delapan

439 87 15
                                    

Hallo
Jeno kembali, bagaimana kabar semua orang?

Semoga baik-baik saja ya

Selamat membaca

Warning Typo ❗❗

Haechan masuk kedalam kamar Jeno dengan rasa bersalah, jika ia tidak meminta Jeffry mencoba kopi buatan Jeno dan meminta pendapatnya pasti Jeno tetap baik-baik saja. Ia melihat anak itu tengah duduk di depan meja belajarnya. Tampaknya Jeno sangat sibuk dengan tugas sekolah, sampai tidak sadar dengan kedatangan Haechan.

"Maafkan aku." ucap Haechan pelan.

Jeno menghentikan kegiatannya, ia berbalik menatap Haechan yang tengah menundukkan kepalanya.

"Ini bukan salah mu, lagipula aku tidak sedih dengan yang papa katakan." ujar Jeno, tersenyum lebar. Membuat mata indahnya ikut tersenyum.

Haechan ikut tersenyum, ia mengelus pelan kepala adiknya. Senyum Jeno memang yang terbaik, siapapun yang melihatnya pasti akan ikut tersenyum.

"Senyum mu indah sekali." puji Haechan tulus.

"Em, mama selalu bilang seperti itu. Bahkan Mama ku selalu mengatakan jika senyum ku yang paling indah di dunia. Kau tau mata ku juga tersenyum saat aku tersenyum, dan mama sangat suka itu." cerita Jeno antusias.

Setiap ada orang yang memuji senyumannya, Jeno selalu antusias untuk membahas dan bercerita. Apalagi ia juga bisa menceritakan tentang ibunya yang selalu mengatakan jika ia memiliki senyum paling indah di dunia.

"Kau tau? Mama ku adalah wanita yang paling cantik, dia juga memiliki senyum yang sangat indah. Itu sebabnya aku memiliki senyum yang indah, dan lebih indah dari senyum milik mama." Haechan dengan senang hati mendengarkan cerita Jeno yang begitu antusias.

"Kau tau, saat aku ulangtahun, biasanya mama akan memberikan kejutan. Dia akan membuahkan aku susu dan memberikan ayam goreng yang sangat enak, dia juga akan menghabiskan waktu seharian bersama dengan ku. Dan seharian itu aku akan bermanja-manja pada mama." lagi-lagi Haechan tersenyum mendengar cerita dari adik tirinya.

Ini kali pertama jeno bercerita tanpa di minta, namun senyumnya luntur ketika teringat hidup Jeno selama ini. Ia bahkan tidak tau kapan Jeno ulangtahun, karena tidak ada yang merayakan.

"Kapan ulangtahun mu?" tanya Haechan penasaran.

" Tanggal 24 Juni." jawab Jeno

"Satu bulan lagi? Wah ayo rayakan ulangtahun mu." ajak Haechan

Jeno menggeleng, ia tidak bisa merayakan ulangtahun jika tidak dengan ibunya. Biasanya ia hanya melakukan permohonan di tengah malam. Karena sejak tinggal bersama Jeffry, ia tidak pernah lagi ingin merayakan ulangtahun.

"Kenapa?" tanya Haechan kecewa.

"Aku selalu merayakan ulangtahun bersama mama, jadi aku tidak bisa merayakan ulangtahun jika tidak ada mama. Maafkan aku, sudah mengecewakan mu." ucap Jeno tak enak hati.

Haechan kembali tersenyum dan mengelus kepala Jeno lagi. Ia tampak berpikir untuk melakukan sesuatu di hari ulangtahun Jeno nanti.

"Ayo pergi ke Belanda dane temui mama mu." ajak Haechan, setelah berpikir beberapa menit.

"Bagaimana caranya? Aku bahkan tidak di izinkan pergi dari rumah ini terlalu lama." kata jeno sedih.

"Akan ku pikirku caranya, yang terpenting sekarang. Kau harus selalu tersenyum dan memperlihatkan senyum ceria saat bersama ku. Janji pada ku ya." ujar Haechan lembut yang di angguki Jeno.

Pelukan Pertama Dan Terakhir Dari PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang