"Nih uangnya."Capricorn memberikan uang pada Gebi sebagai bayaran karena sudah Membatunya. Gebi mengambil uangnya dan berterima kasih pada Capricorn.
"Ha?" Gebi kaget saat Capricorn menyentuh kepalanya lalu mengusapnya sambil tersenyum.
"Kerja bagus, Gebi." Senyumnya yang manis membuat Gebi tersipu malu.
Gebi tak menyangka orang yang ia tahu sangat dingin dan kejam justru melakukan hal yang manis kepadanya. Sejenak rasanya jantung gebi berdegup kencan.
Capricorn pergi sabil melambaikan tangan, "sampai jumpa lagi."
Gebi dengan sedikit ragu mengangkat tangannya membalas lambaian Capricorn, "sampai jumpa lagi."
Setelah Capricorn pergi, Gebi langsung menuju toko swalayan untuk membeli sake. Ia berencana untuk mabuk malam ini.
===
Gemini pov
Sebelumnya aku tak tahu harus memulai cerita panjang ini dari mana, namun ada hal-hal yang sangat berbekas dalam setiap detik kehidupanku.
Namaku Gemini, aku perempuan tunggal dari satu keluarga kecil.
Cerita ini akan aku mulai dari saat aku berumur 5 tahun, saat itu aku dan kedua orang tuaku tinggal di pinggiran kota.
"Ayah, liat Gemini bisa manjat pohon." Pinggiran kota itu sudah bercampur dengan pedesaan, jadi tak heran kalau banyak pepohonan dan kehidupan disini sedikit kuno.
Hidupku cukup baik, ayah dan ibuku harmonis dan tak ada yang terlalu menonjol dari keluargaku.
Ayahku pernah berkata "Gemini, saat nanti sudah dewasa jangan terlalu sering membuat kesalahan, atau sebaiknya jangan pernah melakukan kesalahan." Saat itu aku sedang tertidur di bawah pohon saat ayah sedang mengambilkan buah mangga untukku.
Tapi saat itu aku masih kecil, jangankan untuk berfikir bagaimana aku saat dewasa memikirkan diriku saja aku tidak bisa.
Ibu selalu bercerita tentang bagaimana menjadi anak yang baik, penurut dan bagaimana cara berbakti kepada orang tua. Ibu selalu mengingatkan ku untuk jangan pernah membenci ibu dan ayah.
"Tidak akan, aku kam sayang ibu dan ayah." Aku yang sangat menyayangi mereka tentu tak mungkin membencinya.
Saat aku berumur 7 tahun, barulah semua kejanggalan ini terasa oleh diriku.
Setiap hari sebelum tidur aku di pakaikan baju yang bagus, di beri susu untuk diminum sebelum tidur.
Saat pertama mencoba susunya aku memuntahkannya karena rasa susunya yang sedikit pahit, namun ibu bilang, "inikan susu sapi asli, jadi rasanya emang sedikit pahit, gak papa kok minum aja." Aku tak menaruh rasa curiga sedikit pun karena tak perlu di curigai.
Sebelum tidur ibu juga sering bercerita tentang kisah anak-anak yang baik kepada orang tuanya.
Setiap bangun tidur aku merasa diriku berkeringat dan kepalaku pusing. Aku mengira hanya pusing biasa dan akan hilang dengan sendirinya dan memang hilang namun hal itu terjadi setiap pagi. Karena sudah terbiasa rasanya hal itu sudah tak terlalu menggangguku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO WILL WIN [Zodiak Mafia]
Mystery / ThrillerPara mafia yang mengejar Mafia lainnya, di selidiki oleh para detektif, banyak korban yang berjatuhan, manakah mafia yang menang?