08. a gift

7 2 0
                                    

Weekend kali ini Aurel, Freya dan Adel berencana ingin keluar. Healing bahasa gaulnya.

Freya dan Adel berangkat bersama ke rumah Aurel, agar berangkat bersama ke tempat yang akan dituju ketiganya.

Aurel sedang bersiap, membuka lemari bajunya lebar-lebar mencari baju yang pas dengan tema go for a walk kali ini. Menatap satu persatu bajunya, mata Aurel tertuju pada blouse berlengan panjang warna biru langit. Akhirnya Aurel memilih baju itu, berjalan ke lemari sebelahnya, Aurel mengambil jeans pendek berwarna sepandan dengan atasan yang diambil.

Ponsel Aurel berdering, pesan masuk dari Adel berisi pesan:

Rel, kita otw ya. Harus udah siap!

Aurel tertawa membacanya, biasanya juga dia telat tidak apa. Karena jika Aurel telat, paling akan disogok oleh camilan-camilan yang ada dikamarnya, sehabis itu baru mereka diam dan melupakan perihal Aure yang telat.

Ah, ngomong-ngomong pesan, Aurel teringat jika dia tidak memiliki nomor ponsel Bryan.

Sudah Aurel putuskan, besok akan memintanya langsung kepada orangnya!

Selesai berpakaian, Aurel sedikit memoles wajahnya dengan make up, menata rambutnya agar sedikit lebih curly.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dari luar, Aurel sedikit terperanjat kaget, refleks memegang dadanya.

"Masuk rumah orang tuh salam, ngagetin aja!" cetus Aurel kepada Freya dan Adel yang sedang nyengir diambang pintu kamarnya.

"Salah sendiri ngelamun," balas Freya.

"Ya kan kalo ngetuk dulu nggak bakalan kaget, Fre."

Adel mengabaikan mereka, ia berjalan menuju kasur Aurel, mendudukkan dirinya sembari mengambil nafas panjang. "Cape banget," ujarnya.

"Apaan kok udah cape aja, belum juga berangkat," protes Aurel, gadis itu sudah selesai dengan urusannya, yaitu menata rambut.

Kemudian berbalik badan menatap Freya yang sedang duduk disofa dan Adel yang duduk dikasur.

"Salah sendiri rumahnya gede, kan cape jalannya."

"Kenapa nggak tunggu di bawah?"

"Buru ih keburu siang, yuk!" ujar Freya penuh antusias.

Mata Adel menelisik sekitar, mencari sosok mungil nan lucu serta berbulu lebat. Tak menemukannya, Adel bertanya pada yang punya. "Daniel mana?"

"Nggak boleh! Keluar-keluar!"

"Mau Daniel! Aurel mana Daniel?"

"Pergi, ah, yuk!" ajak Freya menegaskan karena ... jika tidak begitu, perdebatan keduanya akan terus berlanjut dan acara go for a walk tidak akan terjadi.

•••

Suasana Mall hari ini sangat ramai, selain hari libur juga banyak diskon yang membuat pengunjung semakin bersemangat berbelanja.

Aurel, Freya dan Adel setibanya di sini langsung ke tempat makan. Karena lelah terus berdebat dan mengobrol, ditambah lagi mereka langsung berangkat dari rumah Aurel yang biasanya kadang suka ngemil dulu tapi tadi tidak.

"Sumpah, kaya udah lama nggak jalan-jalan kaya gini," ujar Adel seraya mengunyah makanannya.

"Biasanya dirumah Aurel, sih," sahut Freya.

"Lagian kan gue males juga sih ke Mall kaya gini, enakan dirumah, adem." Aurel menyahut lalu memakan Pizza yang dipesan tadi.

"Kali-kali healing itu perlu, biar nggak suntuk dirumah terus," lontar Freya yang ada benarnya juga.

Don't Worry, I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang