U

144 38 4
                                    

Part ini sedikit cringe atau bahkan semua bab cerita ini juga cringe.

Dengan langkah lesu nya, Andra berjalan ke arah kantor guru, saat memasuki nya ia berpapasan dengan teman magang nya.

"Dra? gimana nggak terjadi apa-apa kan?" Hana nama nya.

"Dugaan gue benar...tadi dia udah hampir bunuh diri, yang untung nya aja gue datang nya cepat," jelas Andra kepada teman magang sekaligus teman satu jurusan nya itu.

Dari antara 16 guru magang di sekolah itu, hanya mereka berdua lah yang berada di  jurusan Psikologi.

Tiba-tiba semua guru datang dari arah mereka.

"Nak Andra? ayo sini masuk, ceritain apa yang terjadi tadi," ujar salah satu guru yang mengumpul kan semua guru-guru tadi.

Hah? haruskah Andra menceritakan nya ke semua guru ini?

Andra berdehem.

"Eum...jadi gini Buk, saya sama temannya Raena itu niatnya mau ngecek langsung ke rumah Raena, Raena nya udah pulang atau enggak, karena saya ngeliat dari tatapan nya Raena kayak mau ngelakuin sesuatu yang buruk gitu, akhirnya kita berdua inisiatif mastiin langsung, nggak lupa juga kita lihat di pinggir-pinggir jalan, siapa tau Raena nya masih di jalan, dan sepanjang jalan kita nggak lihat Raena, jadi kita berdua akhirnya berharap kalau Raena udah sampai rumah, sampai dirumahnya, tiba-tiba tetangga Raena bilang kalau belum ada yang pulang tadi, kita berdua jadi bingung, kita kembali putar arah, saya tanya Loren, temannya Raena, kalau Raena biasanya pulang naik apa, terus dia jawab mereka jarang atau bisa dibilang masih satu dua kali naik angkutan umum, akhirnya kita berdua mutusin buat nanya sama pedagang yang di pinggir jalan, dan ternyata bapak itu juga lihat, dan sempat juga nanya tujuan Raena kemana, dan ternyata Raena jawab mau kerumah sakit, dan kita berdua jadi panik, kita putar balik lagi menuju ke rumah sakit yang di beritahu bapak pedagang tadi, saat saya lagi masih di parkiran, tiba-tiba Loren teriak terus nunjuk ke atas, kepala saya reflek ngeliat ke atas, saya benar-benar terkejut, di atas Raena udah diri di pembatas rooftop, kita berdua langsung lari masuk ke dalam rumah sakit itu, cari lift, dan sayang nya lift cuman sampai di lantai 7, padahal masih ada satu lantai lagi baru ke rooftop, tanpa pikir panjang kita berdua langsung naik pakai tangga ke lantai 8 lanjut ke rooftop.

Sampai di pintu rooftop, pintunya nggak bisa di dorong, akhirnya saya mutusin buat ngedobrak pintu itu, dan nggak terlalu susah karena Raena cuman nahan pintu nya pakai meja besar, setelah itu saya langsung lari narik tangan dia, di situ saya sangat lega... benar-benat lega..

Saya peduli sama Raena karena, selain dia murid saya dan saya guru dia, saya juga nggak mau kejadian 8 Tahun yang lalu terulang lagi di depan mata saya," jelas Andra panjang lebar, dengan senyuman miris di akhir nya.

Banyak guru yang tersenyum sendu dan mengangguk mendengar penjelasan Andra.

Rata-rata guru tau kejadian apa yang di maksud Andra, bagaimana tidak?tak mungkin mereka tak tau Masa lalu seorang anak dan cucu pemilik sekolah tempat mereka memiliki profesi.

—To Be Continue—

𝐏𝐚𝐢𝐧𝐟𝐮𝐥 𝐖𝐞𝐢𝐫𝐝𝐧𝐞𝐬𝐬 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang