enam

718 121 10
                                    

Hallo Jeno kembali

Udah lama gak up

Apa kabar?

Semoga kalian semua dalam keadaan baik-baik aja dan dalam lindungan tuhan yang maha esa

Selamat membaca semoga suka sama cerita Jeno ✨

Mohon maaf ya, ada typo bertebaran 🙏

   Setelah makan malam Jeno pergi ke ruang kerja Jeffry, ayahnya tidak pernah berbicara jika tidak ada hal penting. Dan pasti sekarang Jeno ingin tau apa yang akan ayahnya katakan, meskipun setiap kali berbicara dengan Jeffry tidak pernah ada hasil yang baik. Di dalam ruangan yang tidak terlalu terang itu, Jeno berdiri didepan meja kerja sang Ayah.

" Sebentar lagi kau akan lulus sekolah menengah atas, aku sudah mengurus sekolah mu di perguruan tinggi. Setelah hari kelulusan, kau akan langsung berangkat ke Inggris. Lanjutkan sekolah mu disana dengan baik " ujar Jeffry tanpa melihat pada sang putra

" Kenapa harus Inggris? " Tanya Jeno memberanikan diri

" Seluruh keluarga ku tidak ada yang menerima keberadaan mu, akan lebih baik jika kau tinggal jauh dari kami semua. Dan kau bisa melakukan apapun yang kau mau di sana, tanpa harus takut mendapatkan hukuman dari keluarga ku " penjelasan Jeffry sungguh membuat Jeno merasa dadanya sakit

   Sudah tiga tahun, dia masih tidak di anggap oleh keluarga sang Ayah. Bahkan mereka selalu berlaku kasar pada sosok pemuda tampan yang begitu baik itu. Tidak ada sedikitpun kasih sayang dan perhatian yang mereka berikan pada Jeno. Hanya Haechan yang mereka sayangi, satu-satunya anak dan cucu laki-laki yang begitu mereka sayangi.

" Aku selalu memohon agar di kembalikan pada Mama, kenapa kau ingin membuang ku ke negara yang sama sekali tidak ku ketahui seperti apa orang-orang dan lingkungan di sana? Kenapa kau dan keluarga mu selalu menyiksa ku seperti ini? Jika aku memang bukan anak yang di inginkan, kalian bisa kembalikan aku pada ibuku. Atau jika kau tidak mau aku bahagia bersama dengan ibuku bunuh aku, aku lelah harus terlihat baik-baik saja di depan kalian. Aku juga ingin seperti Haechan yang selalu Papa sayangi " Jeffry menatap kaget pada Jeno yang kini sudah berni mengutarakan isi hatinya, bahkan anak itu juga menatap langsung pada matanya.

   Matanya yang berkaca-kaca membuat Jeffry merasa dadanya sesak, sungguh ini kali pertama Jeno berani menatap matanya seperti itu. Dari mata indah putranya, ia bisa melihat ada begitu banyak rasa sakit yang di rasakan. Bahkan wajahnya yang penuh dengan lebam entah karena apa, Jeffry bisa melihat jika anak itu tidak baik-baik saja. Sudah dua kali ia melihat Jeno pulang dengan wajah penuh lebam dan tangannya terdapat plester. Tapi ia berusaha bersikap tak acuk.

" Keluar dari ruangan ku " usir Jeffry tanpa melihat Jeno yang sudah tidak bisa lagi membendung air matanya

   Sebenci itukah sang Ayah, bahkan disaat dirinya terlihat begitu membutuhkan pelukan dari orang tuanya sang Ayah tetap tidak mau melihat Jeno.

   Jeno memilih keluar dari ruangan Jeffry, wajahnya terangkat saat melihat sepasang kaki berdiri tepat di depannya. Tanpa pikir panjang, Jeno memeluk orang itu. Menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan orang itu.

" Aku benci dia, kenapa dia selalu ingin melihat ku menderita? Kenapa Papa tidak pernah bisa menjadi Ayah yang ku inginkan, Morgan? Dia selalu membenciku, tapi tidak mau memberikan ku pada Mama. Apa aku harus mati, agar dia menyayangiku? Apa aku harus lebih menderita lagi agar dia bisa sedikit saja memberikan perhatian padaku? " Isak Jeno dalam pelukan Morgan.

Pelukan Pertama Dan Terakhir Dari PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang