergi dengan mobilnya tanpa supir. Ada perasaan tidak enak pada Jeno, entah ia sangat khawatir jika Jeno pergi tanpa Morgan.
Sesampainya di sekolah Jeno, Haechan segera masuk dan meminta izin pada pihak sekolah. Kakinya melangkah menuju kelas sang adik dengan tergesa-gesa. Dari luar kelas ia melihat Jeno tengah fokus mengerjakan sesuatu pada buku tulisnya.
" Halo, Ayah. Jeno ada di sekolah, dia tengah belajar dengan tenang " Haechan menelpon sang ayah agar tidak khawatir pada Jeno yang tiba-tiba menghilang.
Setelah melihat Jeno baik-baik saja di kelasnya, Haechan memilih untuk pergi dari sana. Kembali ke rumah untuk mengisi perutnya yang kelaparan, karena gagal sarapan.
Morgan segera pergi ke sekolah sang majikan setelah diberitahu oleh Jeffry, jika anak itu sudah ada di sekolah. Ia bernafas lega ketika sudah tau kabar majikannya.
Sedangkan Jeffry masih berusaha menghilangkan emosi yang menguasainya, selama ini ia tidak pernah memberikan sedikit perhatian ataupun kasih sayang pada Jeno. Tapi saat anak itu dalam masalah atau tidak ada di dekatnya ia merasa emosi. Bahkan ia juga tidak berniat mengembalikan Jeno kepada wanita yang mengaku sebagai ibu kandung dari anak itu. Selama ini ia masih tak percaya jika memiliki seorang putra dari wanita yang tidak pernah di kenalnya, terlebih wanita itu tinggal sangat jauh dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan Pertama Dan Terakhir Dari Papa
Teen Fiction"Papa, terimakasih banyak. Karena dulu sebelum aku di lahirkan, kau pernah menginginkan kehadiran ku. Aku sangat bahagia mengetahui kenyataan itu, meskipun setelah aku hadir kau tidak menganggap ku ada. Namun aku cukup bahagia karena pernah kau ingi...