14. Tidak Mati

104 23 0
                                    

Alasan utama aku memutuskan untuk mengurangi waktu tidurku adalah karena sejak saat itu aku selalu bermimpi buruk.

Satu-persatu orang yang sudah aku bunuh datang ke mimpiku membawa belati, pisau dan semua benda yang aku gunakan untuk membunuh mereka.

Aku mati berkali-kali, mati lalu hidup kembali, di bunuh lagi dan hidup untuk mati lagi.

Mereka membunuhku dengan cara yang sama seperti aku membunuh mereka. Mereka datang dari orang yang paling terakhirku bunuh.

Dan orang terakhir yang akan ku temui adalah...

"Ibu maafkan aku, maafkan aku." Ya itu adalah ibuku.

Percuma meminta maaf, walau hanya mimpi namun hal itu seperti nyata bagiku. Semua rasa sakit dan penderitaan yang aku rasakan. Apa ini penderitaan yang di sajikan oleh Aries sebagai balasan atas perbuatan ku.

BLAR

Api yang sama seperti yang aku pantik untuk membakar ibu. Aku di bakar sampai hangus dan di hidupkan kembali dari mimpi singgah ke neraka.

===

"Lu gak bosen apa kayak gini mulu? Ngomong kek." Pisces merungut malas namun masih melakukan pekerjaannya.

"Gue cape tahu gak? Gue mau dapet mangsa yang segar gak kayak lo udah mau mati gini."

Pisces memasang sarung tangannya, ia terus mengoceh sepanjang pekerjaannya. "Lo tahu gak gue itu biasanya berendam harus 5 jam. Kalo gak kulit-kulit mulus gue bisa berkerut luntur kan kecantikan gue."

Pisces membuka sekap mulutnya dan menunduk menyamai tinggi duduknya, menatapnya dengan pandangan kosong sedangkan yang ditatap malah tersenyum tipis.

"Bunuh aja gue, lo gak akan dapet apapun dari gue." Sergahnya membalas ucapan Pisces dengan cemooh.

"Dasar sialan."

Plak

Pisces menamparnya pipinya sudah kebal, lebih dari satu Minggu Pisces menyiksanya tidak ada lagi celah untuk membuatnya dapat bicara. Semua cara sudah dicobakan. Pisces sudah kehilangan akal, Pisces di batasi agar ia tidak mati namun sayangnya ia malah bertingkah se akan ia memilih untuk mati saja.

"Eh, lo tahu gak? Kalo bos gue itu bukan orang yang bakal lepasin lo gitu aja. Kalo gue gak dapet apapun hari ini, dia gak akan segan-segan bunuh lo saat itu juga." Pisces berusaha untuk membujuknya dengan cara menakut-nakuti.

"Hahahaha," dia tertawa tipis dan berkata, "emangnya apa yang berubah kalo gue bicara? Toh cepat lambat bicara ataupun enggak gue juga akan mati membusuk disini kan?"  Dia bicara benar, sedangkan Pisces sendiri saja belum tentu hidup lebih lama darinya.

"Kalau begitu bagaimana jika kita bekerja sama?" Suara itu bukan dari antara mereka berdua.

Itu Leo? Hati mereka sama-sama berkata demikian. Pisces yang mengingat kejadian tadi saja sudah di buat keringat dingin.

"Bagaimana kau setuju, Gemini?"

====

"Iya gue tahu, Sagitarius itu gak bisa minum obat tidur. Tapi ini beda, obat tidur itu yang biasa di kasih Aries. Haha." Virgo tertawa kecil namun wajahnya tidak terlihat sedang santai namun sangat menikmati jalannya perang tertutup ini.

"Gue itu udah menduga kalau Sagitarius lah yang terancam. Gue suruh orang buat nyamar jadi Sagitarius." Jelas Virgo.

"Terus mereka gak curiga gitu kenapa orangnya beda?" Tanya Scorpio bingung.

Virgo hanya diam membiarkan Scorpio berfikir sendiri. "Ah, mereka pasti gak tahu wajah Sagitarius itu kayak apa. Karna kita palsukan semua data pribadi." Jawab Scorpio atas pertanyaan nya sendiri setelah berfikir cukup lama.

"Gue gak nyangka lo bisa berfikir sejauh itu."

"Iya dong, Virgo gitu dong." Sombong Virgo sambil mengibaskan rambutnya ala-ala artis yang sedang di potret.

"Masih ada satu lagi yang masih jadi asumsi gue." Wajah senangnya langsung berubah serius saat Virgo mengucapkannya.

"Apa?"

"Kalau selanjutnya gue."

Scorpio kaget namun ia masih bersikap santai. Hal itu tidak menutup kemungkinan apa yang dikatakan oleh Virgo benar.

Dari yang sudah terjadi mereka dapat menyimpulkan bahwa mereka memiliki aspek kriteria untuk memilih korban. "Kita harus serba hati-hati dalam melakukan apapun, kita gak tahu siapa yang di intai saat ini." Ucap Scorpio. 

"Gue setuju."

Disisi lain Pisces sedang berhadapan langsung dengan Leo. Bukan dirinya namun sanderanya yang sedang di hadapkan dua pilihan oleh Leo.

"Jika kamu mau bekerja sama dengan saya, saya akan berikan fasilitas untuk kamu memulai pekerjaan mu." Tawar Leo. Leo tentu memikirkan dengan matang agar dia mau untuk bekerja sama dengan dirinya.

"Gak, gak mungkin kalian pasti bakal bunuh gue kalau urusan kalian udah selesai." Bantahnya, menyindir Leo tentunya.

"Kamu belum tahu siapa saya, tapi saya sangat tahu orang seperti kamu seperti apa. Wajar kamu menolak tawaran saya. Tapi ingat dan pikirkan baik-baik untuk apa kamu diam disini, kamu akan saya berikan sayap kebebasan untuk keluar dari sini dan pikirkan resiko jika kamu masih mempertahankan pendirian mu dan setia terhadap mereka." Leo masih meyakinkannya untuk bisa bergabung dengan dirinya.

"Saya tidak akan rugi sedikitpun jika tidak mengikuti anda, saya tidak akan kehilangan apapun jika saya tidak bekerja sama dengan anda." Dia mulai kesal dan muak dengan tawaran dan bujukan dari Leo.

Leo mengeluarkan sebuah foto dan memperlihatkan padanya, "lihat, siapa mereka?" Wajahnya terlihat sangat kesal dan dendam. "Ada dendam yang belum terlaksana, kamu duduk disini menanti maut sedangkan mereka hidup dengan nyaman setelah menerima hukuman singkat." Leo terus memancing dan membakar api dendam di hatinya.

"Saya berikan pisau, silahkan kamu hukum mereka seperti yang kamu mau."

====

Hari ini adalah jadwal perkumpulan semua anggota setiap bulannya. Mereka sudah kekurangan anggota inti sebanyak dua orang. Hal itu menjadi ancaman yang cukup besar untuk mereka.

"Gue doang nih yang dateng duluan. Emang pada sialan tu anak." Cancer mengeluarkan ponselnya dan menelfon Virgo dan Scorpio untuk berangkat lebih cepat.

Tak berselang lama dua orang yang sedari tadi di tunggu akhirnya datang. Mereka datang secara bersamaan walau menggunakan mobil dan arah yang berbeda.

"Lu ngikutin gua ya?" Tanya Virgo dengan nada yang lumayan tinggi pada Scorpio yang juga baru keluar dari mobilnya.

"Nego banget jadi orang, lu kira gue ngikutin lu dari mana? Orang gue dari sana lu dari sono." Jawab Scorpio sambil menunjuk arahnya datang dan arah Virgo datang.

"Bisa aja kan lu modus." Ledek Virgo sambil berjalan masuk kedalam.

"Udah jangan berantem, ketemu kayak kucing sama tikus mulu, heran gue." Cancer yang kesal dan menengahi mereka berdua.

"Iya sungkem Tuan Cancer yang budiman, saya minta rokoknya dong." Kata Virgo sambil menadahkan tangannya di depan Cancer yang tengah mengeluarkan rokoknya.

"Nih miskin." Cancer memberikan satu batang rokoknya pada Virgo yang sudah menanti pemberiannya.

"Selamat siang."

Saat mereka tengah bercanda seseorang datang dari belakang mereka.

"Gemini?"

====

Seperti biasa jangan lupa vote dan komen 

WHO WILL WIN [Zodiak Mafia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang