17

29 5 4
                                    

Hwayoung membuka laptop pinjaman Lee Hyeri. Ia juga memeriksa pesan dari Hyeri di ponselnya.

"Sudah terima laptop yang ku kirimkan padamu? Semua dokumennya ada di sana. Juga, rapatnya pukul 15.00. Datanglah pukul 14.00 agar kita bisa menyiapkannya."

Hwayoung  membuka file tentang Hyesung.

Dan. .
. .
. .

Nampaklah video seorang Jung Hyesung yang sedang berjalan dengan anggunnya.

Terlihat juga wajah cantik Hyesung yang mirip dengan wajah Hwayoung sekarang. Ia terpana melihatnya. 

Hwayoung mulai memperhatikan cara Hyesung berjalan. 

Ia juga memperhatikan penampilan Hyesung dari bawah ke atas, sepatu ungu yang dipakai Hyesung, Kalung yang menghiasi lehernya, cara menggenggam tangannya, juga mimik wajah saat ia tersenyum. Perfect seperti Queen.

Hwayoung melongo melihatnya. Ia bergumam sendiri.

"Kami mirip sekali. Kami seperti orang yang sama."

☘☘☘

Seokjin dikantornya sedang mengawasi di layar komputer bersama perawat lelakinya. 

"Kita awasi nekrosisnya dan tetapkan jadwal operasi berikutnya." kata Seokjin.

"Baiklah." Perawat lelaki menimpali. Kemudian perawat lelaki undur diri. 

Namun ia berbalik lagi dan mendekati Seokjin. 

"Omong-omong aku memutuskan bekerja disini karena anda. Orang lain berpikir mungkin karena uang, tapi bukan itu kenyataannya. Aku bilang pada mereka akan menjadi rekanmu. Aku sangat percaya diri dan..." ucapannya terputus. Pintu terbuka dan terdengar suara sepatu wanita.

Lee Hyeri memasuki ruangan Seokjin.

"Kita perlu bicara." katanya pada Seokjin.

Perawat pria tadi pun pamit keluar. 

"Dia ke sini lagi?" Seokjin bertanya.

"Tidak."

Seokjin pun berdiri,sambil berkata.

"Jikapun Iya, jangan temui dia. Aku akan menghubunginya dan bicara sendiri dengannya."

"Aku sudah bicara dengan ibumu dan dia bilang kau akan mengunjunginya." Timpal Hyeri mengalihkan pembicaraan. 

"Aku harus pergi." balas seokjin seraya melepas jas dokternya. 

"Kau akan memberitahunya?" Tanya Hyeri namun Seokjin hanya diam menatapnya. 

"Kau akan ceritakan sejauh apa?" tanya Hyeri lagi tak sabar. Seokjin masih belum menjawab. 

“Aku akan kembali." katanya kemudian sembari menepuk bahu Hyeri.

"Hati-hati. Bilang padanya aku merindukannya." 

Seokjin membuka pintu akan keluar ruangan. Dan menoleh untuk tersenyum pada Hyeri. 

Sepeninggal Seokjin, Hyeri mulai pusing sendiri. Ia mengusap pelipisnya seperti memikirkan sesuatu.

Hyeri teringat pertanyaan hwayoung.

"Bisakah aku ke galeri dengan memakai gaun seperti Jung Hyesung?."

Hyeri mulai mengetikan di ponselnya.

'Pegawai di sini tidak tau seperti apa wajahnya. Hanya dokter Nam yang mengetahuinya dan dia sibuk bekerja. Seokjin juga pergi.' Batinnya.

☘☘☘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In Sadness (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang