sembilan

589 81 21
                                    

Warning Typo ❗❗

Selamat membaca

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaaa

Dex sudah memutuskan untuk melancarkan rencananya untuk mencelakai Jeno. Meskipun hati kecilnya menolak, namun otaknya tak bisa menghentikan rencana yang sudah di rencanakan sejak lama.

"Evan, ambilkan racun yang kau siapkan." pinta Dex dingin.

"Ini tuan." Evan memberikan botol kecil berisi racun yang tidak terlalu mematikan pada Dex.

Meskipun tidak terlalu mematikan, namun racun itu bisa melumpuhkan orang dengan sangat perlahan. Biasanya orang yang meminum racun itu akan mengalami beberapa gejala demam tinggi dan muntah-muntah selama satu Minggu. Dan selanjutnya ia tidak akan bisa bergerak ataupun bicara, sampai akhirnya orang itu akan mati.

"Kau akan meracuni anak pertama Jeffrey terlebih dulu atau anak keduanya tuan?" tanya Evan

"Aku akan racuni anak keduanya lebih dulu, seperti rencana awal. Jika anak itu sudah meminum racun ini, aku akan sedikit melukai fisiknya di depan Haechan. Agar anak itu terus menemani adiknya dan kita bisa langsung membunuh anak itu." jelas Dex

"Tapi Jeno sudah memiliki Morgan, tidak mungkin jika kakaknya akan terus menemani anak itu. Karena dia tidak tinggal bersama Jeffry." ujar Evan

"Haechan sangat sayang pada Jeno, jika terjadi sesuatu pada Jeno. Aku yakin, dia akan menemani adiknya terus. Kita coba saja, jika gagal maka kita harus memberikan kode bahwa Jeno dalam bahaya." kata Dex dengan senyum miring.

Rencananya untuk menyakiti Jeno akan ia laksanakan lebih cepat. Karena jika semakin lama dekat dengan anak itu, maka ia tidak akan bisa menyakitinya.

"Aku pergi dulu, jangan lupa siapkan seseorang untuk menabrak Jeno setelah pulang kerja besok." ujar Dex

"Baik tuan."

Dexton memutuskan untuk pulang ke rumahnya, ia sudah di tunggu oleh seorang anak laki-laki tampan yang sudah lama tidak bertemu dengan dirinya.

"Kenapa lama sekali, apa Daddy lupa jika aku pulang hari ini?" ketus seorang lelaki muda sesuai dengan Jeno.

"Maaf, Daddy terlalu sibuk. Jadi lupa jika anak tampan ini pulang." ujar Dex seraya mengelus rambut coklat remaja itu pelan

Keduanya masuk ke dalam rumah, untuk melepaskan rindu satu sama lain. Ini pertemuan pertama mereka setelah tiga tahun lamanya, dimana Dex tidak bisa bertemu dengan laki-laki muda itu karena sibuk.

***

Pagi ini Jeno akan pergi ke sekolah bersama dengan Haechan dan juga Mark. Mereka menginap di rumah Jeffry selama dua hari dan menghabiskan waktu bersama Jeno.

"Ayo kita pergi bertiga saja, biarkan Morgan disini." ajak Haechan.

"Aku tidak bisa pergi tanpa Morgan, dia selalu menemaniku." tolak Jeno

"Aku mohon hari ini saja, lagipula besok kau akan di antar oleh Morgan lagi. Pagi ini terakhir kalinya aku dan kak Mark di sini." mohon Haechan.

Morgan mengerti keinginan Haechan, dia juga paham jika Jeno tidak mau merasa canggung jika l hanya pergi bertiga. Namun ia harus mengajari tuan mudanya untuk bisa terbuka dengan orang lain. Jika tidak melatih Jeno dekat dengan Haechan, maka anak itu akan sulit keluar rumah.

"Ehem, tuan muda. Aku akan pergi bersama tuan Jeffry, jadi kau pergi dengan tuan Haechan juga tuan Mark dulu untuk hari ini. Tuan Jeffry tidak bisa di bantah, kau tau itu kan?" ujar Morgan

Pelukan Pertama Dan Terakhir Dari PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang