20. D-6

73 17 0
                                    

"Maafkan saya, saya terlambat." Ia menunduk meminta maaf atas keterlambatannya.

"Ck." Kapten berdecih lalu pergi. Sejujurnya ia kesal karna kenapa ia datang saat rapatnya telah selesai.

"Harusnya lu gak udah Dateng aja Yura, untung kapten lagi sibuk. Kalo gak abis lu." Ucap anak-anak yang lain.

"Iya juga ya." Ucap Yura mengiyakan. "Tapi guys, gue punya teori yang masuk akal tentang mayat-mayat laut kemarin. Ucap Yura kemudian.

"Apa?"

"Gue yakin kalau mayat-mayat itu di bunuh sama mafia." Yura sangat percaya diri mengatakannya, wajahnya sangat serius. Semua mata yang memandangnya tampak kaget dan melongo untuk beberapa saat.

"Hahahaha."

"HAHAHAHA."

"Kenapa?" Yura bingung dengan reaksi teman-temannya.

"Bagus bagus, lawak lu. Lucu lucu." Arya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Yura tentang mafia yang ia katakan.

"Gue serius bukan bercanda, Arya." Ucap Yura dengan serius meminta teman-temannya untuk percaya padanya.

"Hahaha." Bukannya percaya dan menanggapi dengan serius seluruh teman-temannya benar-benar menertawakannya.

"Kalian gak percaya?" Yura sekali lagi bertanya pada teman-temannya, wah ia tak menyangka bahwa teman-temannya tidak ada yang percaya. Padahal ia memikirkan teori-teori itu sampai tidak tidur semalaman.

"Tidak." Mereka menjawab dengan serentak serta menggeleng dan memandang Yura dengan pandangan kasian.

Seorang juniornya merangkul Yura dan berkata. "Senior, gue tahu kalo senior pasti hampir gila gegara mikirin kasus ini, tapi jangan gila beneran."

Yura menatapnya dengan tajam dan serius. Juniornya melepas rangkulan Yura dan menundukkan kepalanya. "Maafkan, senior." 

"Yura sebaiknya fokus untuk mencari asalan, pers akan segera datang." Arya menepuk pundak Yura pelan dan pergi.

"Pers? Alasan?" Yura berteriak kecil pada Arya yang sudah berlalu keluar pintu, Arya hanya melambaikan tangannya. Arya mendengar ucapan Yura namun ia membiarkan Yura berfikir sendiri.

====

"Hari ini hari kedua, jangan main-main." Cancer bicara untuk semua anggotanya namun ia menekankan kata 'main-main' hanya pada Virgo.

Virgo yang tahu kata-kata itu untuknya hanya bisa tersenyum masam dan menjawab dengan seadanya. "Ya."

"Baik, latihan hari ini menembak. Silahkan gunakan earphone kalian dan bidik dengan tepat. Hanya ada 5 peluru, kalian akan diberikan score untuk setiap tembakan yang tepat." Cancer menjelaskan prosedur dari latihan kedua.

"Apa yang terjadi dengan orang yang mendapatkan score tertinggi dan terendah?" Tanya Gemini penasaran.

"Sudah dipersiapkan, tunggu saja." Jawab asisten Cancer.

"Baiklah." Gemini memakai earphone nya dan mengambil pistol. Gemini sangat percaya diri dengan setiap peluru yang ia tembakkan.

Scorpio meski ia tak terlalu suka dengan pistol dan tembakan, karena senjata itu menyebabkan suara berisik dan kematian cepat. Ia benci itu. "Kenapa mainan gue turun jadi pistol-pistolan gini." Ucapnya namun ia menembaknya dengan cukup bagus. Dari 5 peluru yang diberikan Scorpio tepat sasar dengan 4 pelurunya.

WHO WILL WIN [Zodiak Mafia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang