16. First day

6 1 0
                                    

Hari pertama camping, seluruh murid SMA Trisakti bebas untuk melakukan aktivitas apapun. Karena walaupun acara camping ini hanya untuk 'refreshing' namun pembina yang bertanggung jawab mengadakan beberapa kegiatan, makannya dibagi kelompok, yaitu untuk mengerjakan aktivitas itu.

Aurel sangat menantikan kegiatan apa yang akan ia dan kelompoknya lakukan, belum ada pemberitahuan sama sekali.

"Kira-kira besok kita harus ngapain, ya?" tanya Adel, gadis itu terlentang sembari menatap ke atas.

"Gue harap nggak terlalu menyiksa, masa iya habis ujian harus di kasih ujian yang sangat menyiksa." Freya mencibir, awas saja jika terlalu sulit untuknya, gadis itu ikut baring di samping Aurel.

Aurel bangkit, membuat Freya berdecak. Freya baru saja merebahkan tubuhnya, teman di sampingnya malah terbangun begitu saja.

"Nggak papa, seru tau!" celetuk Aurel yang langsung dihadiahi lemparan bantal dari Freya.

"Seru sih seru, tapi kan kita lagi lepas penat."

"Kali ini gue setuju sama Freya."

Aurel menarik tangan Freya dan Adel, menyuruh kedua temannya ikut bangun bersama dengannya. "Dengerin, kalau cuma camping gini tanpa kegiatan sama sekali malah monoton tau! Pembinanya pasti nggak akan bikin kita kesusahan kok, yakin gue. Camping gini kalau nggak ada tantangan nggak seru."

"Tantangan sih tantangan, tapi jangan terlalu ekstrim lah." Adel protes, mencebik lalu menyelimuti seluruh tubuh Aurel hingga gadis itu terkurung di dalamnya.

Freya malah tertawa melihat Aurel yang berusaha keluar dari dalam selimut yang Adel kendalikan. Tanpa berniat ingin membantu sama sekali, malah merapatkan selimut yang ada di sisinya.

"Lagian kok lo bisa seyakin itu kalau kegiatan besok nggak bakalan susah?" ujar Freya.

Aurel tampak berpikir, ia juga tidak yakin sebenarnya. Tapi, ia hanya ingin menenangkan temannya saja. Aurel tahu, Freya dan Adel sangat tidak suka dengan 'keribetan.' Berbeda dengannya, Aurel sangat menantikan apapun kegiatan yang akan diselenggarakan oleh pembina. Karena gadis itu sangat suka tantangan!

Makannya dia mengejar cintanya kepada Bryan, sangat menantang bukan?

"Lo kenal sama pembinanya emang?" tanya Adel sanksi.

"Eh? Emang kalian nggak tau?"

"Ya makannya gue tanya, Aurel!"

"Sama, sih, gue juga nggak tau."

Untuk yang kedua kalinya Aurel dikurung oleh selimut karena ulah temannya. Gadis itu menendang-nendang dan berteriak menyuruh kedua temannya membuka selimut yang menutupi dirinya. Namun, Freya dan Adel malah tertawa terbahak-bahak.

"Oi! Ciwi-ciwi, mari keluar. Kita main, jangan teriak-teriak, udah malem loh!" pekik Reyhan di luar tenda.

Refleks ketiganya mematung, tak mampu bergerak setelah mendengar kata terakhir Reyhan.

Reyhan malah cekikikan sendiri di luar tenda karena mendengar teriakan Aurel terhenti, tak berselang lama ketiga gadis itu malah semakin berteriak dan keluar dari tenda dengan terburu-buru.

"REYHAN! JANGAN NAKUT-NAKUTIN!"

"TAU! GUE JADIIN SATE TAU RASA LO!"

Pekikan Adel dan Aurel bersahutan kala ketiga gadis itu keluar dari tenda, Reyhan langsung berhenti tertawa.

"Buset, serem amat dijadiin sate." Reyhan mundur dua langkah, "Neng Freya kenapa nggak teriak?"

"Nggak ada tenaga," sahut Freya asal.

Don't Worry, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang