06. Cooking together

8 3 0
                                    

Gitar digenjreng, menggema diantara sepinya ruang tamu. Nada yang ditimbulkan gesekan jari yang bertubrukan pada senar gitar sangatlah terasa familiar ditelinga Aurel tetapi Aurel lupa lagu apa ini. Daripada memikirkan judul lagunya, Aurel lebih memilih memandang wajah Bryan dengan tangan menyangga dagu.

"Kutuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu."

Bait pertama pembuka lagu terucap dari bibir Bryan. Ah, Aurel tahu lagu ini. Tapi mengapa? Mengapa Bryan memilih lagu ini dari sekian banyaknya lagu yang ada?

Aurel tersenyum, ternyata ada untungnya berkata tidak tahu saat ditanya mau request lagu apa.

"Tentang apa yang membuat ku mudah berikan hatiku padamu.

Takkan habis sejuta lagu ...
untuk menceritakan cantikmu.

Kan teramat panjang puisi, tuk menyuratkan cinta ini.

Telah habis sudah ... cinta ini.

Tak lagi tersisa ... untuk dunia.

Karna 'tlah ku habiskan ...
sisa cintaku hanya untukmu."

Seakan terhanyut, bibir Aurel ikut bernyanyi tanpa melepas pandang pada lelaki yang telah menelusup masuk kehatinya tanpa diberi sebuah kunci. Pipinya memanas membuat rona pipi bak tersapu kuas blush on. Salahkah jika Aurel salting saat dinyanyikan lagu romansa oleh lelaki yang dicintainya?

Kenapa lo yanyiian lagu ini buat gue, Bryan? Lo benar-benar lelaki yang nggak bisa dengan gampang gue tebak.

"Aku pernah berpikir tentang hidupku tanpa ada dirimu.

Dapatkah lebih indah dari, yang ku jalani sampai kini.

Aku selalu bermimpi tentang indah hari tua bersamamu.

Tetap cantik rambut panjangmu, meskipun nanti tak hitam lagi.

Bila habis sudah waktu ini, tak lagi berpijak pada dunia.

Telah aku habiskan sisa hidupku hanya untukmu."

Merasa diperhatikan, Bryan mendongakkan kepalanya. Kedua manik mata itu bertubrukan tapi hanya seperkian detik karena Bryan langsung memejamkan matanya. Seakan sudah hapal letak kunci not pada gitarnya. Bryan kembali bernyanyi, semakin menghayati setiap bait lagunya membuat pipi Aurel semakin memanas.

"Dan tlah habis sudah ... cinta ini, tak lagi tersisa untuk dunia.

Karna 'tlah ku habiskan sisa cintaku hanya untukmu."

"Untukmu ... " Mata Bryan terbuka, manik mata itu kembali bertubrukan. Bryan tersenyum sebelum lanjut ke lirik selanjutnya. "Hidup dan matiku."

Bryan kembali fokus pada senar gitarnya. Tak kuasa melihat pipi Aurel yang hampir menyamai tomat matang.

"Bila musim berganti, sampai waktu terhenti.

Walau dunia membenci, ku kan tetap disini.

Bila habis sudah waktu ini ... tak lagi tersisa pada dunia.

Telah aku habiskan sisa hidupku hanya untukmu."

"Karna 'tlah ku habiskan, sisa cintaku hanya untukmu." Bait terakhir, lirik terakhir. Aurel dan Bryan bernyanyi bersama.

Selesai, Bryan melemaskan otot ototnya dengan merenggangkan tangannya. Sedang Aurel menunduk agar rona pipinya tak diketahui Bryan. Aurel tak ingin mendengar tawa Bryan yang mungkin terkesan menggoda atau mengejek.

Don't Worry, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang