Setelah mendapat kan izin, akhirnya sekarang Andra resmi menjadi Dokter Psikologi Raena.
Mereka akan berjumpa 3 kali seminggu sepulang sekolah, itu karena Andra juga memiliki kesibukan lainnya.
Mereka bertemu dengan waktu selama 2 jam, tak jarang pula mereka makan siang bersama.
"Raena? ini sudah pertemuan kita yang ketiga kalinya, masih belum mau cerita?" tanya Andra hati-hati.
Raena menatap Andra yang sangat berharap, namun beberapa saat kemudian ia menggeleng, ia belum siap, ia masih malu untuk menceritakan nya, apalagi ia bingung cara menjelaskan nya, dan bingung dari mana ia akan memulai nya.
"Ouh? it's okay Maybe you're not ready, tapi kamu tenang aja, saya akan tetap sabar nunggu sampai kamu mau buat cerita," ucap Andra tersenyum hangat.
"So kita belajar lagi ya," sambung Andra mengarah ke papan tulis, tempat ia memberi banyak ilmu Psikologi untuk Raena seorang.
"Nggak apa-apa kan kalau kita malah belajar lagi? atau kamu udah capek?" tanya Andra ragu.
"Nggak kok Pak, saya malah semangat banget," balas Raena cepat lalu tersenyum, ya tersenyum untuk pertama kalinya setelah hari terburuk itu.
Andra ikut tersenyum
"Okay, ini juga buat mengisi waktu aja, saya tau kamu nggak boleh di biarin sendiri terlalu lama, karena pasti pikiran buruk akan mengisi kepala kamu, right?" ujar Andra menatap Raena tepat di mata gadis itu.Raena terdiam, bagaimana ia tau?se-spesifik itu kah yang di tau oleh Dokter Psikologi?
Tak lama kemudian Raena mengangguk malu.
Andra terkekeh.
"Udah ah...kita lanjut lagi," lanjut Andra mengacak gemas rambut Raena.Andra membuat salah satu ruangan yang ada di sekolah itu, sebagai ruang khusus untuk tempat Raena konsultasi dengan nya.
Seniat itu memang.
Raena mengangguk lagi, ia mulai fokus mendengar penjelasan Andra, sesekali juga ia mencatat yang menurutnya sangat penting untuk kesembuhan nya.
Setelah melihat catatan nya, yang ia buat serapi mungkin, Raena tersenyum.
Akhir-akhir ini kesehatan nya semakin baik, ia tak pernah melamun lagi, belajar pun ia semakin fokus, nilai nya yang sebelumnya anjlok, kini mulai naik lagi, itu semua karena bimbingan Andra Pak guru magang nya itu, ia mudah memahami perkataan Andra, Andra menjelaskan nya dengan bahasa yang mudah di mengerti, atau memang karena bahasa mereka se-server.
Akhir-akhir ini juga orang tuanya banyak menghabiskan waktu untuk nya, kakak nya juga yang biasanya sering ada job sebagai model, tapi entah kenapa bisa selalu ada di sampingnya, mengajak nya berbelanja, menonton film di bioskop, marathon drama/series baik itu drama cina atau Korea atau series Indonesia yang akhir-akhir ini sangat bagus.
Loren juga semakin sering berkunjung ke rumah Raena, bertukar cerita, nge-fangirls bersama, membaca novel bersama, nobar bersama, kadang-kadang Riana juga ikutan nimbrung, banyak yang mereka lakukan bersama.
Semua mereka lakukan untuk pemulihan Raena, dan mereka melakukan itu bukan semata-mata untuk pemulihan Raena saja, tapi mereka melakukan itu tulus dari hati mereka, mereka ingin lebih perhatian dengan anak bungsu dan adik kesayangannya itu.
"Aku harap aku bisa lebih dekat dengan kebahagiaan"
-To Be Continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐚𝐢𝐧𝐟𝐮𝐥 𝐖𝐞𝐢𝐫𝐝𝐧𝐞𝐬𝐬 [SELESAI]
Teen FictionRaena yang dipertemukan dengan laki-laki yang sedang magang menjadi guru di sekolahnya. Laki-laki itu bernama Andra. Andra adalah penyelamat bagi Raena. Dan Raena adalah penyemangat bagi Andra. Kedua insan yang saling melengkapi, dan saling mengobat...