14

23 5 2
                                    


"Ayahku meninggal saat usiaku sepuluh tahun. Ibuku tidak bisa berhenti meratapinya. Dia setiap hari meminum alkohol. Suatu hari ibu pingsan dan kepalanya terluka. Setelah itu dia sulit mengingat." Hwayoung bercerita masa kecilnya.

"Kapan dia diagnosis menderita demensia?" Tanya seokjin.

"Saat aku kelas 10. Kondisinya semakin parah dan kami pindah lebih dari 20 kali. Aku lelah..Aku ingin melarikan diri. Karena itu aku menganggap pernikahan adalah jalan untuk melarikan diri. Aku ini pengecut terbesar di dunia. Sekarang aku mendapat hukumannya."
Langkah mereka terhenti.

"Terima kasih banyak untuk hari ini. Dia senang mendapat tamu. Selama ini ibu sendirian. Aku dan ibuku banyak berutang kepadamu."

"Mulai sekarang aku akan menemanimu mengunjungi ibumu. Kita sudah berjanji kepadanya bukan? Dan seperti yang kukatakan di mobil,kau harus pindah."

"Terima kasih banyak, tapi aku akan tetap di sini. Dari atap di sana aku bisa melihat kamar ibuku. Aku menyukai tempat ini. Karena aku bisa menyapanya sejauh apa pun aku mau. Aku benar-benar tidak apa-apa. Aku juga sudah punya pekerjaan. Sebentar lagi aku akan mendapat uang dan bisa membawa pulang ibuku. Kau benar-benar tidak perlu cemas lagi."

☘☘☘

Mobil merah hyeri tiba di depan kantor taehyung. Ia disambut anak buah taehyung,jimin.

"Nona hyeri..lewat sini."

Hyeri diantar masuk ke ruangan taehyung.

"Kau ingin bertemu denganku?" Tanya taehyung pada taehyung yang menatap keluar jendela.

Taehyung membalikkan badannya, dan dengan angkuhnya ia bertanya,.

"Kapan kubilang aku ingin bertemu denganmu? Aku ingin bertemu direktur Jung Hyesung, bukan kau. Kau tidak mengerti bahasa?"

"Jung Hyesung sedang sibuk menyiapkan pamerannya. Aku menangani urusan eksternal."

Taehyung melangkah mendekati hyeri.

"Pameran? Yang kudengar dia tak pandai melukis." Taehyung tersenyum sinis lalu mempersilakan Hyeri duduk.

"Aku tidak akan basa-basi. Aku ingin menjalin kerja sama dengan galeri seni HY. Pertama aku ingin membeli satu lukisan untuk dipajang di lobi. Aku ingin mendengar rekomendasi dari nona Jung. Soal harganya, terserah saja." Kata taehyung panjang lebar.

Hyeri diam menatap taehyung.

"Terima kasih,kami akan memilih beberapa lukisan dan mengirimkannya."

"Berarti kita sepakat bekerja sama. Tapi ada satu syarat, mulai sekarang aku ingin membicarakan bisnis secara langsung dengan nona Jung."

"Kurasa akan sulit. Seperti yang ku katakan tadi aku yang menangani urusan eksternal." Hyeri mencoba beralasan.

Taehyung kemudian memberi isyarat pada jimin untuk menyerahkan berkasnya pada hyeri.

"Apa ini?..pernyataan penawaran?"

Hyeri lalu membuka lembar demi lembar berkasnya.

"Tunggu sebentar, maksudmu pimpinan yang selama ini membeli lukisan kami adalah pimpinan Kim Cooperation?" Hyeri kembali bertanya heran.

"Aku sudah menyelidikinya dan ada banyak jumlah transaksi besar." Taehyung menyeringai.

"Kelihatannya mayoritas penjualanmu berasal dari kami. Apa tidak masalah kalau kubatalkan transaksi ini?"
.
.
.

Dalam perjalanan pulang Hyeri merasa tidak tenang di mobil. Ia terpikir oleh ucapan taehyung tadi.

"Apa?" Tanya seokjin langsung.

Love In Sadness (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang